Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Wakil Menteri Agama RI, Prof Nasarudin Umar saat pembukaan Konferensi Imam Besar Masjid Sedunia (World of Imam Mosque Conference) menjelaskan bahwa fungsi imam bukan hanya sebagai imam di masjid tetapi menegakkan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.
Imam bukan hanya fasih dalam membaca Alquran, tetapi sosok yang dikedepankan saat umat Islam menghadapi ujian.
Hal ini sebagaimana dicontohkan para sahabat memilih Abu Bakar Siddiq menjadi iman jika Rasulullah SAW tidak bisa ke masjid (sakit), karena Abu Bakar Siddiq merupakan sosok integitas keimanannya sudah teruji, yakni ketika Rasulullah baru pulang dari Israk Misraj, kafir Quraisy tidak percaya jika Nabi Muhammad melakukan perjalanan ke Masjidil Aqsa yang jaraknya dari Madinah bisa dua bulan perjalanan, tetapi Abu Bakar Siddiq sosok yang pertama yang menyatakan bahwa jika Nabi Muhammad yang melakukan itu, Abu Bakar Siddiq percaya, maka para sahabat lain pun hatinya jadi tenang.
Begitu juga saat umat Islam menghadapi ujian, yakni wafatnya Rasulullah, Abu Bakar Siddiq tampil ke depan menenangkan umat Islam yang hampir pecah.
Bahkan Abu Bakar yang memerangi umat Islam yang tidak mau bayar zakat. Di sini nampak sosok imam itu bukan hanya jadi imam di masjid tetapi integritasnya teruji di lapangan, yakni menegakkan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.
Nah, terkait pertemuan imam besar sedunia yang saat ini sedang berlangsung di Pekanbaru, hendaknya pertemuan ini menghasilkan rekomendasi dan sejumlah catatan penting yang bisa ditindaklanjuti menjadi egenda besar umat Islam ke depan.
Sebab, pertemuan ini dihadiri para imam besar dari berbagai negara, bahkan imam besar dari Pelestina pun ikut hadir.
Untuk memperbaiki umat Islam hal yang mendasar yang perlu diperbaiki adalah dalam hal salat, termasuk di dalamnya imam.
Salat bukan hanya sekadar ditunaikan, tetapi bagaimana salat itu bisa ”didirikan” yakni menegakkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang khusuk salatnya, mereka tidak akan melakukan korupsi, memfitnah, maksiat dan sebagainya. Yang kita saksikan, salat sekadar tunai, tetapi belum didirikan. Salat belum bisa ditegakkan sebagai yanha ‘anil fahsya wal munkar (mencegah perbuatan keji dan munkar).
Semoga pertemuan imam besar sedunia saat ini memberikan pencerahan bagi umat, bukan hanya umat Islam di Riau tetapi di seluruh dunia.***(ak27/rp)
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Wakil Menteri Agama RI, Prof Nasarudin Umar saat pembukaan Konferensi Imam Besar Masjid Sedunia (World of Imam Mosque Conference) menjelaskan bahwa fungsi imam bukan hanya sebagai imam di masjid tetapi menegakkan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.
Imam bukan hanya fasih dalam membaca Alquran, tetapi sosok yang dikedepankan saat umat Islam menghadapi ujian.
Hal ini sebagaimana dicontohkan para sahabat memilih Abu Bakar Siddiq menjadi iman jika Rasulullah SAW tidak bisa ke masjid (sakit), karena Abu Bakar Siddiq merupakan sosok integitas keimanannya sudah teruji, yakni ketika Rasulullah baru pulang dari Israk Misraj, kafir Quraisy tidak percaya jika Nabi Muhammad melakukan perjalanan ke Masjidil Aqsa yang jaraknya dari Madinah bisa dua bulan perjalanan, tetapi Abu Bakar Siddiq sosok yang pertama yang menyatakan bahwa jika Nabi Muhammad yang melakukan itu, Abu Bakar Siddiq percaya, maka para sahabat lain pun hatinya jadi tenang.
Begitu juga saat umat Islam menghadapi ujian, yakni wafatnya Rasulullah, Abu Bakar Siddiq tampil ke depan menenangkan umat Islam yang hampir pecah.
Bahkan Abu Bakar yang memerangi umat Islam yang tidak mau bayar zakat. Di sini nampak sosok imam itu bukan hanya jadi imam di masjid tetapi integritasnya teruji di lapangan, yakni menegakkan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat.
Nah, terkait pertemuan imam besar sedunia yang saat ini sedang berlangsung di Pekanbaru, hendaknya pertemuan ini menghasilkan rekomendasi dan sejumlah catatan penting yang bisa ditindaklanjuti menjadi egenda besar umat Islam ke depan.
Sebab, pertemuan ini dihadiri para imam besar dari berbagai negara, bahkan imam besar dari Pelestina pun ikut hadir.
Untuk memperbaiki umat Islam hal yang mendasar yang perlu diperbaiki adalah dalam hal salat, termasuk di dalamnya imam.
Salat bukan hanya sekadar ditunaikan, tetapi bagaimana salat itu bisa ”didirikan” yakni menegakkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang khusuk salatnya, mereka tidak akan melakukan korupsi, memfitnah, maksiat dan sebagainya. Yang kita saksikan, salat sekadar tunai, tetapi belum didirikan. Salat belum bisa ditegakkan sebagai yanha ‘anil fahsya wal munkar (mencegah perbuatan keji dan munkar).
Semoga pertemuan imam besar sedunia saat ini memberikan pencerahan bagi umat, bukan hanya umat Islam di Riau tetapi di seluruh dunia.***(ak27/rp)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.