Oleh :
Harapan yang besar untuk bisa diterima sebagai calon PNS, telah memaksa sejumlah calon untuk mengalahkan rintangan berat yang dihadapi.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti, ada seorang peserta yang rela ujian sambil menahan sakit menunggu kelahiran anaknya, dan itu kelahiran anak pertama pula.
Peserta yang satu ini tak mau kehilangan dua kesempatan penting; menjadi PNS dan menjadi ibu bagi anak pertamanya.
Rasa sakit akibat kontraksi tak dipedulikan. Dia tetap berupaya keras menjawab satu per satu soal yang ada, walaupun hanya dengan mendengarkan apa yang dibacakan seorang petugas yang sekaligus sebagai pengawas.
Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Bengkalis. Seorang ibu asal Kecamatan Pinggir yang baru melahirkan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis karena kondisinya yang lemah. Peserta dari honor kategori 2 (K2) ini pun terpaksa ujian di RSUD Bengkalis.
Kasus lainnya juga terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Salah seorang warga tertangkap menjadi joki yang akhirnya harus berurusan dengan pihak kepolisian.
Selain kasus di atas, sudah menjadi pembicaraan publik banyak peserta yang mencari cara —walaupun terlarang— agar bisa lulus, termasuk menyiapkan sejumlah uang untuk ''modal''. Menjual harta pusaka pun dilakukan asal bisa jadi PNS.
Berkaca pada kasus tersebut, terlihat jelas ada harapan besar yang ingin dicapai dan ingin diraih. Pertanyaannya; apa motivasi seseorang menjadi PNS sehingga rela berkorban begitu besar?
Apakah karena adanya jaminan pendapatan dalam bentuk gaji dan tunjangan lainnya setiap bulan dan tak perlu lagi bekerja keras, atau atas motivasi lainnya?
Motivasi menjadi pegawai negeri haruslah tulus untuk menjadi abdi negara, pelayan masyarakat di mana saja ditugaskan.
Dengan motivasi tersebut seorang PNS akan dengan senang hati melayani masyarakat dengan segenap kemampuan yang dimilikinya. Dengan motivasi itu pula, seorang PNS bisa dengan senyum melayani masyarakat.
Dengan motivasi yang tulus pula, seorang PNS diharapkan tidak berpikir bahwa penghasilan yang diterimanya sebagai abdi negara adalah bonus bulanan, sehingga harus diberi imbalan terhadap semua layanan yang diinginkan. Sekali lagi, gaji itu bukan bonus bulanan.
Gaji dan penghasilan lainnya merupakan imbalan yang diberikan negara atas tugasnya melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik untuk bangsa ini.
Para CPNS yang diterima nantinya diharapkan pula menjadi motor terwujudnya pelayanan prima yang memuaskan masyarakat. Mereka juga diharapkan menjadi pemutus mata rantai buruknya pelayanan publik selama ini.***
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.