Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Rabu, 27 November 2013

Coblos Yes, Golput No

Rabu, November 27, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Imam Ghozali


[ArtikelKeren] OPINI - Pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau akhirnya masuk pada putaran kedua. Pasangan Herman Abdullah-Agus Widayat dan Annas Maamun-Arsyadjuliandi Rachman bersaing untuk menjadi nomor satu di Bumi Lancang Kuning. Perubahan “angin” politik yang tadinya fluktuatif, berakhir dengan cuaca yang terang benderang.

Partai Demokrat yang sebelumnya santer mendukung AMAN, diakhir keputusan mendukung “HA”. Begitu juga kemesraan koalisi PKS-PAN berakhir dengan mencari pasangan sendiri-sendiri.

PKS merapat ke kubu AMAN, sedangkan PAN lebih enjoy di kubu “HA.” Perubahan dukungan partai tentu akan mempengaruhi arah pemilih, dan akan bertambah seru Pemilukda putaran kedua ini.

Memang ada kekhawatiran Golput (orang yang tidak mempergunakan hak suara) dalam putaran kedua meningkat (mudah-mudahan ini tidak terjadi).

Ini pernah di diskusikan dengan Billy Nasution, dosen dari Universitas Riau, yang kebetulan sama-sama sebagai pemakalah di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan penulis (Ahad, 17/11) lalu.

Penulis menyimpulkan penyebab tinggi angka Golput disebabkan antara lain: Pertama, bentuk kekecewaan masyarakat intelektual, termasuk para mahasiswa terhadap para pemimpin yang tidak konsisten memperjuangkan pesan reformasi, yaitu menciptakan tata pemerintahan yang bersih dari KKN, adanya transparansi dan terciptanya good government.

Kedua, Parpol sebagai organisasi efektif merekrut calon-calon pemimpin masih menutup rapat, dan hanya membuka sedikit “pintu” kesempatan para kader-kader daerah (independen) yang berkualitas.

Hal ini wajar tradisi di tubuh partai yang masih mengutamakan kadernya daripada melirik calon di luar partai. Maka tidak heran apabila terjadinya proses pergantian pemimpin partai dan menimbulkan gesekan serius di antara kader, penyebabnya yaitu untuk mempermulus pemimpin partai menjadi calon kepala daerah.

Ketiga, demokrasi sebagai simbol kekuasaan rakyat telah digiring menjadi kekuasaan penguasa. Kemerdekaan dan kebebasan menentukan menentukan pemimpin sering dicederai oleh oknum para pegawai pemerintah melakukan intervensi baik secara halus sampai kepada yang sedikit kasar mengarahkan kepada calon tertentu.

Demokrasi juga dicederai oleh politik uang yang ‘gentayangan’ laksana “hantu’ yang terkadang sulit dibuktikan, namun sangat terasa aroma tersebut.

Pengamalan Pimilukada telah melahirkan budaya politik uang yang semakin halus dan tidak terdeksi oleh jeratan hukum. Ini yang menyebabkan para koruptor bisa lolos menjadi calon kepala daerah (bahkan juga Capres).

Keempat, program pembangunan yang kurang berpihak terhadap kesejahteraan rakyat. Pemimpin terpilih lebih paham keperluan konstituenya dan Parpol pendukungnya daripada keperluan riil masyarakatnya.

Pemimpin lebih mudah melakukan bagi-bagi “kue” jabatan kepada pendukung daripada menyelesaikan persoalan yang mendera rakyat kecil.

Sehingga wajar apabila terjadi permasalahan yang urgen terjadi di masyarakat kecil tidak terselesaikan setiap Pimilukada. Masyarakat hanya dijadikan “sapi perah” untuk meraih suara sebanyak-banyaknya. Dan setelah itu, mereka dilupakan.

Kekecewaan tersebut menurut hemat penulis tidak seharusnya dilakukan dengan Golput. Keadaan ini seharusnya menantang masyarakat Riau untuk aktif memperbaiki keadaan dengan ikut memilih atau mencoblos mereka.

Dari perspektif politik pun, sikap ini menimbulkan berbagai kerugian, antara lain: Pertama, Pemilukada bisa jadi menjadi tidak mempunyai legitimasi; kedua, telah menghabiskan biaya yang cukup besar.

Begitu juga dalam perspektif hukum Islam, memilih pemimpin adalah suatu kewajiban. Bahkan oleh Nabi Muhammad SAW diilustrasikan ketika berjalan tiga orang pun, harus menunjuk di antara mereka menjadi Pemimpin (Amir).

Konsekuensi logisnya, bahwa bentuk pertanggungjawaban sebagai warga negara yang baik yaitu menyukseskan Pemilukada tersebut.

Bagi penulis kedua kandidat putra terbaik yang dimiliki masyarakat Riau. Secara pribadi, sebanyak dua kali menghadiri pelantikan Bupati Annas Maamun dua periode.

Begitu juga dengan Pak Herman Abdullah, sudah beberapa kali bertemu empat mata dan berdialog penuh dengan keakraban. Mereka telah berhasil membangun daerah masing-masing.

Tentu ada penilaian yang berbeda bagi masyarakat Riau terhadap mereka. Ada kelebihan dan ada kekurangan. Namun dalam memilih pemimpin adalah orang yang terbaik di antara yang baik.

Kecerdasan masyarakat Riau sekarang sedang diuji, apakah benar mereka menginginkan perubahan menjadi lebih baik dari pendahulunya atau sebaliknya.

Mungkin bagi Parpol ada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang tentu berbeda dengan pertimbangan masyarakat. Begitu juga tidak menjadi suatu persoalan apabila konstituen parpol tidak tunduk terhadap komandanya.

Karena bisa jadi alasan konstituen jauh lebih jernih daripada para pemimpin Parpol. Maka hal yang wajar sering terjadi dukungan Parpol tidak menjadi penentu keberhasilan dari sebuah Pemilukada.

Saat sekarang ini, konstitusi melindungi kita bebas memilih pemimpin untuk lima tahun ke depan.

Segala intervensi sudah saatnya kita abaikan. Kini saatnya masyarakat Riau menyambut masa depan daerah ini dengan penuh optimisme.

Hanya satu kalimat,”coblos calon pemimpin Anda”. Siapapun pilihan kita, itu adalah yang terbaik.***(ak27/rp)



Imam Ghozali, Mahasiswa S3 UIN Suska Riau


0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN