Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Sabtu, 28 Desember 2013

Riau 2014 dan Mindset “Ban Depan”

Sabtu, Desember 28, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Mansyur HS


[ArtikelKeren] OPINI - Orang yang beruntung adalah hari ini lebih baik dari hari kemarin. Begitu Islam berprinsip. Tiada cara lebih baik merespon peralihan tahun kecuali dua hal, merefleksi apa yang telah kita lakukan dan merencanakan agenda ke depan. Bicara tentang ke depan, dalam istilah kekinian kita sering diperdengarkan istilah outlook.

Ada banyak sudut pandang menarik yang dapat kita gali. Outlook menurut sumber Oxford Dictionary mempunyai maksud a habitual or characteristic mental attitude that determines how you will interpret and respond to situations, yang kira-kira berkaca pada kesiapan mental sebagai penentu dalam merespon keadaan. Mungkin ibarat jembatan yang menghantarkan langkah kita.

Bagi pemerintahan, sikap seperti ini idealnya diperlukan. Apalagi, dalam outlook tak semata bicara angka-angka statistik, prediksi dan prospek. Namun lebih mengedepankan kesiapan variabel-variabel psikologis, semisal mind set, mentality dan expectation. Disadari atau tidak, inilah penentu perbaikan dan perubahan.

Kewalahan
Melihat gejala umum dan khusus, nasional dan lokal Provinsi Riau. Tren ekonomi yang positif hanya akan bernilai maksimal bila dibekali dengan perencanaan yang baik. Terlebih Riau, yang di mata sejumlah pengamat menjadi salah satu magnet berinvestasi, yang salah satunya disebabkan situasi politik yang relatif nyaman dari gejolak.

Walau berbagai dimensi terjadi dinamisasi luar biasa, akan tetapi berkaca pada kondisi belakangan, sayangnya belum dibarengi kesiapan di sisi pemerintahan. Bahkan, bisa dibilang kewalahan mengikuti dinamisasi dan mobilitas di tengah masyarakat. Fenomena emerging force lapisan ekonomi menengah, yang berdampak terhadap makin besarnya ketersediaan barang dan jasa adalah pelajaran penting. Belum lagi bicara pemenuhan keperluan pokok, energi, dan lainnya yang solusinya melulu impor.

Oleh karenanya, harus ada perubahan mindset dan mentality. Karena situasi ini hanya membuat ragam potensi yang dipaparkan tadi tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal dan membuat keuntungan itu sebatas kakaguman. Adapun perubahan yang dikehendaki, saya tertarik mengetengahkan analogi Dahlan Iskan di salah satu artikel Manufacturing Hope-nya. Mengacu pada pengalamannya saat masih di PLN, Dahlan pernah canangkan motto "Jangan mau jadi ban belakang, nanti cepat gundul. Karena terus mikir bagaimana cara bisa mengejar ban depan". Perumpaan ini mengandung kekuatan penyemangat merespon kewalahan pemerintah tadi. Dengan mengubah paradigma (mindset) ke yang lebih baik tentunya. Berpikir ala "ban depan".

Kepemimpinan

Dan salah satu faktor yang diyakini tepat menentukan bagaimana mindset dan mentality “ban depan” tersebut bisa bekerja dengan baik, dominan terletak pada kepemimpinan. Alhamdulillah, kita telah melangsungkan pemilihan pemimpin untuk periode lima tahun ke depan dengan aman dan lancar. Kepada Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, besar harapan masyarakat. Bagaimana menahkodai entitas provinsi ini dengan segala potensi di dalamnya.

Apalagi keberadaan sosok berpengalaman Annas Maamun. Menarik ditunggu gebrakan yang akan ditempuh ke depannya. Bekal-bekal berupa capaian prestisius, di antaranya penghargaan terbaik ketiga bidang pekerjaan umum (Binamarga) yang diberikan Kementerian Pekerjaan Umum saat memimpin Rokan Hilir, diharapkan dapat dipertahankan. Sebab bisa jadi satu dari sekian banyak modal berharga membangun kepercayaan diri masyarakat Riau.

Berdayakan Budaya

Selain membentuk mental positif lewat dukungan infrastruktur, kepercayaan diri menatap ke depan juga ditentukan bagaimana modal sosial yang dimiliki provinsi ini dapat selalu dikelola dan dijaga, supaya dapat sejalan dengan pembangunan. Budaya dan adat sebagai pattern penyamaan visi dan ikatan dalam tatanan masyarakat, merupakan sumber terpenting dalam masyarakat kontemporer.

Pandangan ini sejalan dengan analisis yang mengemuka melalui kajian Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengomentari pertumbuhan perekonomian nasional. Dari hasil kajian tersebut mewanti-wanti bahwa capaian tersebut hanya berada di atas pondasi yang rapuh apabila tidak dibekali modal sosial.

Maka, tak semestinya modal sosial, yang berwujud nilai-nilai yang terbentuk secara tradisionalistik dan melembaga dalam norma dan adat istiadat, dipandang sebagai produk ketinggalan zaman. Justru perubahan zaman membuat perannya semakin vital. Pondasi yang membantu agar capaian pembangunan menjadi lebih realistis dan seirama dengan cita rasa masyarakat; juga frame pemerintahan membaca keperluan masyarakatnya.

Di samping itu, modal sosial membentuk expectation publik terhadap citra kepemimpinan positif. Sehingga, merekatkan hubungan emosional dan pengertian antar kedua pihak. Karena sebagaimana kata bijak, pemimpin kuat bisa jadi lemah apabila tanpa dukungan orang-orang yang dipimpinnya. Sebaliknya pemimpin yang lemah bisa menjadi kuat bila didukung orang yang dipimpinnya.***(ak27)



Mansyur HS
Anggota DPRD Provinsi Riau



0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN