Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Kamis, 07 November 2013

Membangkitkan Semangat Kepahlawanan

Kamis, November 07, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Muhammad Dong


[ArtikelKeren] OPINI - Semangat kepahlawanan selalu didengung-dengungkan oleh para elite di negeri ini, terutama pada Bulan November. Momentum 10 November memang selalu menarik untuk diperingati sebagai wujud rasa nasionalisme yang kini sudah mulai memudar.

Semangat anti penjajahan merupakan ruh dari perjuangan rakyat Indonesia baik saat memperjuangkan kemerdekaan hingga masa kini.

Tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang mau dijajah. Ibarat ungkapan; “cacing saja diinjak menggeliat, apalagi manusia yang diberi anugerah akal dan hati, pasti melakukan perlawanan”.

Apa yang membuat para pejuang itu rela mengorbankan nyawa? Bung Karno menjawab, “Mereka (pejuang) rela mati karena sebuah ide.” Ide itu, kata Bung Karno, adalah negara nasional Indonesia, yang sudah diproklamasikan sejak 17 Agustus 1945.

Ide-ide luhur dan agung selalu menjadi lokomotif sejarah. Hanya ide lah yang membuat orang rela berkorban, rela masuk penjara, rela dibuang, rela menaiki tiang gantungan, dan rela mati.

Dan, bagi pejuang kemerdekaan, ide itu adalah Indonesia merdeka. Dan Indonesia merdeka ini hanya jalan untuk memerdekakan seluruh rakyat.

Bung Karno sendiri sering gembar-gembor, kemerdekaan Indonesia itu hanyalah jembatan emas untuk menyempurnakan masyarakat. ‘’Di seberang jembatan emas itu,’’ ujar Bung Karno, kita akan menyelenggarakan masyarakat adil dan sempurna, yang di dalamnya tidak ada lagi penghisapan dan penindasan.

Bung Karno pernah berpesan, “Selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita belum selesai.” Artinya, selama masih ada rakyat kita yang tertindas, ide yang diperjuangkan oleh para pahlawan belumlah tercapai. Dengan demikian, mewarisi semangat kepahlawanan berarti melanjutkan memperjuangkan sebuah ide.

Sudahkah ide merdeka itu tercapai? Ya, kata-kata “merdeka” masih terus bergaung, tetapi merdeka sebagai sebuah ide sekaligus cita-cita makin tergerus. Mayoritas rakyat kita masih terperangkap dalam kemiskinan.

Banyak rakyat kita yang masih terbelenggu kebodohan akibat biaya pendidikan yang makin mahal. Juga tak sedikit rakyat yang menjerit-jerit karena tak sanggup mengakses kesehatan.

Banyak yang beranggapan, zaman sekarang sudah berbeda dengan zaman revolusi kemerdekaan dulu. Zaman memang terus berkembang.

Namun, satu hal yang patut dicatat, bahwa perjuangan tentang ide masa depan masyarakat yang lebih baik masih terus berlangsung.

Dengan demikian, makna kepahlawanan pun berkembang. Kepahlawanan tidak bisa dimaknai sempit, yakni mereka yang terlibat dalam perang kemerdekaan.

Kepahlawanan harus dimaknai sebagai mereka yang memperjuangkan ide-ide tentang masyarakat yang lebih baik.

Pahlawan masa kini adalah orang-orang yang berjuang bukan saja untuk dirinya, tetapi demi kebaikan masyarakat.

Dengan demikian, orang bisa menjalankan tugas kepahlawanan di lapangan manapun ia bekerja atau bidang profesinya.

Asalkan, dalam lapangan pekerjaannya itu, ia bekerja bukan saja untuk dirinya, tetapi juga untuk orang banyak.

Orang bisa melakukan tugas kepahlawanan di manapun ia berada.

Tak sedikit orang yang gugur di luar medan peperangan. Di antara mereka adalah aktivis buruh yang berjuang untuk relasi ekonomi yang lebih baik; kaum tani yang menentang keserakahan tuan tanah dan pemodal; mahasiswa yang memperjuangkan demokrasi dan masa depan rakyatnya; perempuan yang membela hak-hak kaumnya; masyarakat adat yang mempertahankan komunitasnya.

Kini bangsa Indonesia telah menjadi bangsa yang banyak jumlah penduduknya, memiliki luas wilayah yang terbesar di Asia Tenggara, namun cita-cita pendiri bangsa yang tercantum dalam konstitusi masih belum tercapai. Kita masih melihat fenomena kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan masih meliputi bangsa Indonesia.

Kekayaan alam yang kita miliki, masih belum menjadi berkah bagi semua anak bangsa. Perilaku korupsi menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai.

Di masa kini, kita perlu mengkontekstualisasi makna kepahlawanan. Model perlawanan fisik seperti yang dilakukan di masa merebut kemerdekaan sudah tidak relevan lagi.

Tantangan bangsa hari ini semakin berat, mengingat globalisasi yang hadir hari ini perlahan tapi pasti telah merupakan semangat gotong royong anak bangsa menuju ke arah semangat individualisme.

Cita-cita besar bangsa ini untuk ikut serta dalam upaya membangun tata dunia yang adil dan beradab harus berhadapan dengan fakta semakin terpolarisasinya kekuatan dunia, di mana kutub yang satu berbenturan dengan kutub lainnya.

Jika kita tidak bisa berpikir jernih, maka bukan tidak mungkin bangsa ini akan kembali ke masa penjajahan gaya baru.

Optimisme menjadi bangsa yang dihormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan harus diimbangi dengan berbagai praktik nyata, bukan sekadar jargon atau mimpi di siang bolong.

Hari ini kita memerlukan semangat kepahlawanan yang diliputi semangat pengabdian dan pengorbanan demi terwujudnya bangsa yang mandiri dan sejahtera.

Kita harus berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang sampai saat ini masih bersabar hidup dalam situasi yang sederhana. Tentunya kesabaran rakyat ini harus dibalas dengan perilaku para elite negeri ini yang bisa menjadi contoh bagi anak bangsa lainnya.

Semangat kepahlawanan itu harus mewujud dalam program-program yang diarahkan kepada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“… hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya, dapat menjadi bangsa yang besar….” Itulah semangat kepahlawanan yang digaungkan oleh Bung Karno.

Dalam menumbuhkan semangat nilai-nilai kepahlawanan, kita sebagai penerus bangsa harus mengingat jasa perjuangan pahlawan sehingga kita bisa merasakan kejayaan bangsa Indonesia saat ini.

Kita harus menumbuhkan nilai-nilai positif untuk mengisi Hari Kepahlawanan ini dengan bertindak kreatif, dinamis, dan memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan masyarakat dan ukhuwah dalam arti melakukan hal-hal positif.***



Muhammad Dong
Dosen Fakultas Pertanian Unisi

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN