SURABAYA [ArtikelKeren] NEWS - Masih ingat dengan pembunuhan sadis bocah 3,5 tahun oleh Solikin, tetangganya yang kemudian mayatnya disemen hingga jadi patung di Surabaya, Februari silam? Ya, kemarin giliran Solikin yang berduka. Ayah Solikin, Muhammad Taufik, 55 tewas dibunuh di jalanan, kemarin (412). Dia dikeroyok lantas dibacok oleh empat orang tak dikenal di Jalan Wonokusumo Bakti, Semampir, Surabaya. Warga Jalan Tenggumung Wetan, Gang Blewah, tersebut kemarin mengendarai motor sendirian di Jalan Wonokusumo Bakti, Semampir. Tiba-tiba empat orang dengan mengendarai dua sepeda motor mengejar dari belakang.
Salah seorang di antara mereka menyabetkan celurit ke punggung dan leher Taufik. Korban tersungkur. Tidak berhenti sampai di situ. Saat korban mencoba bangkit, dua orang yang dibonceng turun dari motor dan tanpa ba bi bu menyabetkan lagi celurit ke tubuh korban.
Pada saat kejadian, jalan sedang sepi sehingga tidak ada yang bisa menghentikan aksi beringas itu. Ketika korban sudah terkapar, para pelaku melarikan diri.
Polisi yang datang ke lokasi kejadian beberapa saat kemudian langsung membawa korban yang kritis ke RSUD dr Soetomo. Sayang, setelah menjalani perawatan sekitar satu jam, nyawa korban tidak bisa diselamatkan.
"Saya cukup mengenal Haji Taufik karena jika pulang kerja memang selalu lewat jalan ini. Keseharian dia berjualan besi tua di sekitar Jalan Kalimati," ucap salah seorang saksi mata Endang Susilowati, warga Jalan Wonokusumo Pasar.
Menurut Endang, Taufik menderita luka di beberapa bagian tubuhnya. Dia melihat darah segar keluar dari perut, punggung, leher, dan pelipis.
Entah kebetulan atau tidak, setelah ditelusuri oleh polisi, ternyata Taufik adalah ayah Solikin, pembunuh Fahri Khusaeni Romadhon, bocah 3,5 tahun, warga Jalan Endrosono Gang VII, Semampir. Fahri dibunuh Solikin Februari lalu, kemudian jenazahnya disemen.
Hingga sekitar pukul 19.00 tadi malam, petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak belum bisa menemukan jejak pelaku. Polisi juga tidak berani berspekulasi apakah pembunuhan itu berkaitan dengan pembunuhan terhadap Fahri oleh Solikin. "Kita tidak mau terlebih dahulu menyangkutpautkan kasus ini dengan kasus yang lama," ucap Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Lily Djafar.
Menurut dia, masih terlalu dini menentukan pelaku pembunuhan terhadap Taufik. Sebab, saat kejadian, tidak ada saksi mata yang melihat langsung. Warga baru berdatangan setelah korban tergeletak dan ditinggalkan para pelaku. (ak27/jpnn)
Salah seorang di antara mereka menyabetkan celurit ke punggung dan leher Taufik. Korban tersungkur. Tidak berhenti sampai di situ. Saat korban mencoba bangkit, dua orang yang dibonceng turun dari motor dan tanpa ba bi bu menyabetkan lagi celurit ke tubuh korban.
Pada saat kejadian, jalan sedang sepi sehingga tidak ada yang bisa menghentikan aksi beringas itu. Ketika korban sudah terkapar, para pelaku melarikan diri.
Polisi yang datang ke lokasi kejadian beberapa saat kemudian langsung membawa korban yang kritis ke RSUD dr Soetomo. Sayang, setelah menjalani perawatan sekitar satu jam, nyawa korban tidak bisa diselamatkan.
"Saya cukup mengenal Haji Taufik karena jika pulang kerja memang selalu lewat jalan ini. Keseharian dia berjualan besi tua di sekitar Jalan Kalimati," ucap salah seorang saksi mata Endang Susilowati, warga Jalan Wonokusumo Pasar.
Menurut Endang, Taufik menderita luka di beberapa bagian tubuhnya. Dia melihat darah segar keluar dari perut, punggung, leher, dan pelipis.
Entah kebetulan atau tidak, setelah ditelusuri oleh polisi, ternyata Taufik adalah ayah Solikin, pembunuh Fahri Khusaeni Romadhon, bocah 3,5 tahun, warga Jalan Endrosono Gang VII, Semampir. Fahri dibunuh Solikin Februari lalu, kemudian jenazahnya disemen.
Hingga sekitar pukul 19.00 tadi malam, petugas Polres Pelabuhan Tanjung Perak belum bisa menemukan jejak pelaku. Polisi juga tidak berani berspekulasi apakah pembunuhan itu berkaitan dengan pembunuhan terhadap Fahri oleh Solikin. "Kita tidak mau terlebih dahulu menyangkutpautkan kasus ini dengan kasus yang lama," ucap Kasubbag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Lily Djafar.
Menurut dia, masih terlalu dini menentukan pelaku pembunuhan terhadap Taufik. Sebab, saat kejadian, tidak ada saksi mata yang melihat langsung. Warga baru berdatangan setelah korban tergeletak dan ditinggalkan para pelaku. (ak27/jpnn)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.