Pasalnya sagu hati terhadap lahan kelompok tani yang telah dimanfaatkan oleh PT SRL belum kunjung dibayarkan. Seperti yang disampaikan Ketua Kelompok Tani Usaha Bersama, Khaidir kepada wartawan ditemui saat mengadu kepada Kadishutbun, Selasa (25/2). Dia menegaskan sudah sangat lelah menunggu komitmen perusahaan.
"Jika sekali ini tidak juga direalisasikan, saya minta di enclave saja. Sebab saya sudah capek mengalah dan bersabar selama tiga tahun,’’ katanya.
Khaidir menyebutkan dari seluas 71 hektare lahannya sebagian besarnya sudah ditanami akasia dan dibangun jalan. Namun hingga kini pihak perusahaan seolah tidak peduli.
Padahal dalam pertemuan beberapa waktu lalu antara kelompok tani dengan perusahaan yang difasilitasi Pemkab Meranti sudah disepakati pembayaran sagu hati dibayarkan segera.
"Ini sudah lewat dari janji mereka. Seharusnya dua pekan lalu sudah dibayar sagu hatinya. Tapi belum juga. Kami sudah sangat muak,’’ katanya.
Ditambahkan Ketua Kelompok Tani Tunas Karya, Zulkifli yang 79 haktare lahannya telah dimanfaatkan oleh PT SRL juga belum dibayarkan sesuai dengan komitmen waktu itu. Padahal pihaknya sudah mau mengalah dengan harga yang ditentukan pihak perusahaan secara sepihak.
"Kalau sekali ini juga perusahaan tidak mau melaksanakan komitmennya, lebih baik perusahaan keluar saja dari Meranti. Kami sudah tidak tahan lagi. Entah apa maunya perusahaan,’’ tegasnya.
Ketua Kelompok Tani Karya Sepakat, Rozali yang memiliki lahan seluas 67 hektare mengaku pihaknya sudah berupaya memberikan pengertian kepada anggota kelompoknya yang sudah kehabisan kesabaran. Jika kesepakatan kali ini tidak juga dilaksanakan perusahaan ia meminta lahannya itu di-enclave-kan saja.
Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Kepulauan Meranti, Ir Mamun Murod MM MH menyayangkan sikap perusahaan PT SRL.
Sebab komitmen tersebut sudah disepakati dalam pertemuan yang difasilitasi Pemkab Meranti melalui Dishutbun beberapa waktu lalu.
"Kita menginginkan perusahaan bisa lebih menjalankan komitmennya. Karena masyarakat punya batas kesabaran. Jika masyarakat terlukai akan menjadi duri bagi perusahaan,’’ sebutnya.
Murod juga tidak habis mengerti. Pasalnya pihaknya sudah berupaya memfasilitasi beberapa kali dengan pihak perusahaan. Namun hingga kini belum juga ada niat dari pihak perusahaan.
"Jadi nantinya jika masyarakat berbuat lebih jauh, saya juga tidak berbuat banyak. Sebab saya juga sudah empat kali memfasilitasi pertemuan antara kelompok tani dengan pihak perusahaan,’’ jelasnya.
Humas PT SRL, Abdul Hadi saat dikonfirmasi, Selasa (25/2) mengaku bahwa lahan milik masyarakat kelompok tani tersebut sudah dibayarkan oleh pihak perusahaan.
"Yang mana lagi. Kalau tak salah semuanya sudah selesai dan dibayarkan. Tapi nanti coba saya cek dulu,’’ katanya. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.