Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Kamis, 05 September 2013

Menang Tak Sombong, Kalah Bermarwah

Kamis, September 05, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Machasin



Menang Tak Sombong, Kalah Bermarwah
[ArtikelKeren] OPINI - Kemarin, 4 September 2013, Provinsi Riau menggelar pesta demokrasi memilih calon gubernur melalui proses pemilihan langsung.

Semua kandidat yang merupakan putra terbaik Riau, menawarkan gagasan baru untuk mengubah Provinsi Riau ke arah yang lebih baik.

Berbagai program telah mereka sosialisasikan melalui kampanye, debat kandidat maupun melalui promosi media massa. Gagasan yang ditawarkan semuanya pro rakyat, dan semua kandidat telah berupaya maksimal untuk menjual program kepada masyarakat guna merebut hati rakyat.

Semua daya upaya telah mereka lakukan, namun ada hukum alam yang kita kenal dengan ungkapan “manusia hanya berusaha dan Tuhan yang akan menentukan”.

Dalam kondisi tersebut, seberapa keras usaha yang kita lakukan apapun hasilnya kita seharusnya pasrah dan berserah karena di balik kekalahan atau kemenangan ada hukum alam yang luar biasa indah di balik semua hasil yang didapat. Karena itu janganlah ajang Pemilukada dijadikan sebagai pertikaian politik yang berujung pada kemurkaan duniawi.

Untuk mendapatkan sesuatu ada proses, ada pengorbanan yang diberikan, ada kerja keras, ada keringat yang harus dikucurkan. Tanpa kerja keras hidup akan sia-sia, tanpa bertindak hidup tak akan jadi apa-apa.

Menagih Janji
Kemarin sore rakyat sudah bisa mendapatkan informasi perkiraan sementara di beberapa TPS siapa calon yang menang, dan masyarakat pun akan menagih janji yang telah diikrarkan pada saat kampanye sosialisasi program kerja.

Pengalaman dan trauma masyarakat pada masa lalu banyak kandidat calon kepala daerah yang obral janji akan memperhatikan nasib wong cilik.

Namun setelah terpilih, ternyata janji-janji yang diobral hanyalah sebagai lipstik saja. Rakyat merasa telah dibohongi oleh pemimpinnya sendiri. Akibatnya masyarakat menjadi apatis menyikapi proses Pemilukada.

Mungkin ini sebagai penyebab banyaknya masyarakat yang Golput —walaupun belum diketahui berapa yang Golput—, yakni tidak peduli dan tidak mau mengambil sikap dalam demokrasi di negeri ini.

Sebenarnya rakyat tidak berharap terlalu banyak, di mana rakyat hanya memerlukan sembako murah , kemudahan mendapatkan pekerjaan, pendidikan dan kesehatan terjangkau.

Faktanya seorang yang telah terpilih dan duduk di singgasana kekuasaan, ternyata ia hanya sibuk menumpuk mimpi syahwat duniawi, seolah dunia rakyat yang telah mendukungnya ditinggal begitu saja.

Mereka lupa dengan janji yang telah diikrarkannya pada saat kampanye. Berjanji memang mudah, tetapi janji adalah hal yang harus benar-benar ditepati.

Sekali diucapkan dan kemudian dilaksanakan, janji akan meningkatkan kepercayaan. Hasil akhirnya masyarakat akan terus memberikan dukungan.

Penjatahan jabatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan janji-janji politik praktis dari seseorang yang akan mencalonkan diri sebagai bupati/wali kota, gubernur, termasuk juga sebagai wakil rakyat.

Mereka yang berhasil dan menang meraih dukungan rakyat, akan ditagih janjinya oleh konstituennya. Ia harus membayar janji sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dan spiritualnya.

Apa yang telah ia ucapkan pada saat kampanye sebagai janji harus dibayar, dimana kata dan perbuatan harus seirama. bukan sekadar goyang lidah dan selip lidah; asal bicara yang tidak disandarkan pada visi kebangsaan.

Mengapa seorang pejabat begitu mudah mengobral janji, setelah obralannya laku dibeli masyarakat lalu ia pura-pura lupa.

Ada semacam pembenaran bahwa janji politik tidak sama dengan janji dalam bisnis utang piutang, maka jadilah ia sebagai penguasa yang berkuasa.

Barang siapa yang dekat dengannya, maka ia akan menikmati limpahan kekuasaan, namun barang siapa berseberangan dengannya maka ia akan disikat habis bila perlu dibinasakan.

Substansi Pemilukada sejatinya adalah proses penyerahan mandat dari rakyat kepada pemimpin. Saat mandat diserahkan, saat itulah rakyat memberikan kepercayaan penuh.

Namun saat pemimpin yang dimandati mengingkari maka rakyat berhak menuntut, menagih janji dan bila perlu menurunkan untuk pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kalau substansi seperti ini bisa dilakukan, tak perlu adanya politik uang.

Namun jika motivasi mereka menjadi kepala daerah hanya ingin hidupnya enak, bahkan kalau bisa malah enak-enakan; maka sebenarnya negeri kita sudah berada di ambang kehancuran.

Pemimpin Sejati
Mari kita sikapi dengan pemikiran yang jernih, bahwa jabatan itu harus diletakkan di tangan, bukan di hati. Jika diletakkkan di tangan, sewaktu-waktu jabatan tersebut harus dilepaskan, maka tidaklah menimbulkan banyak masalah. Namun jika diletakkkan dihati, sangat berat untuk melepaskannya.

Seolah jabatan sudah menjadi miliknya, sehingga terus berusaha dengan berbagai cara untuk tetap mempertahankan tahta kekuasaannya.

Di sini diperlukan kedewasaan sikap serta tauladan para pemimpin agar selalu peduli dan komit terhadap kepentingan yang lebih besar.

Pemimpin sejati tercermin dari sikapnya yang selalu menunjukkan kerendahan hati menghadapi orang lain, ia selalu memberikan pencerahan, membuat hidup orang lain menjadi bersemangat dan selalu memberikan jalan keluar. Ia bersikap santun dan bijaksana dan selalu menunjukkan niat baik, serta mampu membela kepentingan orang banyak.

Yang lebih utama lagi adalah membela orang miskin, membela kepentingan orang tertindas, orang terlemah, orang ter-PHK atau pengangguran.

Sebagai pemimpin sejati ia selalu berada di depan dan memberi contoh kepada anggotanya, dan sesekali juga di belakang mengikuti orang lain atau mendengarkan orang lain tentang harapan mereka terhadap pemimpinnya.

Ia tidak pernah menggunakan kekuasaan untuk mengamankan kepentingan dirinya. Ia bertindak bagaikan air, mengalir kemana pun, dan berguna bagi siapapun, sehingga orang lain mengikutinya dengan sukarela.

Pertanyaannya, mengapa pemimpin sejati sangat sulit kita temukan di negeri kita ini? Kalau mencari pemimpin yang pintar, cerdas dan berpengalaman relatif mudah, namun mencari pemimpin sejati sungguh sangat langka adanya.

Lihat saja berapa banyak pemimpin di negeri ini yang dipilih melalui mekanisme Pemilu sebagai pilihan rakyat, namun setelah terpilih menjadi pemimpin ternyata tidak amanah dan cenderung menindas rakyat.

Apakah rakyat telah salah memilih pemimpin? Entahlah, yang pasti rakyat memerlukan pemimpin sejati yang bisa membela, melindungi dan mengayomi mereka.

Karakteristik pemimpin sejati di antaranya: Pertama, mereka memiliki kesadaran bahwa keberhasilan sejati bukanlah kerja satu orang, melainkan kerja banyak orang.

Oleh karena itu sukses seorang pemimpin sangat ditentukan oleh para pengikutnya sebagai suatu tim yang solid. Kedua, pemimpin sejati selalu bersikap tidak menyakiti atau merugikan orang lain. Ia akan mengayomi seluruh anggotanya.

Sehingga mereka akan merasa aman, nyaman, dan bebas dari rasa khawatir, bebas dari rasa curiga, dan mereka senantiasa gembira untuk berkarya.

Ketiga, ia tidak berpikir menang kalah. Karena jika menang kalah, akan menemui tembok halangan, seolah-olah selalu ada musuh yang harus dikalahkan. Fakta yang teramati setelah Pemilu usai akan muncul isu siapa mendukung siapa, dan hasil akhirnya terjadi saling jegal menjegal jabatan.

Mari sama-sama kita merenung arti sebuah kehidupan, hidup itu hanyalah sementara. Untuk itu berbuatlah yang terbaik dan bermanfaat bagi kemaslahatan orang banyak.

Yang Menang dan yang Kalah
Dalam kehidupan sebenarnya semua berjalan dengan keseimbangan, di mana setiap permainan selalu ada yang menang dan ada yang kalah. Demikian juga dalam Pemilukada ada yang menang dan ada yang gagal.

Pemaknaan terhadap konsep berpasangan yang penuh keseimbangan seharusnya membuat kita selalu mampu mengendalikan diri.

Saat ketika kita sedang berada dalam kesedihan, yakinlah bahwa suatu saat kita akan menikmati rasa kebahagiaan dan kegembiraan. Berbicara soal menang kalah dalam Pemilukada, kita semua harus legowo menerima dengan ikhlas tentang berlakunya hukum alam.

Kita harus menyikapi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan budaya, yang menang tanpa merendahkan.

Artinya, mari kita bangun sikap ksatria, kemenangan sebenarnya bukannya bangga berlebihan, tetapi justru rasa mengayomi yang kalah sehingga membuat permainan yang sehat dan lebih menentramkan hati.

Lihat saja dalam pertandingan olahraga tingkat dunia, katakan bulutangkis, seusai pertandingan dua kompetitor yang sebelumnya sangat seru bertanding, selalu bersalaman.

Mereka berjabat tangan yang menang men-support yang kalah, sebaliknya yang kalah pun memberikan selamat. Tak jarang mereka beradu dan bersaing sangat ketat di lapangan dan akhirnya menjadi kawan sangat baik di luar lapangan.

Di sini berlaku konsep yang menang tanpa merendahkan, yang menjadi kekuatan perekat dan memberikan kebaikan serta keberkahan bagi semua yang menjalaninya.

Dengan kondisi tersebut, pihak yang menang tak akan terjatuh dalam lubang kesombongan, sedangkan yang kalahpun tidak akan terpuruk dalam kesedihan yang mendalam.

Menang tanpa merendahkan atau kalah tanpa merasa rendah menjadi sebuah bagian keseimbangan yang menjaga langkah dalam kehidupan.

Predikat kalah dan menang hanyalah sebuah sebutan, yang jauh lebih penting adalah proses bagaimana kita harus berjuang, bekerja, mengeluarkan segenap tenaga dan kekuatan untuk terus berkarya penuh dengan makna.

Jangan buta dengan kedudukan dan jabatan, sebab mereka yang di atas setiap saat bisa turun ke bawah, dan sebaliknya mereka yang berada di bawah bisa pula mencapai puncak kejayaan.

Karena itu jadilah pemimpin yang mengayomi dan bukannya menunjukkan kekuasaan dan terjebak pula oleh kesombongan diri. Bentangkan dan terjemahkan konsep pembangunan yang telah disusun menuju masyarakat madani.***


Machasin, Dosen Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Unri

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN