Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Selasa, 21 Januari 2014

”Demokrasi Bencana”

Selasa, Januari 21, 2014 By Unknown No comments

Oleh : Imam Ghozali


[ArtikelKeren] OPINI - Bencana alam ternyata menganut sistem demokrasi sebagaimana yang diinginkan oleh masyarakat Indonesia saat ini.

Salah satu perilaku alam semesta tersebut yaitu ada ikatan batin yang mendalam dibangun oleh mereka melalui caranya, yaitu melalui bencana alam.

Di Sumut ada Gunung Sinabung yang ”batuk-batuk” sampai memuntahkan dahak yang sangat banyak sekali. Perilaku Gunung Sinabung disusul Jakarta yang selalu dilanda banjir yang mengakibatkan kerugian material dan non-material.

Jadi ternyata rasa setia kawan yang dibangun oleh alam semesta ini melebihi manusia itu sendiri yang sering mengajarkan nilai-nilai kesetiakawanan tersebut.

Bagi orang rasional mungkin berpikir demokrasi itu milik manusia. Padahal demokrasi juga dianut oleh alam semesta ini.

Betapa indahnya, pohon-pohon yang menjulang tinggi di hutan dan pegunungan sebenarnya terikat ”kontrak kerja” dengan bakteri dan kotoran yang dikeluarkan oleh binatang-binatang.

Atas kesepakatan yang tidak tertulis, mereka kemudian membentuk siklus kehidupan. Dan ini yang sebenarnya sistem demokrasi, yaitu memberi kemanfaatan dan tidak merugikan pihak lain. Ini yang disebut demokrasi sejati, yaitu humanisme, mutualisme, kerja sama saling menguntungkan.

Jadi tafakur demokrasi bencana sebenarnya bertujuan untuk mengasah mata batin para penguasa dan masyarakat Indonesia.

Demokrasi merupakan suatu siklus, yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainya. Jika manusia berdemokrasi dengan tujuan kekuasaan, maka sebenarnya kekuasaan tersebut bukan hanya untuk manusia, tapi juga untuk alam semesta.

Tapi sayangnya, alam ini pun tidak disentuh penggarapannya. Malah sering hanya dijadikan menu politisasi untuk menjatuhkan penguasa atau lawan politik lainnya.

Padahal demokrasi yang ideal seharusnya memenuhi persyaratan sebagai berikut: Pertama, adanya orientasi hidup yang menegakan nilai-nilai cinta kepada Tuhan.

Artinya kecintaan terhadap Tuhan diwujudkan kecintaan terhadap ciptaan Tuhan. Banyak hadist yang mengutuk orang yang menyakiti alam semesta ini. Kedua, adanya ikatan batin yang mendalam antar sesama manusia yang mendalam.

Demokrasi yang diharapkan sebenarnya demokrasi cinta kasih sesama manusia dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupannya.

Perbedaan pandangan dalam memajukan bangsa ini tidak boleh berakhir dengan “gontok-gontokan”, saling mencaci, dan menjatuhkan lawan politik.

Konsep perbedaan yang diajarkan nilai-nilai demokrasi yaitu watawa saubil haq, saling memberikan masukan dan jawaban yang benar dan berkualitas, bukan menghasut dan juga memfitnah.

Karenanya, dalam berdemokrasi watawa saubil sobr, siap menerima sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana merupakan sikap yang sudah dewasa berdemokrasi.

Argumentasi yang terbaik adalah keputusan bersama untuk membangun kebaikan bersama, yang mayoritas tidak dumeh menang, dan yang kalah tidak “inferior” dan merasa tersisihkan.

Ketiga, kesadaran terhadap tanggung jawab bersama. Karena demokrasi merupakan milik seluruh masyarakat, maka sebenarnya mereka mempunyai tanggung jawab untuk membangun seluruh element masyarakat dan lingkungannya.

Adanya bencana dan kemiskinan karenanya merupakan PR bersama untuk memberi solusi terbaik. Karena konsekuensi berdemokrasi seharusnya melahirkan empati kepada semua orang untuk membantu agar masalah yang mendera bisa selesai dengan secepatnya. Demokrasi bukan ajang balas dendam untuk menjatuhkan lawan politik.

Demokrasi tidak mengajarkan ”menari di atas derita” orang lain. Ketika demokrasi diartikan sebagai sarana untuk gebuk-gebukan (menyerang) lawan politik, berarti terperangkap sistem menghalalkan segala cara. Jika demikian apa bedanya dengan hukum rimba atau mungkin lebih tepatnya dengan istilah the jungle democration, demokrasi rimba.

Implikasi demokrasi rimba sebenarnya demokrasi bencana, yaitu demokrasi yang melahirkan bencana terhadap alam semesta. Kesibukan politisi yang sering ”jor-joran” untuk menarik simpati masyarakat sering tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat yang memerlukan tempat, pekerjaan dan keadaan lingkungan yang nyaman.

Para politisi laksana “penjual obat” di jalanan yang seakan-akan dengan satu kata kun, bisa menyembuhkan seluruh penyakit.

Ada semacam bahasa “yang penting jadi pejabat” dari setiap iklan dan segala kegiatan yang dilakukan. Klimaknya, pejabat berganti dan bencana alam pun bermunculan, kemiskinan tetap merajalela, pengangguran meningkat, hilangnya rasa aman para aparat, teroris bergentayangan, dan banjir serta gunung meletus.

Apapun itu bencana, semua kembali akibat kesalahan manusia itu sendiri yang sering gumede dengan jabatan dan kekuasaan.

Sudah sangat banyak korban, haruskah para calon penguasa masih saja berdemokrasi ala barbar yang tidak mengenal humanisme? Atau apakah mereka sebenarnya bukan berdemokrasi, tapi sedang ber-democrazy?

Kita bisa menilai, dan para pelaku pun sudah mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Namun ternyata melahirkan para politisi siratal mustaqim (politisi sejati) tidak semudah ucapan bukan?***(ak27)



Imam Ghozali
Mahasiswa S3 UIN Suska Riau


http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN