Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Sabtu, 30 November 2013

Tatkala Remaja Meniru Orang Dewasa

Sabtu, November 30, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Eka Susanti


[ArtikelKeren] OPINI - Perkembangan pesat dalam teknologi informasi telah mengubah sebagian besar masyarakat dunia, terutama yang tinggal di perkotaan dan khususnya dapat dilihat dari tindakan dan perbuatan remaja Indonesia.

Dapat diketahui dengan adanya kemajuan informasi di satu sisi remaja merasa diuntungkan dengan adanya media yang membahas seputar masalah dan keperluan mereka, sedangkan di sisi lain media merasa kaum remajalah yang tepat menjadi konsumen dari berbagai produk yang ditawarkan.

Seperti diketahui bersama bahwa media berperan besar dalam pembentukan budaya masyarakat dan proses peniruan gaya hidup.

Tidak mengherankan pada masa sekarang adanya perubahan cepat dalam teknologi informasi menimbulkan pengaruh negatif, meskipun pengaruh positifnya masih terasa.

Dapat diumpamakan remaja perkotaan sudah tertular dengan gaya hidup Barat. Hal ini terlihat pada remaja mengikuti perkembangan mode dunia, mulai dari fashion, gaya rambut, casting handphone yang berganti-ganti, pakaian dan sebagainya.

Melalui pengaruh ini, remaja diajarkan untuk hidup boros dan menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi di masyarakat karena terbuai dengan perkembangan zaman.

Lebih jauh lagi, dampak bagi remaja dapat dilihat khususnya remaja perempuan cenderung tertanam dalam pandangan mereka jika perempuan menarik adalah perempuan yang agresif dan seksi.

Selain itu, dengan semakin mudahnya remaja mengekses situs porno pada internet yang menampilkan gambar-gambar porno, membuat para remaja penasaran untuk mencobanya, malalui kehidupan seks bebas atau bahkan jika hasrat seksualnya tinggi bisa nekat melakukan tindakan asusila.

Terungkapnya kasus video asusila pelajar SMP salah satu sekolah negeri Jakarta beberapa bulan yang lalu, menghadirkan keprihatinan.

Bagaimana bisa seorang pelajar melakukan tindakan asusila seperti itu, bahkan itu dilakukan di lingkungan sekolahnya. Dalam pertengahan tahun ini, masyarakat dikejutkan lagi oleh kasus yang terjadi di Surabaya pelajar SMP yang menjadi mucikari untuk kawan-kawannya sendiri.

Pelaku menawarkan teman siswinya kepada lelaki hidung belang untuk dijadikan PSK. Sementara itu Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PT2TP2A) Jawa Barat, mendapatkan temuan ada sekitar 7.000 remaja putri di bawah usia 18 tahun menjadi pelacur. Dari jumlah tersebut, 28 persen di antaranya adalah siswa yang duduk di bangku SMP dan SMA.

Tak heran jika remaja meniru tindakan-tindakan asusila yang pernah dilakukan orang dewasa. Video porno, foto-foto seksi, foto mesum mereka upload di jejaringan internet, padahal yang akan melihat bukan hanya orang dewasa tapi anak-anak, remaja juga ikut melihatnya.

Hal itu akan memicu timbulnya tindakan-tindakan asusila karena melalui teknologi yang ada dan dapat diakses kapan saja membuat peluang besar bagi mereka untuk melihatnya. Pada dasarnya seorang anak selalu meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa, merasa penasaran mereka akan mencoba segalanya.

Saya ingat ketika seorang siswa melihat gurunya asyik memperbaiki peralatan printer di sekolah, dan ketika itu mereka juga ingin mencobanya tapi, alhasil printer itu bukannya membaik tapi menjadi lebih parah karena teori dan cara yang mereka gunakan kurang tepat.

Seperti halnya seorang pelajar yang hobi ke warnet-warnet untuk mengakses situs-situs internet, dengan alasan cari tugas tapi apa yang mereka lakukan? Adakah terselip di benaknya pertanyaan “Pak, bolehkah kami menonton (video porno)?”

Setelah adanya pemberitaan bahwa adanya video porno selebritis atau siapa pun. Pemberitaan adalah salah satu jalan atau cara seseorang melakukan tindakan kejahatan.

Tersiarnya pemberitaan mengenai video porno yang dilakukan para artis itu hanya akan memicu rasa penasaran anak-anak, para pelajar ataupun remaja untuk ikut menyaksikan dan dampaknya akan menjadikan mereka ingin mencoba atau melepaskan rasa penasarannya.

Kenakalan remaja merupakan salah satu dari sekian banyak masalah sosial yang semakin merebak pada waktu sekarang ini.

Masalah sosial sering dikaitkan dengan masalah perilaku menyimpang dan bahkan pelanggaran hukum atau tindak kejahatan. Upaya rehabilitasi dianggap lebih tepat untuk mengatasi masalah kenakalan remaja.

Hal ini karena remaja adalah generasi penerus yang masih memungkinkan potensi sumber daya manusianya berkembang, sehingga pada saatnya akan menggantikan generasi sebelumnya menjadi pemimpin-pemimpin bangsa.

Sangat disayangkan, tidak adanya sanksi yang dapat diberlakukan pada remaja yang melakukan perbuatan asusila termasuk perzinaan.

Pertama, karena remaja masih dikelompokkan di bawah umur sehingga tidak dapat dijerat oleh undang-undang yang ada. Kedua, dalam KUHP perbatan asusila baru dapat dikenakan pada tindakan pemerkosaan, atau pada pasangan yang masih lajang.

Para remaja yang melakukan tindakan asusila biasanya hanya dikenakan sanksi wajib lapor dan mendapat pembinaan. Tanpa sanksi yang memberikan efek jera.

Pantas bila makin semaraknya remaja di Tanah Air berada dalam darurat seks bebas. Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, di mana segala sesuatu hampir dapat dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi.

Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada di dalam dirinya.

Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber daya manusia dan sebagainya.

Hal yang demikian semakin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda untuk hilang.

Mereka asik memperebutkan kekuasaan, materi dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa.

Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan berkesinambungan.

Kalau semua kejahatan sudah terjadi, apa yang dapat dilakukan? Menyesal adalah salah satu hasil dari apa yang telah diperbuat tanpa memikirkan dampak ke depannya.

Kalau anak-anak ataupun remaja sudah melakukan tindakan yang tidak senonoh atau tindak asusila, lantas apa yang akan diperbuat oleh komisi perlindungan anak?

Apakah anak-anak itu akan dibina terus hingga semua anak bangsa sudah dikatakan tidak perawan lagi? Ataukah ada tindakan yang dapat membuat sang anak menjadi jera dan apakah harus hamil dulu, anak itu baru jera?***(ak27/rp)



Eka Susanti
Guru Bahasa Indonesia SMK N 1 Rengat,juga penulis buku Membangun Indonesia Berkarakter


0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN