Oleh : Supriyadi
[ArtikelKeren] OPINI - Membaca opini yang ditulis oleh Saudara Yuli Isnadi di harian pagi Riau Pos, Senin 26 Agustus 2013 lalu dengan judul “Impian Besar Dahlan Iskan”, dimana dalam opininya tersebut, Saudara Yuli Isnadi menyebutkan bahwa kepopuleran Dahlan Iskan disebabkan antara lain oleh prestasi yang begitu menggembirakan ketika ia menjadi Direktur Utama PLN atau ketika menjabat Menteri BUMN sekarangan Ini.
Cerita nyata kesuksesan Dahlan Iskan tersebut, membuat Saudara Yuli Isnadi berkesimpulan bahwa Dahlan Iskan pantas didaulat menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
Bahkan di akhir tulisannya tersebut harapan penulis pada opini itu menginginkan Dahlan Iskan bisa memenangkan konvensi Partai Demokrat yang akan dilaksanakan, sebagai langkah awal menuju pencapresan.
Tidak ada yang salah dalam tulisan Yuli Isnadi tersebut. Namun menurut hemat penulis ada yang kurang lengkap dari pengamatan Yuli Isnadi terhadap kepopuleran Dahlan Iskan yang hanya menyebut prestasi dan kinerja Dahlan Iskan saja, sebagai pendongkak kepopuleran nama Dahlan Iskan tersebut.
Beberapa hal yang luput dari pengamatan Saudara Yuli Isnadi mengenai kepopuleran nama Dahlan Iskan tersebut adalah bahwa dalam opininya Yuli Isnadi tidak mencantumkan perjuangan dan gaya kepemimpinan Dahlan Iskan.
Publik tentunya tahu bahwa perjuangan Dahlan Iskan hingga sampai ke level sekarang ini, tidaknya diraih dengan mudah. Untuk mencapai ke level seperti sekarang ini Dahlan Iskan sudah mengalami pasang surutnya kehidupan dan karib dengan kemiskinan.
Selain karena hanya seorang anak petani dan tukang kayu yang sering membantu orangtuanya membajak, menanam padi hingga memanennya, seorang Dahlan Iskan juga tidak ada titisan darah politik keturunan yang sering menjadi acuan calon pemimpin negeri ini.
Selain itu, cerita Dahlan Iskan di bangku pendidikan dengan berbagai kekurangan fasilitas yang dimilikinya, serta cerita perjuangannya ketika menjadi wartawan yang sering berpindah-pindah kontrakan dan juga perjuangannya melawan penyakit hepatitis yang pernah diderita Dahlan Iskan membuat publik merasa semakin dekat dengan sosok Dahlan Iskan.
Perasaan kedekatan ini bukan disebabkan oleh kedekatan fisik sebagaian besar rakyat Indonesia kepada sosok Dahlan Iskan, namun lebih dikarenakan karena cerita Dahlan Iskan yang karib dengan kemiskinan adalah jalan cerita yang masih mempunyai kesamaan dengan pengalaman rakyat ini. Hal inilah yang menjadikan Dahlan Iskan ada di ingatan sebagian besar rakyat Indonesia.
Gaya kepemimpinan Dahlan Iskan juga bisa menjadi faktor penentu kepopuleran nama yang digadang-gadang sebagai calon presiden negeri ini.
Gaya kepemimpinan yang spontan, cepat tanggap adalah gaya yang sebenarnya dirindukaan rakyat ini. Tipe kepemimpinan seperti ini adalah tipe kepemimpinan yang bukan hanya dituntun oleh pikirannya belaka namun juga didasari oleh instuisinya. Perilaku memimpin yang cepat namun juga santai ini juga bisa terbaca dari cara berpakaian seorang Dahlan Iskan dalam melakukan aktivitas ataupun kegiatan kedinasan sehari-hari.
Dahlan Iskan yang suka jalan kaki, naik taksi, ojek, kereta api dan juga tidak memakai mobil dinas ketika bertugas semakin membuat publik meresa yakin terhadap figur seperti seorang Dahlan Iskan.
Terlepas dari politik pencitraan yang kemungkinan ada pada sosok Dahlan Iskan dan itu sah-sah saja secara politik.
Selain perjuangan dan gaya kepemimpinan Dahlan Iskan yang mulai dilirik banyak kalangan akhir-akhir ini, peran media juga membuat namanya mencuat.
Media yang membuat Dahlan Iskan populer bukan saja media televisi, surat kabar atupun majalah saja namun juga banyak sekali buku-buku yang tersebar di toko-toko buku yang ditulis oleh beberapa pengarang yang menceritakan tentang biografi, sejarah hidup dan lika-liku kehidupan Dahlan Iskan.
Sikap keterbukaan yang begitu cair sebagai salah satu corak kepemimpinan Dahlan Iskan juga memantik simpati terutama pada generasi muda, khususnya generasi yang sering disebut oleh para ahli yaitu generasi “Y”.
Generasi ini adalah generasi yang lahir antara tahun 1977 hingga 1997. Generasi ini adalah tipe generasi yang memiliki ciri-ciri terbuka, dinamis, smart dan fleksibel.
Tipe dan sikap kepemimpinan Dahlan Iskan yang juga hampir sama dengan tipe-tipe yang dimiliki generasi Y dan jumlahnya puluhan juta di seluruh Indonesia adalah potensi yang bisa memberikan pembeda pada hasil Pemilu Presiden 2014.
Terlepas dari menang atau kalahnya Dahlan Iskan pada konvensi Partai Demokrat yang akan datang, penulis berharap Dahlan Iskan akan mempunyai semangat untuk maju terus menjadi calon presiden republik ini di tahun 2014 nanti.
Dengan munculnya Dahlan Iskan sebagai calon presiden tahun depan, publik akan mempunyai banyak pilihan.
Terlebih seandainya Joko Widodo, Mahfud MD dan tokoh-tokoh lain yang terbilang bersih, telah teruji dan dipercaya publik bisa ikut bertarung dalam pemilihan presiden tepublik ini tahun depan, maka hal ini bisa membuka sejarah dan lembaran baru dalam peta demokrasi dan politik Indonesia. Semoga Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.***
Supriyadi, Alumnus Magister Studi Kebijakan UGM, juga PNS di BKKBN Riau
Cerita nyata kesuksesan Dahlan Iskan tersebut, membuat Saudara Yuli Isnadi berkesimpulan bahwa Dahlan Iskan pantas didaulat menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
Bahkan di akhir tulisannya tersebut harapan penulis pada opini itu menginginkan Dahlan Iskan bisa memenangkan konvensi Partai Demokrat yang akan dilaksanakan, sebagai langkah awal menuju pencapresan.
Tidak ada yang salah dalam tulisan Yuli Isnadi tersebut. Namun menurut hemat penulis ada yang kurang lengkap dari pengamatan Yuli Isnadi terhadap kepopuleran Dahlan Iskan yang hanya menyebut prestasi dan kinerja Dahlan Iskan saja, sebagai pendongkak kepopuleran nama Dahlan Iskan tersebut.
Beberapa hal yang luput dari pengamatan Saudara Yuli Isnadi mengenai kepopuleran nama Dahlan Iskan tersebut adalah bahwa dalam opininya Yuli Isnadi tidak mencantumkan perjuangan dan gaya kepemimpinan Dahlan Iskan.
Publik tentunya tahu bahwa perjuangan Dahlan Iskan hingga sampai ke level sekarang ini, tidaknya diraih dengan mudah. Untuk mencapai ke level seperti sekarang ini Dahlan Iskan sudah mengalami pasang surutnya kehidupan dan karib dengan kemiskinan.
Selain karena hanya seorang anak petani dan tukang kayu yang sering membantu orangtuanya membajak, menanam padi hingga memanennya, seorang Dahlan Iskan juga tidak ada titisan darah politik keturunan yang sering menjadi acuan calon pemimpin negeri ini.
Selain itu, cerita Dahlan Iskan di bangku pendidikan dengan berbagai kekurangan fasilitas yang dimilikinya, serta cerita perjuangannya ketika menjadi wartawan yang sering berpindah-pindah kontrakan dan juga perjuangannya melawan penyakit hepatitis yang pernah diderita Dahlan Iskan membuat publik merasa semakin dekat dengan sosok Dahlan Iskan.
Perasaan kedekatan ini bukan disebabkan oleh kedekatan fisik sebagaian besar rakyat Indonesia kepada sosok Dahlan Iskan, namun lebih dikarenakan karena cerita Dahlan Iskan yang karib dengan kemiskinan adalah jalan cerita yang masih mempunyai kesamaan dengan pengalaman rakyat ini. Hal inilah yang menjadikan Dahlan Iskan ada di ingatan sebagian besar rakyat Indonesia.
Gaya kepemimpinan Dahlan Iskan juga bisa menjadi faktor penentu kepopuleran nama yang digadang-gadang sebagai calon presiden negeri ini.
Gaya kepemimpinan yang spontan, cepat tanggap adalah gaya yang sebenarnya dirindukaan rakyat ini. Tipe kepemimpinan seperti ini adalah tipe kepemimpinan yang bukan hanya dituntun oleh pikirannya belaka namun juga didasari oleh instuisinya. Perilaku memimpin yang cepat namun juga santai ini juga bisa terbaca dari cara berpakaian seorang Dahlan Iskan dalam melakukan aktivitas ataupun kegiatan kedinasan sehari-hari.
Dahlan Iskan yang suka jalan kaki, naik taksi, ojek, kereta api dan juga tidak memakai mobil dinas ketika bertugas semakin membuat publik meresa yakin terhadap figur seperti seorang Dahlan Iskan.
Terlepas dari politik pencitraan yang kemungkinan ada pada sosok Dahlan Iskan dan itu sah-sah saja secara politik.
Selain perjuangan dan gaya kepemimpinan Dahlan Iskan yang mulai dilirik banyak kalangan akhir-akhir ini, peran media juga membuat namanya mencuat.
Media yang membuat Dahlan Iskan populer bukan saja media televisi, surat kabar atupun majalah saja namun juga banyak sekali buku-buku yang tersebar di toko-toko buku yang ditulis oleh beberapa pengarang yang menceritakan tentang biografi, sejarah hidup dan lika-liku kehidupan Dahlan Iskan.
Sikap keterbukaan yang begitu cair sebagai salah satu corak kepemimpinan Dahlan Iskan juga memantik simpati terutama pada generasi muda, khususnya generasi yang sering disebut oleh para ahli yaitu generasi “Y”.
Generasi ini adalah generasi yang lahir antara tahun 1977 hingga 1997. Generasi ini adalah tipe generasi yang memiliki ciri-ciri terbuka, dinamis, smart dan fleksibel.
Tipe dan sikap kepemimpinan Dahlan Iskan yang juga hampir sama dengan tipe-tipe yang dimiliki generasi Y dan jumlahnya puluhan juta di seluruh Indonesia adalah potensi yang bisa memberikan pembeda pada hasil Pemilu Presiden 2014.
Terlepas dari menang atau kalahnya Dahlan Iskan pada konvensi Partai Demokrat yang akan datang, penulis berharap Dahlan Iskan akan mempunyai semangat untuk maju terus menjadi calon presiden republik ini di tahun 2014 nanti.
Dengan munculnya Dahlan Iskan sebagai calon presiden tahun depan, publik akan mempunyai banyak pilihan.
Terlebih seandainya Joko Widodo, Mahfud MD dan tokoh-tokoh lain yang terbilang bersih, telah teruji dan dipercaya publik bisa ikut bertarung dalam pemilihan presiden tepublik ini tahun depan, maka hal ini bisa membuka sejarah dan lembaran baru dalam peta demokrasi dan politik Indonesia. Semoga Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.***
Supriyadi, Alumnus Magister Studi Kebijakan UGM, juga PNS di BKKBN Riau
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.