Mengingat pentingnya informasi ini, KRS menggelar sosialisasi dan promosi pementasan Jalang di Car Free Day (CFD) Jalan Diponegoro, Ahad (2/3). Segenap tim produksi dan pemain yang terlibat dalam proses karya ini, hadir bersama. Dengan memakai kostum salah satu tokoh dalam karya tersebut, mereka berhasil menarik perhatian pengunjung CFD. Ditambah lagi dengan poster besar berukuran 1,70 x 1,20 meter yang mereka bawa long much di sepanjang jalan tersebut.
"Jangan lupa saksikan pementasan Jalang kami ya, Bang. Tapi, khusus 17 tahun ke atas,’’ kata Vita, salah satu dari mereka kepada seorang pria yang melintas di hadapan mereka.
Setelah berjalan dari Taman Kota samping Hotel Aryadutha, segenap pendukung pementasan Jalang, sebuah karya yang ditulis Rian Harahap ini berhenti persis di simpang Empat Jalan Diponegoro dan Gajah Mada atau di depan Tugu Pahlawan. Di sini mereka terus menyampaikan kepada pengunjung tentang karya tersebut sambil berekspresi.
Pimpinan Produksi "Jalang", Rizqi Kurniawan, mengatakan, KRS menampilkan sesuatu yang berbeda pada pementasan kali ini dibandingkan dengan pementasan sebelumnya, yakni Peri Bunian dan Sengketa Cinta. Meski sama-sama diangkat dari akar kebudayaan masyarakat Melayu, karya ‘Jalang’ digarap lebih modern. Sedangkan Peri Bunian dan Sengketa Cinta digarap dengan konsep Teater Bangsawan.
"Jalang ini memang beda dari karya-karya teater yang diproduksi Rumah Sunting sebelumnya. Cerita atau kisah dalam karya ini tetap berpijak dari kebudayaan masyarakat Melayu, tapi digarap lebih modern. Banyak kisah tragis yang menggambarkan kehidupan sebuah keluarga yang pada akhirnya hancur berantakan karena keterbelakangan sosial, ekonomi dan pendidikan serta keimanan. Makanya kita khususkan untuk 17 tahun ke atas,’’ kata Rizki. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.