Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Kamis, 16 Januari 2014

Kota Layak Huni

Kamis, Januari 16, 2014 By Unknown No comments

Oleh : Apriyan D Rakhmat


[ArtikelKeren] OPINI - Kini, semakin banyak deretan kota di Tanah Air yang semakin tidak nyaman untuk dihuni. Mengapa? Karena berbagai permasalahan sosial, ekonomi, budaya, politik dan lingkungan yang menderanya.

Warga kota sudah semakin gerah dan merana. Udara semakin panas, banjir kian kerap melanda, kemacetan lalu lintas, tumpukan sampah, defisit infrastruktur, gangguan keamanan, tingkat kriminalitas yang semakin bertambah, minimnya layanan kesehatan, sukarnya akses pendidikan dan ketesediaan lapangan pekerjaan.

Tingginya tingkat pengangguran dan kemiskinan adalah masalah lainnya, yang semakin mengimpit warga kota.

Tak jarang permasalahan yang dihadapi suatu kota berakumulasi satu dengan yang lainnya, sehingga semakin kompleks dan rumit.

Warga semakin stres, mudah tersinggung, lekas marah dan sebagian lagi putus asa (sikap yang tercela dalam agama) yang direfleksikan dengan semakin meningkatnya gejala bunuh diri dan pembunuhan.

Dalam konteks ini kohesi sosial sudah mengalami tingkat erosi yang makin dalam.

Setiap kota memiliki permasalahan masing-masing. Walaupun jika diperhatikan, permasalahan umum yang mendera kota-kota besar di Tanah Air hampir serupa, dengan kadar yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Permasalahan yang dihadapi Kota Jakarta adalah cerminan kondisi yang dialami kota-kota besar di Tanah Air, baik permasalahan lingkungan (banjir), ekonomi, sosial, budaya maupun politik.

Pembangunan ekonomi kota yang pesat, yang tidak diiringi dengan penyediaan infrastruktur memadai, lapangan pekerjaan mencukupi, dan pelayanan kepada warga kota, yang kemudian menimbulkan akumulasi dan kompleksitas permasalahan.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, telah diperkenalkan istilah kota layak huni (livable city), yang menggambarkan kota yang dapat untuk memberikan kepuasan kepada warga kota dari berbagai aspek kehidupan; ekonomi,sosial, budaya dan lingkungan.

Suatu kota yang dapat memberikan jaminan kualitas hidup bagi warganya. Mungkin kota seperti ini yang digambarkan oleh Howard (1850-1920) dengan istilah Garden City yang dia lontarkan ketika itu.

Apakah kota layak huni sebagaimana yang diutarakan di atas dapat untuk diwujudkan di alam nyata?

Apakah ia hanya sekedar utopia dan impian yang ingin dicapai? Dan apa kriteria dan persyaratan yang harus diperlengkapi agar masuk dalam kategori kota seperti ini? Apakah kota yang ada di Tanah Air ada yang bisa dikategorikan kelompok kota layak huni?

Bukan Sekadar Utopia

Kota layak huni adalah istilah yang belum begitu dikenal di Tanah Air. Istilah ini dipopulerkan oleh Economist Intelligent Units (IEU) untuk menggambarkan kota-kota di dunia yang memiliki kualitas hidup tinggi sehingga menjadi kota yang layak untuk menjadi tempat tinggal manusia pada abad modern masa kini, ditinjau dari berbagai aspek kehidupan.

Sejatinya, kota layak huni adalah penjabaran lebih jauh dari konsep kota berkelanjutan (sustainable city) yang sudah lebih awal dikenali.

Karena pada intinya, kota berkelanjutan adalah kota yang memiliki keseimbangan dan keharmonisan antara dimensi ekonomi,sosial dan ekologi. Kota yang demikian, jelas merupakan kota yang layak huni.

Semenjak hampir satu dekade terakhir EIU merilis pemeringkatan kota layak huni di dunia setiap tahunnya, berdasarkan lima kriteria utama, yaitu; stabilitas, layanan kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta infrastruktur.

Untuk tahun 2013, Melbourne, Australia terpilih sebagai kota paling layak huni di dunia (the most liveable city in the world), menyingkarkan 139 kota lainnya yang dilakukan survei oleh EIU.

Menariknya, tiga kota lainnya di Australia, yaitu Sidney, Perth dan Adelaide masuk dalam kategori 10 besar kota layak huni dunia.

Hasil pemeringkatan yang dilakukan EIU Liveability menunjukkan bahwa Melbourne mencapai nilai sempurna dalam aspek infrastruktur, pendidikan dan layanan kesehatan.

Infrastruktur Melbourne terbangun dan terjalin dengan sempurna di setiap sudut kota. Investasi berkelanjutan dalam infrastruktur menjadi catatan penting dalam membawa Melbourne berada para posisi teratas peringkat kota layak huni tahun 2013, yang sekaligus menggeser Kota Vancouver, Kanada, yang selama hampir satu dekade berada dalam peringkat teratas.

Selama ini, Melbourne terkenal sebagai kota yang memiliki kualitas hidup tinggi, dengan keragaman budaya, kesenian terkemuka, pusat kuliner dunia, serta tempat perbelanjaan dan hiburan terbaik di Australia.

Selain itu Melbourne juga dilengkapi dengan restoran, kafe dan toko-toko ritel yang melayani atau menjual makanan halal.

Pengunjung yang beragama Islam dapat dengan mudah mendapatkan makanan dan minuman halal yang banyak terdapat di Sidney Road, Brunwick, dan di hampir seluruh penjuru kota.

Melbourne juga kerap menjadi tuan rumah berbagai acara kebudayaan dan olahraga bergengsi di dunia, yang secara konsisten berada di peringkat teratas sebagai salah satu Ultimate Sporting Cities dalam Sport Business Awards.

Dengan kondisi yang demikian, rasanya tidak keliru hasil kajian EUI liveability menempatkan Melbourne sebagai kota teratas untuk tempat tinggal masa kini, dengan pencapaian nilai hampir sempurna (97,5).

Posisi berikutnya secara berturut-turut adalah; Vienna (Austria), Vancouver (Kanada), Toronto (Kanada), Calgary (Kanada), Adelaide (Australia), Sydney (Australia), Helsinki (Finlandia), Perth (Australia), dan Aucland (Selandia Baru).

London dan New York, walaupun termasuk dalam peringkat tertinggi di dalam hierarki kota global dunia; sebagai pusat pelayanan keuangan, infrastruktur dan teknologi, namun terdepak dari 10 besar kota layak huni, karena nilai minus dari aspek kriminalitas dan terorisme.

Demikian juga Damaskus, Suriah yang tercampak ke dalam urutan kota yang paling tidak layak huni karena tiadanya rasa keamanan akibat perang.

Begitu juga yang dialami kota Teheran, Irak dan Tripoli, Libya yang berada dalam urutan terbawah kota layak huni.

Jakarta, walaupun termasuk kota yang favorit untuk investasi properti di Asia dan dunia, namun karena permasalahan infrsatruktur, banjir, kemacetan lalu lintas, pencemaran lingkungan dan keamanan, sehingga Jakarta tidak masuk dalam kategori 60 besar kota layak huni.

Namun begitu, juga ada kabar gembira dari Tanah Air, bahwa Ubud, Bali masuk dalam kategori 10 besar kota yang paling bersahabat di dunia.

Lalu, untuk Kota Pekanbaru kategori apa yang layak untuk disematkan pada dirinya? Mau tahu jawabannya; kota paling ber(t/k)uah di dunia. Wallahu a’lam.***(ak27)



Apriyan D Rakhmat
Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik UIR


http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN