[ArtikelKeren] NEWS - Jasad Fitriyani (12), korban serangan buaya ditemukan dalam kondisi mengenaskan, Kamis (21/11) sekitar pukul 08.00 WIB. Tubuhnya sudah tak utuh lagi, kedua kaki dan tangannya putus.
Seran , seorang petani sawit, warga Bangko Kiri pagi kemarin secara tak sengaja menemukan jasad korban di atas permukaan Sungai Bangko. Saat itu, ia hendak ke ladang sambil menaiki pompong.
Secara tak sengaja ia melihat ada yang aneh di permukaan air sungai. Karena curiga ia mendekati, dan ternyata jasad korban yang terapung. ‘’Lalu ia bergegas melaporkan ke saya,’’ ujar Datuk Penghulu Bangko Kiri, Nazuwin, Kamis (21/11).
Menurut penuturan Nazuwin, ia bersama warga dan team SAR pun meluncur ke tempat penemuan jasad tersebut. Selanjutnya, dibawa ke rumah orangtuanya.
‘’Alhamdulillah, upaya-upaya kita dalam pencarian jasad Fitri yang ditelan buaya selama 2 hari telah telah berhasil. Jarak tempuh jasad Fitri ditemukan dari tempat ia diterkam sekitar 6 kilometer kalau menggunakan jalan sungai, sedangkan jalan darat hanya 3 kilometer. Dari awal pencarian upaya kita telah banyak dilakukan seperti memanggil pawang buaya,’’ ujar Nazuwin.
Sedangkan orangtua ibu korban, Tariamah di kediamannya mengatakan, dengan telah pulangnya jasad anaknya merasa lega.
‘’Saya sekarang sudah merasa lega dan nyaman, karena bisa bertemu dengan jasad anak saya walaupun jasad tidak lengkap. Dengan sudah dikebumikan, berarti dia sudah bisa tinggal di rumahnya sendiri,’’ ujarnya.
Dikisahkannya sejak kejadian ini, ia selalu memanggil nama anaknya di saat mau tidur, agar nanti bisa bertemu di dalam mimpi. Tapi apa yang diharapkan untuk bisa bertemu dalam mimpi tersebut malah jauh dari mimpi.
‘’Meskipun sudah merasa lega, tapi ia masih berharap kepada pemerintah atau yang terkait untuk bisa menaikkan buaya tersebut karena saya ingin sekadar mengetahui buaya yang mana yang telah memakan anak saya. Niat saya cuma ingin tahu saja jenis buaya yang telah tega memakan anak saya yang tak berdosa tersebut,’’ harap Tariamah.
Sementara ditemui di tempat yang berbeda, ayah korban juga mengaku pasrah terkait kejadian nahas itu.
‘’Saya ingin anak saya ditemukan (jasad), kalaupun diterkam buaya yang penting anak saya kembali, meski buaya tak ditangkap, saya ikhlas,’’ kata ayah korban, Jumali.
Puluhan warga sekitar langsung melakukan upaya pencarian namun saat itu belum ditemukan, saat itu, pencarian terus berlanjut hingga datangnya tim Basarnas kemarin.***(ak27/rp)
Seran , seorang petani sawit, warga Bangko Kiri pagi kemarin secara tak sengaja menemukan jasad korban di atas permukaan Sungai Bangko. Saat itu, ia hendak ke ladang sambil menaiki pompong.
Secara tak sengaja ia melihat ada yang aneh di permukaan air sungai. Karena curiga ia mendekati, dan ternyata jasad korban yang terapung. ‘’Lalu ia bergegas melaporkan ke saya,’’ ujar Datuk Penghulu Bangko Kiri, Nazuwin, Kamis (21/11).
Menurut penuturan Nazuwin, ia bersama warga dan team SAR pun meluncur ke tempat penemuan jasad tersebut. Selanjutnya, dibawa ke rumah orangtuanya.
‘’Alhamdulillah, upaya-upaya kita dalam pencarian jasad Fitri yang ditelan buaya selama 2 hari telah telah berhasil. Jarak tempuh jasad Fitri ditemukan dari tempat ia diterkam sekitar 6 kilometer kalau menggunakan jalan sungai, sedangkan jalan darat hanya 3 kilometer. Dari awal pencarian upaya kita telah banyak dilakukan seperti memanggil pawang buaya,’’ ujar Nazuwin.
Sedangkan orangtua ibu korban, Tariamah di kediamannya mengatakan, dengan telah pulangnya jasad anaknya merasa lega.
‘’Saya sekarang sudah merasa lega dan nyaman, karena bisa bertemu dengan jasad anak saya walaupun jasad tidak lengkap. Dengan sudah dikebumikan, berarti dia sudah bisa tinggal di rumahnya sendiri,’’ ujarnya.
Dikisahkannya sejak kejadian ini, ia selalu memanggil nama anaknya di saat mau tidur, agar nanti bisa bertemu di dalam mimpi. Tapi apa yang diharapkan untuk bisa bertemu dalam mimpi tersebut malah jauh dari mimpi.
‘’Meskipun sudah merasa lega, tapi ia masih berharap kepada pemerintah atau yang terkait untuk bisa menaikkan buaya tersebut karena saya ingin sekadar mengetahui buaya yang mana yang telah memakan anak saya. Niat saya cuma ingin tahu saja jenis buaya yang telah tega memakan anak saya yang tak berdosa tersebut,’’ harap Tariamah.
Sementara ditemui di tempat yang berbeda, ayah korban juga mengaku pasrah terkait kejadian nahas itu.
‘’Saya ingin anak saya ditemukan (jasad), kalaupun diterkam buaya yang penting anak saya kembali, meski buaya tak ditangkap, saya ikhlas,’’ kata ayah korban, Jumali.
Puluhan warga sekitar langsung melakukan upaya pencarian namun saat itu belum ditemukan, saat itu, pencarian terus berlanjut hingga datangnya tim Basarnas kemarin.***(ak27/rp)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.