Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Senin, 25 November 2013

Guru di Riau, Jangan Bersedih!

Senin, November 25, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Musa Ismail


[ArtikelKeren] OPINI - Penulis yakin, muka para guru tidak secemberut laksana dihimpit beban hidup yang berat. Secara perlahan, himpitan beban hidup yang selama ini membatu, mulai pecah dan ringan.

Guru saat ini tidak senestafa nasib ’’Oemar Bakri’’ dalam lagu Iwan Fals itu. Sudah terjadi pergeseran ke arah pencerahan biarpun tunjangan profesi tidak berjalan mulus seperti para tuan yang duduk di gedung DPRD.

Birokrasi senantiasa saja membelit kesejahteraan guru hingga ke daerah.

Akan tetapi, penulis teringat pesan ’Aid Al-Qarni, meskipun hari ini profesi guru belum mendapat tempat yang eksklusif dari segi penghargaan, tetapi Anda tidak perlu bersedih, La Tahzan, karena Allah telah menggaji Anda —kita para guru— dengan ampunan dan pahala luar biasa.

Kita masih ingat dengan kasus ribuan guru di Tanah Air yang ’’terjebak’’ atau ’’menjebakkan diri’’ dalam pemalsuan kepangkatan.

Terlepas mana benar dan salah, yang jelas, sejak peristiwa tersebut, guru menjadi objek proyek. Dalam catatan penulis, berbagai lembaga/institusi merancang pelatihan karya tulis ilmiah untuk guru dengan berbagai strategi. Yang lebih menggelikan hati, pihak swasta pun ada yang ikut ambil bagian.

’’Guru yang latah’’ pun tidak menyadari bahwa dirinya dijadikan sebagai sapi perahan objek proyek. Bayangkan, apa hasil yang diperoleh guru dalam sehari mengikuti pelatihan teori karya tulis ilmiah.

Dengan merogoh kocek ratusan ribu rupiah untuk membayar uang pendaftaran sebagai peserta, yang dibawa hanya sertifikat. Kemampuan menulis entah tersangkut di mana? Ini suatu proses pembodohan buat guru.

Menyedihkan lagi, masih banyak guru yang mau mengupah penulis tertentu untuk pembuatan karya tulis guna naik pangkat.

Pelatihan pengembangan profesi guru, khususnya karya tulis, tidak akan pernah memberikan hasil maksimal selama pelaksanaannya hanya untuk mencairkan dana proyek.

Di kabupaten/ kota, pelatihan serupa pun sering dilakukan secara rutin setiap tahun. Tanpa pola-pola tepat, inovatif, dan kreatif, pelatihan-pelatihan apa pun bentuknya hanya akan tenggelam bersama dana proyek tersebut.

Yang tersisa, hanya keluhan-keluhan berkepanjangan. Akhirnya, pengembangan profesi guru pun mengalami kemacetan: Mati pangkat!

Pelatihan-pelatihan guru ke provinsi lebih memprihatinkan lagi. Guru-guru dari kabupaten/ kota yang mengikuti pelatihan di ibu kota provinsi ini selalu dibayangi oleh ketidakseimbangannya uang saku (transportasi, akomodasi, dan sebagainya).

Tidak heran kalau sebagian guru enggan mengikuti sebagian pelatihan disebabkan persoalan tersebut. Selama dua minggu pelatihan di ibu kota provinsi, uang saku pulang sangat tidak memadai (berkisar antara Rp300 ribu – Rp600 ribu).

Ukuran proporsional seperti apa yang dipakai sehingga para guru harus merogoh kocek pribadi untuk biaya pelatihan pengembangan profesi.

Namun, kata orang bijak, para guru jangan galau, jangan risau karena ilmu yang diperoleh lebih berharga daripada uang saku.

Penyusunan program dan pelaksanaan berbagai pelatihan bagi guru di Riau tidak banyak yang dikemas dengan cara menyenangkan dan menarik.

Nyaris semuanya dikemas sebagai upaya untuk menghabiskan dana yang sudah dianggarkan dalam APBD. Selain persoalan pembiayaan yang selalu merugikan guru, masalah disiplin waktu pun senantiasa diobok-obok.

Perpendekan waktu pelatihan/ penataran menjadi hal biasa sehingga terjadi pemaksaan dalam penyampaian materi. Bagaimana hasilnya?

Dalam setiap kesempatan, kita selalu saja berkoar-koar tentang profesionalisme guru. Bagaimana guru bisa profesional kalau konsep peningkatan mutu tidak dilaksanakan seperti di atas kertas.

Akadum (1999) menyatakan dunia guru masih terselingkung dua masalah yang memiliki mutual korelasi yang pemecahannya memerlukan kearifan dan kebijaksanaan beberapa pihak terutama pengambil kebijakan; pertama, profesi keguruan kurang menjamin kesejahteraan karena rendah gajinya.

Rendahnya gaji berimplikasi pada kinerjanya; kedua, profesionalisme guru masih rendah.

Guru memang bukan malaikat. Sebagai manusia, guru diciptakan Tuhan bisa saja melebihi derajat malaikat. Sebaliknya, sebagai manusia, guru bisa lebih rendah daripada binatang. Karakter-karakter dasar guru berhati emas di atas akan menggugah kepribadian para siswa.

Karakter-karakter demikian sangat perlu dalam rangka memulihkan kondisi bangsa yang semakin kacau saat ini. Memunculkan karakter-karakter berhati emas, terutama dalam berinteraksi dengan siswa, baik di dalam maupun di luar sekolah, akan mampu meredam atau meminimalisasi karakter-karakter negatif yang tidak diperlukan dalam proses dan hasil pendidikan. Jika sudah demikian, guru memang patut dihargai dan diagungkan, seperti kata penyair di awal tulisan ini.

Profesi guru memang masih dipandang sebelah mata oleh kalangan tertentu. Ketika kampanye Pemilukada saja, profesi guru dilirik dengan begitu hebat.

Semua calon yang berkampanye memelototkan dan mengonsentrasikan dirinya kepada profesi guru untuk memperoleh dukungan.

Setelah itu, wallahu ‘alam! PGRI sebagai wadah besar sudah seharusnya lebih kuat dan tegas menyikapi berbagai persoalan yang berkaitan dengan kesejahteraan anggotanya. Melalui PGRI, sudah seharusnya para guru memperlihatkan sikap ’’pemberontakan’’ terhadap berbagai bentuk penzaliman yang berkaitan dengan kesejahteraan.

Semoga saja, kran dana sertifikasi segera bersih, guru bukan lagi objek proyek. Namun, kondisi PGRI, terutama di tingkat kabupaten/kota ibarat mati suri.

’’Berdirilah untuk menghormati guru dan agungkanlah dia. Guru itu hampir-hampir seperti seorang nabi’’ —Ahmad Syauqi, penyair Mesir. La tahzan, para guru!***(ak27/rp)



Musa Ismail
Guru SMAN 3 Bengkalis


0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN