Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Patut menjadi perhatian, ketika secara mengejutkan Ketua DPRD Bengkalis, Jamal Abdillah secara tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan sebagai Ketua DPRD Bengkalis periode 2009-2014.
Selasa (7/1) siang di rumah dinas Ketua DPRD Bengkalis dia menyatakan mundur. Jamal mengungkapkan alasannya, yaitu dirinya merasa sudah tidak mampu lagi memimpin DPRD di tengah situasi Bengkalis hari ini.
Jelas, ini memberikan berbagai indikasi dan dugaan di kalangan masyarakat. Demikian kerasnyakah kondisi internal DPRD Bengkalis? Atau demikian kerasnya tekanan di internal PKS sendiri terhadap PKS, atau tidak cocok dengan kalkulasi APBD 2014? Masih banyak yang bisa ditanyakan. Jawabannya, tentu sulit untuk ditebak.
Menyikapi ini, paling tidak ada beberapa hal yang patut dicermati. Pertama, pengunduran Ketua DPRD Bengkalis ini, jelas akan mempengaruhi, jalannya pemerintah.
Sebab, saat ini aktivitas DPRD dalam memformat pembangunan dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bengkalis 2014 sedang berjalan. Sedikit banyak, tentu ini akan mempengaruhi jalannya Pemkab Bengkalis untuk beberapa waktu ke depan.
Kedua, dari sisi politik, ini jelas ujian bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini tempat Ketua DPRD Bengkalis itu berdasar.
Sebab, pelaksanaan Pemilu Legislatif yang dalam hitungan bulan akan dilakukan. Tentu kondisi ini akan mempengaruhi eksistensi PKS di Riau. Agaknya ini beban berikutnya PKS yang dalam Pilgubri Putaran Pertama lalu, tidak berhasil.
Ketiga, secara otomatis, terjadi pergerakan secara internal PKS di Riau untuk mengisi posisi Ketua DPRD Bengkalis yang sudah ditinggalkan.
Secara otomatis, akan terjadi persaingan secara internal di PKS. Menariknya, ini terjadi saat-saat bulan sibuk, yaitu Pemilu Legislatif April 2014 mendatang.
Keempat, menduga alasan yang disebutkan Jamal Abdillah, pertanda bahwa dinamika politik di daerah ternyata tumbuh dan berkembang, di balik isu-isu korupsi yang menimpa kader-kader Parpol di tingkat pusat.
Tentu sebagai masyarakat Riau yang menginginkan dinamika politik berjalan secara baik, pembangunan lancar dan terjadi hubungan harmonis dan saling menguatkan antara legislatif dan eksekutif. Apalagi, tak lama lagi, masyarakat ini akan terlibat langsung dalam pesta demokrasi.
Semoga saja, peristiwa politik dari Bengkalis ini, tidak mempengaruhi proses pembangunan di daerah terkaya di Riau ini.
Peristiwa ini menambah khasanah perpolitikan di daerah Riau, sehingga memberikan kontribusi untuk menjadikan daerah yang memiliki iklim politik yang kondusif dan dewasa.
Jangan sampai, persoalan yang terjadi di lingkungan elite politik, memberikan imbas buruk pada masyarakat akar rumput.***(ak27)
Selasa (7/1) siang di rumah dinas Ketua DPRD Bengkalis dia menyatakan mundur. Jamal mengungkapkan alasannya, yaitu dirinya merasa sudah tidak mampu lagi memimpin DPRD di tengah situasi Bengkalis hari ini.
Jelas, ini memberikan berbagai indikasi dan dugaan di kalangan masyarakat. Demikian kerasnyakah kondisi internal DPRD Bengkalis? Atau demikian kerasnya tekanan di internal PKS sendiri terhadap PKS, atau tidak cocok dengan kalkulasi APBD 2014? Masih banyak yang bisa ditanyakan. Jawabannya, tentu sulit untuk ditebak.
Menyikapi ini, paling tidak ada beberapa hal yang patut dicermati. Pertama, pengunduran Ketua DPRD Bengkalis ini, jelas akan mempengaruhi, jalannya pemerintah.
Sebab, saat ini aktivitas DPRD dalam memformat pembangunan dalam bentuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bengkalis 2014 sedang berjalan. Sedikit banyak, tentu ini akan mempengaruhi jalannya Pemkab Bengkalis untuk beberapa waktu ke depan.
Kedua, dari sisi politik, ini jelas ujian bagi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang selama ini tempat Ketua DPRD Bengkalis itu berdasar.
Sebab, pelaksanaan Pemilu Legislatif yang dalam hitungan bulan akan dilakukan. Tentu kondisi ini akan mempengaruhi eksistensi PKS di Riau. Agaknya ini beban berikutnya PKS yang dalam Pilgubri Putaran Pertama lalu, tidak berhasil.
Ketiga, secara otomatis, terjadi pergerakan secara internal PKS di Riau untuk mengisi posisi Ketua DPRD Bengkalis yang sudah ditinggalkan.
Secara otomatis, akan terjadi persaingan secara internal di PKS. Menariknya, ini terjadi saat-saat bulan sibuk, yaitu Pemilu Legislatif April 2014 mendatang.
Keempat, menduga alasan yang disebutkan Jamal Abdillah, pertanda bahwa dinamika politik di daerah ternyata tumbuh dan berkembang, di balik isu-isu korupsi yang menimpa kader-kader Parpol di tingkat pusat.
Tentu sebagai masyarakat Riau yang menginginkan dinamika politik berjalan secara baik, pembangunan lancar dan terjadi hubungan harmonis dan saling menguatkan antara legislatif dan eksekutif. Apalagi, tak lama lagi, masyarakat ini akan terlibat langsung dalam pesta demokrasi.
Semoga saja, peristiwa politik dari Bengkalis ini, tidak mempengaruhi proses pembangunan di daerah terkaya di Riau ini.
Peristiwa ini menambah khasanah perpolitikan di daerah Riau, sehingga memberikan kontribusi untuk menjadikan daerah yang memiliki iklim politik yang kondusif dan dewasa.
Jangan sampai, persoalan yang terjadi di lingkungan elite politik, memberikan imbas buruk pada masyarakat akar rumput.***(ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.