[ArtikelKeren] HEALTH CONCERNS - Ngorok atau mendengkur merupakan gejala dari sleep apnea atau gangguan henti napas saat tidur. Sleep apnea diketahui dapat memicu penyakit lainnya seperti penyakit jantung, diabetes, stroke, hingga kematian mendadak.
Namun tak hanya itu, sebuah studi baru menemukan, sleep apnea juga bisa menjadi pemicu penyakit mata yang disebut glaukoma. Para peneliti pun menyarankan agar penderita sleep apnea untuk melakukan pemeriksaan mata.
Dalam studi yang dipublikasi dalam jurnal Ophthalmology tersebut, para peneliti menganalisa data rekam medis lebih dari 1.000 pasien berusia 40 tahun atau lebih. Para pasien telah didiagnosa menderita sleep apnea selama tahun 2001 dan 2004. Sebagai perbandingan, para peneliti juga memiliki kelompok kontrol yang terdiri lebih dari 6.000 orang.
Mereka mencatat, responden yang menderita sleep apnea 1,67 kali lebih mungkin mengalami penyakit glaukoma tipe umum (glaukoma sudut terbuka) dalam jangka waktu lima tahun dibandingkan mereka yang tidak punya sleep apnea .
Glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan di seluruh dunia. Studi sebelumnya menemukan, glaukoma lebih umum terjadi pada penderita sleep apnea. Sehingga studi menyimpulkan sleep apnea merupakan faktor risiko independen untuk glaukoma.
Peneliti studi Herng-Chin Lin dari College of Medical Science and Technology di Taipei Medical University, Taiwan mengatakan, hasil studi diharapkan dapat memperbaiki kewaspadaan dokter terhadap pasien yang mengalami sleep apnea. Ini karena hubungan antara sleep apnea dan glaukoma sudut terbuka semakin erat.
"Kami berharap studi ini dapat meningkatkan kesadaran penderita sleep apnea untuk segera mendapat penanganan," ujarnya.
Sleep apnea dicirikan dengan henti napas saat tidur dan diperkirakan dialami oleh 100 juta orang di seluruh dunia. Dan hampir 60 persen di antaranya juga menderita glaukoma. JIka tidak segera ditangani, glaukoma dapat menurunkan kualitas penglihatan tepi dan merusak saraf optik mata.
Hanya setengah dari penderita glaukoma yang sadar akan penyakit ini. Hal ini mungkin karena glaukoma tidak memberikan rasa sakit, dan penurunan kualitas penglihatan terjadi secara perlahan.
American Academy of Opththalmology merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan mata saat sudah mencapai usia 40 tahun. Karena saat itu, tanda-tanda penyakit dan perubahan penglihatan mulai terjadi.
Namun tak hanya itu, sebuah studi baru menemukan, sleep apnea juga bisa menjadi pemicu penyakit mata yang disebut glaukoma. Para peneliti pun menyarankan agar penderita sleep apnea untuk melakukan pemeriksaan mata.
Dalam studi yang dipublikasi dalam jurnal Ophthalmology tersebut, para peneliti menganalisa data rekam medis lebih dari 1.000 pasien berusia 40 tahun atau lebih. Para pasien telah didiagnosa menderita sleep apnea selama tahun 2001 dan 2004. Sebagai perbandingan, para peneliti juga memiliki kelompok kontrol yang terdiri lebih dari 6.000 orang.
Mereka mencatat, responden yang menderita sleep apnea 1,67 kali lebih mungkin mengalami penyakit glaukoma tipe umum (glaukoma sudut terbuka) dalam jangka waktu lima tahun dibandingkan mereka yang tidak punya sleep apnea .
Glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan di seluruh dunia. Studi sebelumnya menemukan, glaukoma lebih umum terjadi pada penderita sleep apnea. Sehingga studi menyimpulkan sleep apnea merupakan faktor risiko independen untuk glaukoma.
Peneliti studi Herng-Chin Lin dari College of Medical Science and Technology di Taipei Medical University, Taiwan mengatakan, hasil studi diharapkan dapat memperbaiki kewaspadaan dokter terhadap pasien yang mengalami sleep apnea. Ini karena hubungan antara sleep apnea dan glaukoma sudut terbuka semakin erat.
"Kami berharap studi ini dapat meningkatkan kesadaran penderita sleep apnea untuk segera mendapat penanganan," ujarnya.
Sleep apnea dicirikan dengan henti napas saat tidur dan diperkirakan dialami oleh 100 juta orang di seluruh dunia. Dan hampir 60 persen di antaranya juga menderita glaukoma. JIka tidak segera ditangani, glaukoma dapat menurunkan kualitas penglihatan tepi dan merusak saraf optik mata.
Hanya setengah dari penderita glaukoma yang sadar akan penyakit ini. Hal ini mungkin karena glaukoma tidak memberikan rasa sakit, dan penurunan kualitas penglihatan terjadi secara perlahan.
American Academy of Opththalmology merekomendasikan untuk melakukan pemeriksaan mata saat sudah mencapai usia 40 tahun. Karena saat itu, tanda-tanda penyakit dan perubahan penglihatan mulai terjadi.
Sumber : Healthday News
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.