Hal itu dilakukan oleh PT Pos Indonesia Cabang Lhokseumawe, karena ada penerima yang sudah meningggal, pindah alamat, dan ada warga menolak menerima.
Menurut Kepala PT Pos Indonesia Lhokseumawe Fahdian Yunardi, warga yang menolak menerima kartu BLSM karena menganggap dirinya mampu dan tidak berhak terima bantuan tersebut.
“Itu semua hasil ditemukan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang melakukan cross cek ke lapangan,” ucap Fahdian Yunardi, kepada RPG, Kamis (2/10).
Menurutnya, semua kartu itu sudah dikembalikan ke kantor pos dan dilanjutkan ke Kementerian Sosial. Bahkan, pihaknya juga sudah mengusulkan 1.610 nama pengganti penerima BLSM agar dicetak kartu baru di Jakarta.
“Data itu hasil usulkan dari desa melalui TKSK, kita sudah mengentri data tersebut dan kita kirim ke pusat. Jadi tinggal menunggu kartu pengganti untuk dibagikan kepada masyarakat miskin,” terangnya.
Sebutnya, informasi yang diterima, pihaknya kartu BLSM itu sudah dicetak dan tinggal menunggu dikirim ke daerah.
”Ada sejumlah kabupaten/kota di Indonesia yang sudah mulai menerima kartu BLSM pengganti tersebut,” ucapnya, seraya menambahkan, jika sudah dikirim kartu pengganti langsung dibagikan kepada masyarakat miskin di wilayah kerjanya. Masing-masing untuk warga di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireuen, Bener Meriah dan Aceh Tengah.
Selain itu lanjutnya, untuk realisasi BLSM tahap II penerima warga miskin Aceh Utara, mencapai 50.181 RTS dan yang sudah disalurkan 43.850 RTS serta sisanya 6.331 RTS.
Kemudian, penerima BLSM Kota Lhokseumawe, 6.977 RTS, yang telah disalurkan 6.870 dan sisanya 107 RTS. Selanjutnya, penerima BLSM Kabupaten Bireuen, mencapai 33.131 RTS, yang sudah tersalurkan 31.106 RTS dan sisanya 2.025 RTS lagi.
Begitu juga untuk penerima BLSM Aceh Tengah, mencapai 13.516 RTS, yang sudah disalurkan 13.251 RTS, serta sisanya 265 RTS lagi. Bener Meriah 12.761 RTS, yang sudah terima 12.115 RTS dan sisanya 646 RTS lagi.
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.