Oleh :
Seperti yang diberitakan koran ini kemarin, personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kampar dan Rokan Hulu terlibat bentrok di lokasi acara bakti sosial di lapangan sepakbola Desa Tanah Datar, Selasa (28/1) sekitar pukul 16.45 WIB.
Pemicunya, terkait klaim terhadap lima desa yang menjadi sengketa berkepanjangan kedua daerah bertetangga itu.
Hal ini tentu sangat disayangkan. Padahal kasus lima desa ini seharusnya sudah bisa diselesaikan jauh-jauh hari sebelum ini, apalagi agenda terakhir yang cukup mempengaruhi, yaitu memasuki tahun politik, alias Pemilu 2014.
Tentunya, masalah ini tidak akan memberikan akibat yang lebih buruk, jika saja masalah ini sudah diselesaikan sejak awal dan tidak berlarut-larut seperti sekarang ini.
Paling tidak ada beberapa hal yang patut menjadi perhatian, agar masalah selesai dan memberi dampak baik untuk perkembangan di daerah, yaitu: Pertama, peran pemimpin. Ini bukti bahwa peran pemimpin, yaitu bupati di dua wilayah dan gubernur untuk mengambil langkah cepat dan mampu menjawab semua rasa puas seluruh masyarakat.
Seharusnya, persoalan lima desa ini dibicarakan dengan agenda khusus, yang melibatkan seluruh elemen terkait dan dilakukan dengan transparan.
Semoga saja ini menjadi perhatian untuk pemimpin kita dalam menghadapi persoalan yang sama, sehingga tidak terjadi hal negatif, karena lalai dan lambat dalam memecahkan masalah masyakarakat.
Kedua, peran pemerintah pusat. Seharusnya, pemerintah pusat bertindak menengahi dan mengambil perhatian sejak awal, karena terbukti, sengketa wilayah yang terjadi di era otonomi ini sudah terbukti memberikan efek negatif bagi ketenteraman warga.
Kita sangat berharap semua pihak, bahwa pemerintahan, perangkat desa, mengambil langkah untuk menenangkan diri, agar tidak terjadi lagi hal-hal negatif yang lebih parah.
Berilah kesempatan kepada pemimpin di dua daerah ini untuk berunding dan mencapai kesepakatan. Mari kita dorong dua pemimpin ini mengambil sikap dan kebijakan terbaik yang intinya untuk kebaikan bagi masyarakat di lima desa ini.
Semoga saja, peristiwa ini menjadi preseden terakhir di Bumi Lancang Kuning ini, semoga tidak ada lagi peristiwa serupa di daerah lain yang mencoreng nama baik Bumi Melayu ini.
Yang lebih penting, pemimpin lebih banyak belajar untuk menyegerakan penyelesaian persoalan di daerah, apalagi pada masalah yang berpotensi berakibat buruk di masa mendatang. Semoga.***(ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.