Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Sabtu, 15 Februari 2014

Apung, PSSI, dan Komersialisasi Timnas U-19

Sabtu, Februari 15, 2014 By Unknown No comments

Oleh : 


[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Apa yang dilakukan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) melaporkan seorang aktivis sepakbola dari Save Our Soccer (SOS), Apung Widadi, ke polisi, mengundang pertanyaan dari banyak pihak.

Tindakan ini dianggap semakin meyakinkan orang bagaimana PSSI yang tak tahan kritik dan berlebihan dalam menanggapi suara-suara dari masyarakat.

Salah satu yang kini gencar dikritik adalah komersialisasi Timnas U-19.

Semua orang tahu, tim asuhan Indra Sjafri itu kini sedang menjadi idola masyarakat setelah harapan terhadap timnas senior dan U-23 untuk berprestasi tak kunjung tiba.

Keberhasilan Evan Dimas dan rekan-rekannya memenangi Piala AFF U-19 2013 dan lolos ke putaran final Piala Asia U-22, termasuk salah satunya mengalahkan Korea Selatan (Korsel) —negara yang tak pernah dikalahkan Indonesia hampir 20 tahun di level usia berapapun— membuat masyarakat gandrung di setiap penampilannya.

Permainan apik pendek merapat ala tiki taka Barcelona dengan penguasaan bola yang dominan atas lawan (termasuk lawan Korsel) menimbulkan harapan tinggi: lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 di Selandia Baru 2015.

Kerja Indra Sjafri sebenarnya tak mudah. Negara-negara kuat Asia yang selama ini punya prestasi di berbagai level lolos ke Myanmar.

Ras Kuning Asia meloloskan Jepang, Cina, Korea Utara dan Korsel —yang menjadi salah satu peringkat kedua terbaik kualifikasi di bawah Indonesia.

Dari belahan barat Asia, Uni Emirat Arab, Irak, Iran, Yaman, Uzbekiskan, dan Oman juga lolos.

Australia yang keteteran di penyisihan grup, juga lolos. Asia Tenggara sendiri diwakili Indonesia, Vietnam, Thailand, plus tuan rumah Myanmar.

Indonesia dan Vietnam, finalis AFF 2013, lolos sebagai juara grup, sedang Thailand sebagai salah satu runner-up terbaik (di bawah Korut di Grup H).

Yang menarik, kedua negara tampil trengginas. Indonesia sempat mengalahkan Korsel 3-2, dan Vietnam menghajar Australia 5-1.

Kita tahu, kedua negara tersebut adalah dua kekuatan sepakbola Asia yang sebenarnya diyakini menjadi juara grup. Hingga kini, ajang yang sekaligus menjadi kualifikasi Piala Dunia U-20 2015 ini belum melakukan undian grup.

Nah, eforia masyarakat dan harapan yang tinggi untuk lolos ke semifinal di Myanmar yang sekaligus menggenggam satu tiket ke Selandia Baru itu, ditangkap sebagai lahan bisnis yang bisa menghasilkan miliaran uang masuk ke PSSI.

Maka, dengan alasan memberi jawaban atas eforia dan rasa haus menonton Timnas U-19 itulah, PSSI menggandeng stasiun SCTV untuk mendapatkan hak siar seluruh pertandingan Timnas U-19. Mulai dari pertandingan ujicoba hingga di Myanmar nanti. Nilainya tidak sedikit: Rp16 miliar.

Inilah yang banyak dikritik orang. Sebab, jika ujicoba itu dianggap untuk meningkatkan kemampuan tim, mengapa ujicobanya dengan klub-klub lokal atau tim Pra PON beberapa daerah, dengan jadwal yang padat.

PSSI, dalam hal ini Badan Tim Nasional (BTN), beralasan ingin memberikan nuansa pertandingan seperti di putaran final nanti dengan jadwal yang padat.

Masyarakat memang senang bisa menonton pertandingan, langsung di stadion atau di televisi. Bagi pasukan Indra Sjafri, apa yang didapat? Mereka terlihat dominan dan menang, namun tak mendapat tekanan yang sesungguhnya.

Inilah salah satu yang dikritisi Apung Widadi, namun dengan bahasa yang berbeda. Dia menulis di akun pribadi Facebook-nya, dan di-share di Forum Diskusi Sepakbola Indonesia (FDSI), sebuah forum yang memang sangat kritis terhadap PSSI, terutama kepada La Nyala Matalitti (LNM), yang menjabat Wakil Ketua PSSI, Ketua BTN, sekaligus “pemilik” Persebaya yang kini bertarung di Liga Super Indonesia.

Isi tulisan Apung: “Kasihan ya timnas U-19, pendapatan dari hak siar SCTV sebesar Rp16 miliar diputar LNM untuk membiayai Persebaya palsu.” Apung dinilai oleh tim hukum PSSI telah melakukan fitnah. Setelah disomasi, Apung kemudian dilaporkan ke polisi.

Apung sendiri siap menghadapi masalah itu secara hukum. Dia merasa PSSI adalah lembaga milik masyarakat, dan jika memang LNM tak melakukannya, harus menjelaskan ke masyarakat masalah keuangan PSSI —termasuk uang hak siar itu— secara terbuka.

PSSI memang harus terbuka, terlepas dari masalah apakah Apung memfitnah atau tidak. Jika semua kritikan masyarakat dianggap sebagai fitnah dan harus masuk ke jalur hukum, pasti PSSI akan sibuk mengurusi hal itu daripada meningkatkan prestasi sepakbola Indonesia.***(ak27)

http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN