Oleh : Fendri Jaswir
Tapi, figur Wakil Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, belum banyak terpublikasi.
Arsyadjuliandi Rachman yang lebih dikenal dengan Andi Rachman, saya kenal sejak 1989, ketika saya mulai jadi wartawan. Ketika itu, Andi saya kenal sebagai pengusaha muda yang bergerak di bidang perminyakan, khususnya Stasiun Pengisian Bahanbakar Umum (SPBU), dan transportasi.
Andi sempat menjabat Ketua Hiswana Migas Riau, Ketua Hipmi Riau dan Ketua Kadin Riau.
Sebagai pengusaha dan memegang jabatan ketua organisasi pengusaha, Andi merupakan nara sumber yang sangat layak untuk diwawancarai.
Di sinilah interaksi saya selaku wartawan dengan Andi sebagai sumber berita. Andi dikenal ramah, mudah dihubungi dan terbuka dalam informasi.
Namun, seperti kebanyakan pengusaha, Andi juga tidak suka menonjolkan diri. Baginya yang penting adalah menjalin hubungan baik dengan semua orang.
Sebab, dengan hubungan baik itu, semua akses dapat dilakukan untuk merebut peluang usaha. Makanya, Andi tidak membatasi hubungan pada tingkat pemerintahan dan swasta, tapi juga dengan relasi dan masyarakat umum.
Andi menapak karir bisnis sepulang dari mengambil MBA di Amerika Serikat. Sang ayah, H Abd Rachman Syafei —dikenal sebagai Rachman Kawek— mempercayakan Andi untuk meneruskan usahanya di bidang SPBU dan transportasi. Abd Rachman Syafei adalah pemilik PO Sinar Riau, yang sangat dikenal.
Bahkan, merek bus antar kota ini dijadikan judul lagu Minang dan dipopulerkan Elly Kasim. Bisnis Andi ternyata berkembang sampai sekarang.
Di masa Orde Baru, Abd Rachman termasuk Dewan Pembina di Golkar Riau. Menurut Ruspan Aman, senior Partai Golkar Riau, ayah Andi ini menjadi donatur di Golkar Riau.
Setiap ada acara yang memerlukan bus, dia selalu berpartisipasi. Tidak hanya meminjamkan bus, tapi lengkap dengan bensin dan sopirnya, berapapun jumlah bus yang dibutuhkan.
Karena jasanya, pihak Golkar Riau meminta anak Abd Rachman untuk duduk di kepengurusan Golkar Riau. Lagi-lagi yang ditunjuk adalah Andi Rachman, anak kelima dari sepuluh bersaudara.
Di Partai Golkar inilah karir politik Andi dimulai dan bersinar sampai sekarang. Awalnya, hanya di salah satu biro, kemudian Wakil Bendahara dan terakhir Bendahara Partai Golkar Riau.
Meskipun memegang jabatan strategis di partai, namun Andi tidak terlalu berambisi untuk memegang jabatan politis. Pria bersahaja ini baru dicalonkan sebagai anggota DPRD Provinsi Riau pada Pemilu 2004. Alhamdulillah, duduk di DPRD Provinsi Riau mewakili Kabupaten Kampar.
Nah, di kursi legislatif inilah, saya makin dekat dengan Andi Rachman. Sebab, saya juga menjadi anggota DPRD Provinsi Riau dari PAN mewakili Kuantan Singingi dan Indragiri Hulu. Kebetulan kami sama-sama anggota Komisi B yang membidangi perekonomian.
Andi Rachman termasuk kritis terhadap program pembangunan. Apalagi dengan modal pengalaman yang luas, sebagai Ketua Kadin Riau dan Direktur IMT-GT, Andi sangat memahami dan menguasai masalah.
Tapi, kritik tersebut disampaikan secara santun dalam forum-forum rapat dewan.
Ada yang menarik bagi saya tentang kebiasaan Andi. Setiap mau tidur Andi menukar pakaiannya dengan baju piama. Dia tidak memakai baju kaos dan celana pendek sebagaimana kebanyakan kebiasaan orang.
Begitu pula dengan minum. Andi tidak sembarangan minum, dia selalu minum air mineral dalam botol. Mungkin ini kebiasaannya selama di Amerika Serikat.
Namun, di segi pakaian, Andi terkesan tidak mewah. Dia selalu mengenakan pakaian harian yang di-laundry. ‘’Pakaian ini sudah tiga tahun Fen, namun karena di-laundry, tetap baru kelihatannya,’’ ujarnya ketika ditanya.
Dari gambaran itu saya menilai Andi seorang yang disiplin. Memang, disiplin adalah kunci untuk sukses. Boleh jadi karena disiplinnya ini, Andi sukses di bisnis dan politik. Kedisiplinan itu juga tergambar ketika bapak satu anak ini menjadi anggota DPRD Riau.
Saya mencatat, hampir semua rapat-rapat dan kunjungan kerja dihadiri Andi. Kalaupun terpaksa berhalangan, pasti meminta izin. Andi sering menelepon saya untuk menanyakan agenda hari ini.
Andi juga selalu berhati-hati dalam melangkah. Sebab, bukan rahasia umum lagi, sebagai wakil rakyat, jurang korupsi itu selalu menganga. Dan Andi selalu bertanya ketika akan menerima honor atau uang-uang perjalanan.
Andi yang saya kenal juga tidak meledak-ledak. Ketika tidak terpilih menjadi pengurus DPP Partai Golkar pada Munas di Pekanbaru, Andi tenang saja.
Dia tidak marah-marah kepada formatur yang menyusun pengurus. Padahal, seharusnya Andi masuk karena Ketua Umum terpilih, Aburizal Bakrie adalah teman dekat sejak di Kadin. Begitu pula Mas Cicip, Menteri Kelautan sekarang, paling dekat dengannya.
Toh, akhirnya, tanpa marah-marah, Andi masuk juga jadi pengurus DPP Partai Golkar dengan jabatan Wakil Sekjen. Andi juga tidak mudah melupakan teman.
Soetrisno Bachir ketika menjadi Ketua Umum DPP PAN, setiap ke Riau selalu dilayani oleh Andi. Sebab, Soetrisno adalah temannya sejak di Hipmi.
Dari karakter dan pengalaman yang dimilikinya, saya yakin Andi Rachman mampu mendampingi Annas Maamun sebagai Wakil Gubernur Riau.
Apalagi Andi masih terbilang muda dan lincah bergaul. Apa yang dikatakan Annas bahwa Andi Rachman akan fokus di bidang ekonomi, saya rasa sangat tepat.
Sebab, Andi memang lebih paham masalah ekonomi, baik lokal, regional, maupun internasional. Andi juga punya akses luas di pemerintahan pusat dan swasta nasional. Mudah-mudahan, kelebihan ini dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Riau. ***(ak27)
Fendri Jaswir
Wartawan dan politisi
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.