[ArtikelKeren] CULTURE - Tradisi Lampu Colok adalah tradisi yang dilaksanakan oleh masyarakat kabupaten Bengkalis dalam rangka acara malam takbiran untuk menyambut hari kemenengan Idul Fitiri (lebaran). Selain sudah menjadi tradisi bagi masyarakat di Kabupaten Bengkalis, lampu colok ini diperlombakan antar kampung dan acara ini didukung oleh pemerintah Daerah Bengkalis yang dijadikan sebagai salah satu Budaya yang harus dilestarikan.
Pemasangan lampu colok ini sudah menjadi tradisi setiap tahun diakhir bulan ramadhan dalam menyambut malam takbir dan lebaran. Lampu colok ini terbuat dari kaleng bekas yang diberi sumbu dan diisi minyak tanah dan kemudian disusun berupa kubah - kubah masjid dan hiasan kaligrafi.
Tradisi Lampu Colok tradisi ini berawal dari keinginan masyarakat untuk memberikan penerangan di bulan ramadhan, sekaligus tradisi ini merupakan syiar Islam sebagai hiasan-hiasan lampu yang ada selalu bernuansakan Islami.
Keindahan lampu colok yang dihias dalam bentuk kubah masjid dan kaligrafi ini digemari oleh warga setempat dengan keluar rumah dan berkeliling kampung.
Biasanya Lampu Colok ini dilaksanakapn pada mulai malam 27 Ramadhan, dari zaman ke zaman tradisi lampu colok ini tidak pernah tidak dilakukan. Lampu colok adalah salah satu alat penerangan yang dipakai pada saat listrik belum dikenal, lampu ini menggunakan bahan bakar minyak tanah yang dibuat sedemikan rupa. sedangkan tradisi yang biasa dilakukan oleh pemuda - pemuda setempat ialah membuat beberapa menara yang tinggi sebagai kerangka untuk menyusun lampu- lampu tersebut. susunan tersebut membentuk berbagai macam formasi. pemasangan lampu colok biasanya dimulai pada 27 hari bulan ramadhan atau sering disebut dengan "27 likur" sampai malam takbiran.
Festival Lampu colok yang digelar setiap tahunnya di Bengkalis, mengunggulkan ciri khas kreativitas kedaerahan. Di Bengkalis, lampu colok yang mencolok bersinar adalah berbentuk gapura colok. Festival lampu colok di Bengkalis digelar oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Melalui festival ini juga diharapkan menjadi daya tarik orang untuk datang ke Bengkalis atau perantau pulang ke kampung halaman.
Sumber : Pariwisata Riau
Editor : Ananda Donie
Pemasangan lampu colok ini sudah menjadi tradisi setiap tahun diakhir bulan ramadhan dalam menyambut malam takbir dan lebaran. Lampu colok ini terbuat dari kaleng bekas yang diberi sumbu dan diisi minyak tanah dan kemudian disusun berupa kubah - kubah masjid dan hiasan kaligrafi.
Tradisi Lampu Colok tradisi ini berawal dari keinginan masyarakat untuk memberikan penerangan di bulan ramadhan, sekaligus tradisi ini merupakan syiar Islam sebagai hiasan-hiasan lampu yang ada selalu bernuansakan Islami.
Keindahan lampu colok yang dihias dalam bentuk kubah masjid dan kaligrafi ini digemari oleh warga setempat dengan keluar rumah dan berkeliling kampung.
Biasanya Lampu Colok ini dilaksanakapn pada mulai malam 27 Ramadhan, dari zaman ke zaman tradisi lampu colok ini tidak pernah tidak dilakukan. Lampu colok adalah salah satu alat penerangan yang dipakai pada saat listrik belum dikenal, lampu ini menggunakan bahan bakar minyak tanah yang dibuat sedemikan rupa. sedangkan tradisi yang biasa dilakukan oleh pemuda - pemuda setempat ialah membuat beberapa menara yang tinggi sebagai kerangka untuk menyusun lampu- lampu tersebut. susunan tersebut membentuk berbagai macam formasi. pemasangan lampu colok biasanya dimulai pada 27 hari bulan ramadhan atau sering disebut dengan "27 likur" sampai malam takbiran.
Sumber : Pariwisata Riau
Editor : Ananda Donie
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.