Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Terlacak berada dan berbisnis di Cina. Itulah berita pekan ini tentang keberadaan koruptor Eddy Tansil, bos Golden Key Group, terpidana 20 tahun penjara, dengan korupsi sebesar Rp1,3 triliun yang kabur dari LP Cipinang 4 Mei 1996.
Kita nyaris lupa, karena ia kabur sejak 17 tahun lalu. Juga tidak terlalu yakin bakal dapat dipulangkan ke tanah air untuk mempertanggungjawabkan ulahnya.
Juga patut diingat, korupsi besar dan tentu saja pelakunya tergolong koruptor besar yang kemudian raib, bukan hanya Eddy Tansil.
Dulu kita mencatat raibnya Samadikun Hartono, bos Bank Modern yang merugikan uang negara Rp1,2 triliun. Lalu, ada Hendra Raharja, bos Bank Harapan Sentosa (BHS), kabur ke Australia dan meninggal di sana.
Padahal melalui pengadilan in absentia, Hendra sudah divonis penjara seumur hidup. Uang negara yang digasaknya Rp 1,95 triliun.
Masih dari BHS, Eko Adi Putranto, merugikan negara Rp2,6 triliun, divonis 20 tahun penjara, namun lagi-lagi sang koruptor tidak ketahuan ada di mana.
Ingat juga David Nusa Wijaya dari Bank Umum Servitia, juga kabur setelah menggasak dana BLBI sebesar Rp1,29 triliun.
Kendati pada proses hukum David hanya divonis 1 tahun penjara, ia juga raib entah ke mana.
Ada lagi yang mencengangkan, yaitu Syamsul Nursalim, bos BDNI. Korupsinya sangat wah, Rp10,09 triliun.
Pernah ditahan 16 April 2001. Namun sebelum penyidikannya usai, ia diizinkan berobat ke luar negeri pada 21 Juni 2001 dan tak kembali lagi.
Sebagian mereka ini, nyaman di luar negeri, dan korupsinya yang mungkin bukan dimakan sendiri, hampir dilupakan orang.
Apalagi, setelahnya, korupsi demi korupsi terus saja terjadi, tak peduli ketika kita sudah punya KPK.
Kita mengajak semua untuk tidak gampang lupa dengan penanganan korupsi terdahulu yang belum tuntas, untuk terus dikejar.
Kita juga berharap, semua masyarakat anti korupsi, instrumen penegak hukum dan terutama KPK, untuk tidak lagi lengah dan harus terus bekerja.
Karena potensi korupsi selalu ada, tak terkecuali di tahun politik yang sebentar lagi kita jelang.***(ak27)
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Terlacak berada dan berbisnis di Cina. Itulah berita pekan ini tentang keberadaan koruptor Eddy Tansil, bos Golden Key Group, terpidana 20 tahun penjara, dengan korupsi sebesar Rp1,3 triliun yang kabur dari LP Cipinang 4 Mei 1996.
Kita nyaris lupa, karena ia kabur sejak 17 tahun lalu. Juga tidak terlalu yakin bakal dapat dipulangkan ke tanah air untuk mempertanggungjawabkan ulahnya.
Juga patut diingat, korupsi besar dan tentu saja pelakunya tergolong koruptor besar yang kemudian raib, bukan hanya Eddy Tansil.
Dulu kita mencatat raibnya Samadikun Hartono, bos Bank Modern yang merugikan uang negara Rp1,2 triliun. Lalu, ada Hendra Raharja, bos Bank Harapan Sentosa (BHS), kabur ke Australia dan meninggal di sana.
Padahal melalui pengadilan in absentia, Hendra sudah divonis penjara seumur hidup. Uang negara yang digasaknya Rp 1,95 triliun.
Masih dari BHS, Eko Adi Putranto, merugikan negara Rp2,6 triliun, divonis 20 tahun penjara, namun lagi-lagi sang koruptor tidak ketahuan ada di mana.
Ingat juga David Nusa Wijaya dari Bank Umum Servitia, juga kabur setelah menggasak dana BLBI sebesar Rp1,29 triliun.
Kendati pada proses hukum David hanya divonis 1 tahun penjara, ia juga raib entah ke mana.
Ada lagi yang mencengangkan, yaitu Syamsul Nursalim, bos BDNI. Korupsinya sangat wah, Rp10,09 triliun.
Pernah ditahan 16 April 2001. Namun sebelum penyidikannya usai, ia diizinkan berobat ke luar negeri pada 21 Juni 2001 dan tak kembali lagi.
Sebagian mereka ini, nyaman di luar negeri, dan korupsinya yang mungkin bukan dimakan sendiri, hampir dilupakan orang.
Apalagi, setelahnya, korupsi demi korupsi terus saja terjadi, tak peduli ketika kita sudah punya KPK.
Kita mengajak semua untuk tidak gampang lupa dengan penanganan korupsi terdahulu yang belum tuntas, untuk terus dikejar.
Kita juga berharap, semua masyarakat anti korupsi, instrumen penegak hukum dan terutama KPK, untuk tidak lagi lengah dan harus terus bekerja.
Karena potensi korupsi selalu ada, tak terkecuali di tahun politik yang sebentar lagi kita jelang.***(ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.