Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Jumat, 01 November 2013

Salat, Kewajiban dan Keperluan

Jumat, November 01, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Yusuf Rahman


[ArtikelKeren] OPINI - Sepuluh penyebab kematian di Indonesia dewasa ini adalah penyakit jantung koroner, tuberkulosis, kelainan pembuluh darah, pneumonia, kelahiran bayi, kecelakaan lalulintas, diabetus melitus, hipertensi dan diare.

Sementara itu Organisasi Kesehatan Sedunia (World Health Organization – WHO ) memprediksi bahwa pada 2025 depresi merupakan penyebab kematian nomor dua sesudah penyakit jantung.

Depresi bisa diartikan suatu kondisi yang terdiri dari campuran perasaan tak menyenangkan entah itu sedih, kecewa, trauma yang mendalam.

Gejala depresi muncul secara bertahap selama beberapa hari atau minggu. Penderita biasanya menarik diri dari lingkungan, susah makan dan tidur, gelisah, banyak bicara yang tidak karuan.

Bahkan banyak penderita yang merasa tak berdaya dan putus asa sehingga berpikir untuk bunuh diri. Mengapa gejala itu terjadi?

Seperti diketahui, manusia baik laki-laki atau perempuan, baik orang kaya atau orang miskin, orang muda, orang dewasa maupun orang lanjut usia senantiasa dihadang masalah. ”Life is problem and no life without problem,” kata orang bijak, yang artinya “hidup adalah masalah dan tidak ada hidup tanpa masalah”.

Seorang anak muda yang baru tamat kuliah menemui kesulitan mendapatkan pekerjaan dan ketika akhirnya pekerjaan itu diperolehnya ternyata tidak sesuai dengan keinginannya dan lokasinya jauh dari tempat kediaman orangtuanya.

Seorang petani yang siap panen tiba-tiba sawahnya diserang hama tikus dan ia rugi besar. Seorang pedagang kaki lima omsetnya menurun gara-gara tempatnya berdagang digusur pemerintah dan di tempat yang baru sepi pembeli. Mereka sudah tentu kecewa.

Seribu satu kasus dapat disebut dengan seribu satu masalah pula. Itulah hidup.

Orang Arab mengatakan al-hayatu jihadun yang artinya “hidup itu perjuangan” yaitu berjuang (baca: berusaha keras) melawan masalah yang dihadapi.

Ada yang berhasil bila masalahnya ringan dan secara kejiwaan ia hanya menderita stres. Akan tetapi menghadapi masalah berat orang bisa jadi depresor (menderita depresi) dan melakukan perbuatan tak lazim.

Diinformasikan seorang pengusaha kaya yang bangkrut di Amerika Serikat menembak isteri dan anak-anaknya lalu menembak dirinya sendiri. Seorang pengusaha serupa di Jerman menabrakkan dirinya pada kereta api yang lagi melaju.

Di Indonesia, diberitakan seorang suami yang sering bertengkar dengan isterinya berniat bunuh diri dengan lebih dulu memanjat sebuah menara.

Hanya karena ia masih mau mendengarkan suara orang banyak di bawah menara itu ia mengurungkan niatnya. Pelbagai kasus sudah tentu dapat diutarakan pembaca berdasarkan informasi yang didengar dari orang lain

Penderita depresi sebaiknya memeriksakan diri kepada dokter, tetapi tak jarang terdapat orang yang mencoba ‘mengobati’ sendiri penyakit kejiwaan itu dengan menenggak minuman keras atau lari ke narkoba. Kondisinya malah semakin parah.

Solusi Islami
Bahwa manusia didera masalah diisyaratkan Tuhan dalam ayat yang terjemahannya seperti berikut: “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan memberinya rezki yang tak terduga” (al-Thalaq 2-3). Tuhan dalam ayat itu berbicara tentang jalan keluar (Arab: makhraj , Inggris: way out).

Jadi adanya masalah dalam kehidupan manusia itu adalah sesuatu yang fithri, begitulah adanya. Akan tetapi Tuhan memberi petunjuk agar pemecahan masalah itu dilakukan lewat takwa.

Konsep yang tak henti-hentinya dikumandangkan para mubaligh ini mengandung pengertian ‘mematuhi perintah Allah dan menjauhi laranga-Nya’. Perintah dan larangan itu tergantung jenis masalah yang dihadapi.

Dalam hal kasus suami-isteri tadi, takwa mengajarkan agar mereka membentuk perkawinan yang harmonis yang biasa disebut penuh rahmah, sakinah dan mawaddah.

Ini tercipta bila keduanya hidup dengan selalu mawas diri dan melepaskan egoisme masing-masing. Ketika takwa tidak diamalkan, maka pertengkaran tak terhindarkan.

Pertengkaran itu sesungguhnya masih bisa dihindari bila ajaran agama yang menganjurkan keduanya melakukan konsultasi dengan orang yang mereka hormati atau lembaga resmi yang dibentuk untuk memberi nasehat perkawinan dilakukan. Boleh jadi ini tidak mereka lakukan dan Tuhan tidak bersama mereka lagi.

Dalam kehidupan manusia terdapat banyak masalah dengan banyak solusi pula. Yang penting jangan lupakan takwa karena dengan bertakwa, Allah berjanji akan memberi solusi sebagaimana ditegaskan dalam ayat tadi.

Judul tulisan ini terfokus pada salat. Akan kita lihat bahwa ibadah itu selain wajib hukumnya, juga membantu kita dalam menghadapi masalah.

Diturunkan dua terjemahan ayat Alquran tentang salat itu. “Hai orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (al-Baqarah 153).

Meminta tolong kepada orang lain adalah manusiawi akan tetapi alangkah baiknya bila kita meminta pertolongan kapada Yang Maha Penolong , yaitu Allah itu sendiri.

Selain dituntut minta tolong kepada-Nya melalui salat, kita dituntut pula bersikap sabar. Istilah sabar mencakup dua sisi, yaitu tabah menghadapi kesulitan pada satu sisi dan berusaha keluar dari kesulitan itu pada sisi lain.

Maka orang sabar bukanlah orang yang bersikap pasif, yang pasrah saja menghadapi kesulitan yang melilitnya.

Sebaliknya, orang sabar itu dinamis dan kreatif untuk mencari jalan keluar dari kesulitan. Bila Tuhan menegaskan bahwa Dia bersama dengan orang-orang sabar, maka yang dimaksudkan adalah mereka dengan kualifikasi seperti diutarakan tadi.

Selanjutnya, depresi berawal dari hati yang tidak tenteram. Bisa karena kecewa berat, kesedihan yang mendalam dan sebagainya. Di bagian akhir sebuah ayat Tuhan menegaskan “Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati akan tenteram (al- Ra’d 30).

Mufassir al-Qasimi menafsirkan ‘mengingat Allah’ itu adalah melakukan salat dan membaca Alquran. Jadi, ketika hati tidak tenteram dan kita bisa menderita depresi, lakukanlah salat secara khusyuk dan sesudah itu bacalah ayat-ayat dari Kitab Suci. Insya Allah kita terhindar dari penyakit mematikan itu karena kita berdialog dengan Yang Maha Penolong itu.

Jelaslah, sesuai judul tulisan ini, salat bagi kita bukan hanya kewajiban religius belaka tetapi sekaligus keperluan juga. Siapa yang tidak perlu sehat?***



Yusuf Rahman
Pensiun PNS


Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN