Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Rabu, 08 Januari 2014

Layanan Kesehatan Era Biaya Paket

Rabu, Januari 08, 2014 By Unknown No comments

Oleh : Jondri Akmal


[ArtikelKeren] OPINI - Dahulu ketika kita berobat ke rumah sakit, dan bertanya pada resepsionis berapa biaya berobat atau biaya sebuah operasi misalnya operasi usus buntu, maka pihak rumah sakit menjawab kami belum dapat menentukan berapa biaya yang harus dibayarkan, semuanya tergantung situasi, tergantung lama rawatan, tergantung kelas rawatan dan sebagainya.

Tetapi akhir-akhir ini, sering kita lihat di media masa atau terpampang di billboard iklan ada biaya paket melahirkan atau biaya paket operasi usus buntu di sebuah rumah sakit tertentut.

Inilah era di mana biaya kesehatan yang dikemas dalam paket-paket nilai. Inilah era biaya by paket.

Mantap memang, di satu sisi sangat membantu masyarakat tetapi di sisi lain juga kadang membingungkan pihak RS. Apa itu biaya paket kesehatan. Apa yang melatarbelakangi biaya paket tersebut?

Biaya Paket dengan Manajemen Casemix
Casemix dikatakan sebagai ilmu untuk mengklasifikasikan dan menilai kumpulan dari sumber daya pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Sistem casemix adalah solusi terbaik untuk pengendalian biaya kesehatan sebab berhubungan dengan mutu, pemerataan, jangkauan dalam sistem kesehatan yang menjadi salah satu unsur dalam pembelanjaan kesehatan serta mekanisme pembayaran untuk pasien berbasis kasus campuran.

Casemix juga merupakan salah satu metode yang memungkinkan upaya menetapkan ekuiti, efisiensi dan kualitas suatu rumah sakit dengan melakukan identifikasi campuran jenis kasus/ pasien yang dirawat dan identifikasi dari seluruh sumber daya yang digunakan.

Sistem casemix adalah juga mengklasifikasi penyakit yang digabung dengan biaya perawatan di rumah sakit berdasar pada pengelompokan diagnosis akhir penyakit sejenis dan kompleksitas pengelolaan kasus (penyakit).

Setakat ini sistem casemix telah dipergunakan oleh lebih dan 50 negara di dunia. Sistem casemix yang paling banyak dikenal saat ini adalah Diagnosis Related’s Group (DRG).

Di Amerika Serikat, sistem casemix menggunakan istilah International Refined DRG (IR-DRG), di Australia dikenal dengan Australian National- DRG (ANDRG), di Inggris dikenal dengan Health Care Resource Groups (HRG), di Malaysia dikenal dengan Malaysian–DRG. Sementara di Indonesia dikenal dengan nama Indonesia Diagnosis Related Group (INA-DRG).

Dalam sejarahnya Diagnostic Related Group (DRG) mulai diperkenalkan pertama kali oleh Profesor Bob Fetter dan Jon Thompson dari Yale University pada tahun 1980.

Sistem pembayaran DRG digunakan oleh pemerintah Amerika Serikat dalam program Medicare mulai 1 Oktober 1983. Program Medicare adalah program asuransi kesehatan sosial di Amerika Serikat yang dananya dikumpulkan dari iuran wajib pekerja sebesar 1,45 persen gaji per penghasilannya ditambah 1,45 persen lagi dari majikan pekerja

Sementara di Indonesia baru menggunakan sistem casemix ini dengan nama INA-DRG-nya mulai awal September 2008, hal ini mengacu kepada Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor 586/Menkes/VII/2008 tanggal 3 Juli 2008 dan Nomor 807/Menkes/E/VIII/2008 tanggal 29 Agustus 2008 tentang Pelaksanaan Penyelenggaraan Pelayanan Jamkesmas 2008.

INA-DRG casemix berisi tarif paket pelayanan kesehatan yang meliputi diagnosis, jumlah hari rawat dan besar biaya per diagnosis penyakit.

Keuntungan menggunakan INA-DRG adalah transparansi tarif atas biaya pelayanan yang diberikan serta adanya perencanaan pelayanan pasien yang lebih baik

DRG adalah suatu sistem pemberian imbalan jasa pelayanan kesehatan pada penyedia pelayanan kesehatan (PPK) yang ditetapkan berdasarkan pengelompokkan diagnosa penyakit.

Diagnosis dalam DRG sesuai dengan ICD-9 CM (International Classification Disease Ninth Edition Clinical Modification) dan ICD-10.

Dengan adanya ICD memudahkan dalam pengelompokkan penyakit agar tidak terjadi tumpang tindih.

Pengelompokkan diagnosis ditetapkan berdasarkan dua prinsip yaitu clinical homogenity (pasien yang memiliki kesamaan klinis) dan resource homogenity (pasien yang menggunakan intensitas sumber-sumber yang sama untuk terapi/ kesamaan konsumsi sumber daya).

Dua tahun belakangan ini istilah INA.DRG berubah nama dengan INA-CBGs di mana perbedaannya menurut hemat penulis tidak begitu banyak.

Alasan lain perlu adanya klasifikasi penyakit adalah bahwa rumah sakit memiliki banyak produk pelayanan kesehatan sehingga dengan adanya klasifikasi tersebut dapat menerangkan dari berbagai produk tersebut.

Selain itu, dapat juga membantu klinisi dalam meningkatkan pelayanan, membantu dalam memahami pemakaian sumber daya dan menciptakan alokasi sumber daya yang lebih adil, meningkatkan efisiensi dalam melayani pasien serta menyediakan informasi yang komparatif antar rumah sakit.

Sebagai contoh, seorang pasien dengan diagnose hipertensi tanpa komplikasi, dalam paket tarif pelayanan untuk rumah sakit kelas B adalah Rp2.903.555 dengan lama hari rawat tujuh hari.

Namun apabila klaim yang diajukan rumah sakit mencapai Rp3.750.000 terdapat selisih pembiayaan pasien. Kelebihan biaya tersebut dapat diakibatkan kurang baiknya rencana penatalaksanaan pengobatan pasien atau mungkin karena tingkat/derajat keparahan penyakit yang diderita oleh pasien.

Era Biaya Per Paket
Akibat perubahan sistem layanan kesehatan yang ada sekarang ini dan dengan meningkatnya biaya kesehatan maka pembiayaan rumah sakit dengan menggunakan asuransi kesehatan (Jamkesmas, Jamkesda, Askes, Asabri, atau Jamsostek atau JKN) menjadi hal yang sangat relevan, dalam asuransi kesehatan ini maka sistem manajemen casemix dengan model biaya perpaket menjadi salah satu pemecahan masalah.

Sehingga sistem pembiayaan pelayanan kesehatan by paket ini berhubungan dengan mutu, pemerataan dan keterjangkauan dan juga kepastian

Jadi dapat kita disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik dan biaya terjangkau serta penuh kepastian menjadi harapan bagi seluruh masyarakat.

Rumah sakit yang merupakan pemberi pelayanan kesehatan yang utama yang harus melakukan pengendalian biaya dan pengendalian mutu.

Pengembangan pelayanan rumah sakit dengan pembiayaan atau pembayaran yang terstandar akan dapat memberikan banyak keuntungan baik bagi pasien, terbukti bahwa manajemen casemix dengan model biaya by paket mampu memberikan efisiensi dalam hal pembiayaan dan pelayanan sehingga mutu pelayanan rumah sakit makin baik dan kepuasan pasien makin terpenuhi.***(ak27)



Jondri Akmal
Alumni Pascasarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Unand dan Staf Diskes Siak


http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN