Menurut Mambang, beberapa waktu lalu pihaknya telah melakukan pertemuan dengan PLN terkait permasalahan pemadaman ini, namun PLN berkilah pemadaman terpaksa dilakukan mengingat menurunnya debit air di PLTA Koto Panjang, yang notabene adalah penyuplai utama pasokan listrik di Riau.
"Beberapa waktu lalu kita sudah melakukan pertemuan dengan PLN, mereka beralasan debit air di PLTA Koto Panjang sebagai penyuplai daya terbesar itu mulai menurun, itu yang selalu dijadikan alasan," ujar Mambang.
Dijelaskan Mambang, seharusnya pihak PLN sudah menyiapkan langkah dan antisipasi jelang musim kemarau yang berkepanjangan ini. Sehingga debit air Waduk PLTA Koto Panjang yang menyusut dijadikan kambing hitam.
"PLN harus mencari solusi yang konkrit, jangan lagi mencari-cari alasan. Karena kebutuhan listrik saat ramadhan ini sangat tinggi. Apalagi keberadaan arus listrik ini sangat berkaitan dengan kekhusukkan umat muslim dalam beribadah," tandasnya.
Lebih jauh dikatakan Mambang, seharusnya pihak PLN sudah siap mengantisipasi persoalan defisit daya yang terjadi hampir setiap tahun ini. "Kita ini kan terkoneksi dengan beberapa daerah lain di Sumatera ini. Kalau bisa bebannya juga dibantu dengan pembangkit yang ada didaerah lain juga. Misalnya koneksi ke Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat," cetusnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, pemadaman listrik dalam beberapa pekan belakangan memang cukup ektrim. Bahkan, janji PLN yang tidak melakukan pemadaman saat umat muslim menjalankan ibadah sholat taraweh hanya isapan jempol belaka. Pemadaman terjadi hampir setiap malam.
Pihak PLN setiap kali dikonfirmasi selalu memberikan alasan klasik. Dimana sejumlah pembangkit mengalami perawatan berkala. Begitu juga waduk PLTA koto panjang yang sering dijadikan kambing hitam. Parahnya, pemadaman listrik ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, sehingga mengancam peralatan elektronik warga.(Dian Alhadi)
Sumber : halloriau
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.