Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Sabtu, 01 Februari 2014

Menyeleksi Siaran Televisi

Sabtu, Februari 01, 2014 By Unknown No comments

Oleh : Supriyadi


[ArtikelKeren] OPINI - Tidak bisa kita pungkiri bahwa sekarang ini media televisi menjadi semacam anggota keluarga yang wajib ada dalam lingkungan keluarga Indonesia.

Tidak seperti beberapa dasawarsa yang lalu di mana media televisi masih merupakan barang mewah sehingga hanya keluarga-keluarga tertentu yang mempunyai televisi.

Namun seiring dengan perbaikan ekonomi keluarga ditambah dengan makin terjangkaunya harga televisi dan hausnya masyarakat akan hiburan dan tontonan maka keberadaan televisi sudah dimiliki sebagian besar bangsa Indonesia.

Hadirnya media televisi di tengah-tengah keluarga memberikan berbagai dampak yang bersifat positif maupun negatif.

Mempunyai sifat positif jika program dan acara yang ditonton oleh pemirsa ataupun keluarga Indonesia adalah tontonan yang bersifat mendidik, meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan, meningkatkan ketrampilan yang bisa digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga siaran yang bersifat membangun dengan membangkitkan motivasi para penonton atau keluarga Indoenesia karena terinspirasi dengan tayangan atau tontonan yang disajikan di dalam acara televisi tersebut.

Jika orang dewasa yang menonton acara atau tontonan televisi yang memuat unsur kekerasan tersebut, barangkali dampaknya tidak terlalu signifkan sebab orang yang telah dewasa mampu berpikir, mengolah informasi secara matang terhadap tontonan atau acara yang disajikan dalam televisi tersebut.

Namun jika yang menonton adalah anak-anak di mana anak-anak ini belum matang secara mental maka kita semua khawatir bahwa anak-anak ini akan meniru kekerasan yang mereka saksikan.

Penelitian dari American Psychological Association (APA) mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga dampak negatif tentang efek kekerasan dalam media TV di Amerika Serikat yaitu antara lain adalah pertama, representasi kekerasan dalam media seperti televisi telah meningkatkan perilaku agresif di tengah-tengah masyarakat khususnya kelompok rentan yaitu anak-anak dan remaja.

Kedua, menonton kekerasan secara berulang-ulang dapat menyebabkan ketidakpekaan terhadap kekerasan dan penderitaan korban, karena ada proses depersonalisasi manusia.

Ketiga, dapat meningkatkan rasa takut pada masyarakat yang menciptakan paradigmanya tentang dunia.

Bentuk kekerasan yang tersaji di media televisi bukan hanya kekerasan fisik saja seperti perilaku meninju, menendang, memukul, mendorong, menampar, membakar, membuat memar, membunuh dan lain sebagainya, namun juga kekerasan non fisik yang meliputi kekerasan verbal seperti penggunaan kata-kata jorok, kasar dan menghina dan juga kekerasan visual seperti yang ada pada program berita kriminal, ataupun bencana alam.

Berdasarkan pengaduan masyarakat terahadap acara televisi yang membahas secara khusus tentang kekerasan jumlahnya turun naik.

Pada tahun 2010 ada 646 aduan, tahun 2011 pengaduan menurun menjadi 261, dan pada tahun 2012 pengaduan kekerasan menjadi meningkat lagi menjadi 272. Sementara itu, kalau dikategorikan kata-kata kasar, tahun 2010 sebanyak 856, 2011 sebanyak 117 dan 2012 sebanyak 156.

Memang benar bahwa beberapa stasiun televisi telah memberikan kode acara-acara untuk segmen tertentu, misalnya “R” untuk remaja, “D” untuk dewasa, “SU” untuk segala umur atau pun “BO” untuk “bimbingan orangtua” .

Namun meskipun demikian ini dirasa tidak cukup untuk mengantisipasi muatan kekerasan yang ada dalam beberapa siaran acara televisi tersebut.

Kondisi ini juga semakin diperparah oleh para pengelola stasiun televisi yang terkesan mengedepankan prinsip pasar, dimana acara yang banyak diminati masayarakat (baca: rating) akan diputar pada jam-jam tertentu yang banyak penontonnya tanpa memperhatikan segmen penontonnya. Hal ini pada akhirnya akan mengorbankan anak-anak sebagai penonton televisi.

Anak-anak semakin dikorbankan lagi, jika ternyata orangtua mereka tidak mendampingi anak-anaknya dalam menonton televisi kareana kesibukan dan aktivitas orangtua yang terlalu padat.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa di era keterbukaan seperti sekarang ini orangtua, baik ayah ataupun ibu banyak yang sama-sama bekerja di sektor publik sehingga seringkali lupa menemani anak untuk menonton televisi.

Orangtua yang seharusnya bisa menjadi filter terakhir dan memberikan arahan kepada anaknya tentang acara mana yang patut ditonton dan acara mana yang tidak patut dtonton karena kesibukannya seringkali hal ini terabaikan.

Keberanian masyarakat melakukan pengaduan dan juga keberatan terhadap acara-acara televisi yang memuat unsur-unsur kekerasan di dalamnya patut kita beri apresiasi dan terus kita dukung.

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga harus ikut berperan aktif dengan memberkan teguran ataupun peringatan terhadap stasiun televisi yang masih memuat acara dengan unsur-unsur kekerasan di dalamnya.

Namun yang paling bisa menghindarkan masyarakat dan juga anak-anak terhindar dari dampak negatif acara televisi yang mengandung unsur-unsur kekerasan di dalamnya adalah kesadaran dari pengelola stasiun televisi itu sendiri untuk mendesain acara yang padat berisi dan mengandung edukasi terhadap masyarakat dan anak-anak bukan sekedar mengejar keuntungan belaka.

Keluarga seperti orangtua juga harus bisa memantau anak-anaknya dalam menonton televisi.

Acara yang ditonton anak-anak harus dipastikan tidak memberikan dampak negatif terhadap anak-anak seperti tindak kekerasan.

Semoga dengan kesadaran semua pihak acara televisi di Indonesia semakin berkualitas dan anak-anak terhindar dari bahaya negatif acara televisi. Semoga.***(ak27)



Supriyadi
Alumnus Magister Studi Kebijakan dan Pegawai Perwakilan BKKBN Provinsi Riau


http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN