Oleh : Mashadi
[ArtikelKeren] NEWS - Ilmu matematika merupakan salah satu ilmu yang tak bisa lepas dalam keseharian setiap umat manusia.
Meski tidak semua orang menyukai pelajaran matematika akan tetapi sebenarnya tanpa disadari bahwa ilmu matematika digunakan setiap orang dalam berbagai aktivitas, mulai dari hal-hal yang sederhana sekalipun.
Dalam dunia pendidikan, ilmu matematika ditetapkan sebagai mata pelajaran pokok mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Di tingkat perguruan tinggi, ilmu matematika masih menjadi salah satu mata kuliah wajib untuk sejumlah jurusan. Sayangnya, walaupun sudah menjadi bagian dari dunia pendidikan, akan tetapi selama ini tidak banyak yang mengetahui dari mana sebenarnya sumber ilmu matematika.
Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat dalam beberapa dekade belakangan ini, membuat banyak muncul anggapan bahwa ilmu matematika berasal dari para ilmuwan dunia Barat.
Sangat sedikit orang yang memahami, bahwa sebagian besar dari konsep awal ilmu matematika bersumber dari dunia Islam atau ditemukan oleh umat Islam, serta beberapa konsep di antaranya adalah dikontruksi untuk keperluan umat Islam.
Meski tulisan ini relatif ringkas, akan tetapi diharapkan dapat membantu kita untuk lebih mengenal tentang tokoh-tokoh Islam penemu ilmu matematika.
Di antaranya yakni Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi. Beliau dilahirkan di Bukhara. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas, bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Berikutnya Al-Biruni atau Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia.
Kemudian Al-Battani (850-923), beliau adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Dalam bidang matematika, Al Batani banyak berperan dalam hal trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat sudut
Tokoh lainnya Al-Qalasadi. Konstribusi Alqalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus Muslim abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi manusia tidak mengenai simbol-simbol ilmu hitung.
Sejarah mencatat Alqasadi merupakan salah seorang matematikus muslim yang berjasa mengenalkan simbol-simbol Aljabar.
Al-Khazin atau Abu Ja’far Al-Khazin adalah salah satu ilmuwan yang dibawa ke Istana Rayy oleh penguasa Dinasti Buyid, Adud ad-Dawlah. Sekitar tahun 959 - 960 al-Khazin diminta oleh wazir dari Rayy, untuk mengukur arah miring ekliptika atau sudut di mana matahari muncul untuk membuat garis khatulistiwa bumi.
Dia dikatakan telah membuat pengukuran menggunakan cincin sekitar 4 meter.
Al-Karaji atau Abu Bakar bin Muhammad bin Al Husain al-Karaji lahir di Karajatau Karkh. Al-Karaji menulis tentang matematika dan teknik.
Beberapa menganggap dia hanya ulang ide-ide orang lain ia dipengaruhi oleh Diophantus tetapi kebanyakan menganggapnya lebih orisinil, khususnya untuk membebaskan aljabar dari geometri.
Al-Abbas ibn Said al-Jawhari atau Al-Jawhari adalah seorang matematikawan Arab dan astronom yang menulis tentang Euclid’s Elements dan menjadi yang pertama untuk mencoba bukti dalil paralel.
Lahir di Baghdad, al-Jawhari adalah anggota sebuah lembaga ulama yang didirikan oleh Khalifah al-Ma’mun (sekitar 813-833). Dalam bukunya Commentary on Euclid’s Elements, al-Jawhari menyajikan sekitar 50 dalil selain yang ditawarkan oleh Euclid, ia berusaha meskipun tidak berhasil untuk membuktikan postulat paralel.
Abd al-Hamid ibn Turki, atau yang dikenal juga sebagai Abd al-Hamid bin Wase bin Turk Jili adalah matematikawan muslim Turki pada abad kesembilan.
Dia menulis sebuah karya pada aljabar yang hanya terdiri dari bab “Kebutuhan Logika dalam Persamaan Campuran”, pada solusi persamaan kuadrat, dan masih ada sampai saat ini.
Yaqub ibn Ishaq al-Kindi lahir pada tahun 801 dan wafat pada tahun 873 M ini juga dikenal sampai ke Barat oleh versi nama Latinnya “Alkindus”.
Alkindus dikenal di barat sebagai seorang polymath Arab Irak, filsuf Islam, ilmuwan, ahli astronomi, kosmologi, kimia, ahli logika, matematikawan, musisi, dokter, ahli fisika, psikolog, dan meteorologi.
Al-Kindi adalah yang pertama dari para filsuf Peripatetik Muslim, dan dikenal atas usahanya untuk memperkenalkan filsafatYunani dan Helenistik ke dunia Arab.
Berikutnya Banu Musa terdiri dari tiga bersaudara yang bekerja di Rumah Kebijaksanaan di Baghdad. Risalah matematika paling terkenal mereka adalah kitab dari pengukuran pesawat dan angka bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti Archimedes lakukan pada pengukuran lingkar, pada bola dan silinder.
Abu Abd Allah Muhammad ibn Isa Al-Mahani, beliau adalah salah satu penulis modern yang dikandung gagasan pemecahan teorema bantu yang digunakan oleh Archimedes dalam proposisi keempat buku kedua dari risalah tentang bola dan silinder aljabar.
Umar Kayyam lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra.
Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Al-Hajjaj bin Yusuf bin Matar adalah seorang matematikawan Arab yang pertama kali menerjemahkan Elemen Euclid dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.
Selain dari tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi tokok Islam lainnya. Kita harap umat Islam menggali khazanah ilmuwan musim tersebut, agar tidak terlalu mengangungkan ke Barat, padahal Barat sumbernya dari Islam.***
Mashadi
Guru besar Matematika FMIPA Universitas Riau
[ArtikelKeren] NEWS - Ilmu matematika merupakan salah satu ilmu yang tak bisa lepas dalam keseharian setiap umat manusia.
Meski tidak semua orang menyukai pelajaran matematika akan tetapi sebenarnya tanpa disadari bahwa ilmu matematika digunakan setiap orang dalam berbagai aktivitas, mulai dari hal-hal yang sederhana sekalipun.
Dalam dunia pendidikan, ilmu matematika ditetapkan sebagai mata pelajaran pokok mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat.
Di tingkat perguruan tinggi, ilmu matematika masih menjadi salah satu mata kuliah wajib untuk sejumlah jurusan. Sayangnya, walaupun sudah menjadi bagian dari dunia pendidikan, akan tetapi selama ini tidak banyak yang mengetahui dari mana sebenarnya sumber ilmu matematika.
Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan di dunia Barat dalam beberapa dekade belakangan ini, membuat banyak muncul anggapan bahwa ilmu matematika berasal dari para ilmuwan dunia Barat.
Sangat sedikit orang yang memahami, bahwa sebagian besar dari konsep awal ilmu matematika bersumber dari dunia Islam atau ditemukan oleh umat Islam, serta beberapa konsep di antaranya adalah dikontruksi untuk keperluan umat Islam.
Meski tulisan ini relatif ringkas, akan tetapi diharapkan dapat membantu kita untuk lebih mengenal tentang tokoh-tokoh Islam penemu ilmu matematika.
Di antaranya yakni Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi. Beliau dilahirkan di Bukhara. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas, bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Berikutnya Al-Biruni atau Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia.
Kemudian Al-Battani (850-923), beliau adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Dalam bidang matematika, Al Batani banyak berperan dalam hal trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat sudut
Tokoh lainnya Al-Qalasadi. Konstribusi Alqalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus Muslim abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi manusia tidak mengenai simbol-simbol ilmu hitung.
Sejarah mencatat Alqasadi merupakan salah seorang matematikus muslim yang berjasa mengenalkan simbol-simbol Aljabar.
Al-Khazin atau Abu Ja’far Al-Khazin adalah salah satu ilmuwan yang dibawa ke Istana Rayy oleh penguasa Dinasti Buyid, Adud ad-Dawlah. Sekitar tahun 959 - 960 al-Khazin diminta oleh wazir dari Rayy, untuk mengukur arah miring ekliptika atau sudut di mana matahari muncul untuk membuat garis khatulistiwa bumi.
Dia dikatakan telah membuat pengukuran menggunakan cincin sekitar 4 meter.
Al-Karaji atau Abu Bakar bin Muhammad bin Al Husain al-Karaji lahir di Karajatau Karkh. Al-Karaji menulis tentang matematika dan teknik.
Beberapa menganggap dia hanya ulang ide-ide orang lain ia dipengaruhi oleh Diophantus tetapi kebanyakan menganggapnya lebih orisinil, khususnya untuk membebaskan aljabar dari geometri.
Al-Abbas ibn Said al-Jawhari atau Al-Jawhari adalah seorang matematikawan Arab dan astronom yang menulis tentang Euclid’s Elements dan menjadi yang pertama untuk mencoba bukti dalil paralel.
Lahir di Baghdad, al-Jawhari adalah anggota sebuah lembaga ulama yang didirikan oleh Khalifah al-Ma’mun (sekitar 813-833). Dalam bukunya Commentary on Euclid’s Elements, al-Jawhari menyajikan sekitar 50 dalil selain yang ditawarkan oleh Euclid, ia berusaha meskipun tidak berhasil untuk membuktikan postulat paralel.
Abd al-Hamid ibn Turki, atau yang dikenal juga sebagai Abd al-Hamid bin Wase bin Turk Jili adalah matematikawan muslim Turki pada abad kesembilan.
Dia menulis sebuah karya pada aljabar yang hanya terdiri dari bab “Kebutuhan Logika dalam Persamaan Campuran”, pada solusi persamaan kuadrat, dan masih ada sampai saat ini.
Yaqub ibn Ishaq al-Kindi lahir pada tahun 801 dan wafat pada tahun 873 M ini juga dikenal sampai ke Barat oleh versi nama Latinnya “Alkindus”.
Alkindus dikenal di barat sebagai seorang polymath Arab Irak, filsuf Islam, ilmuwan, ahli astronomi, kosmologi, kimia, ahli logika, matematikawan, musisi, dokter, ahli fisika, psikolog, dan meteorologi.
Al-Kindi adalah yang pertama dari para filsuf Peripatetik Muslim, dan dikenal atas usahanya untuk memperkenalkan filsafatYunani dan Helenistik ke dunia Arab.
Berikutnya Banu Musa terdiri dari tiga bersaudara yang bekerja di Rumah Kebijaksanaan di Baghdad. Risalah matematika paling terkenal mereka adalah kitab dari pengukuran pesawat dan angka bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti Archimedes lakukan pada pengukuran lingkar, pada bola dan silinder.
Abu Abd Allah Muhammad ibn Isa Al-Mahani, beliau adalah salah satu penulis modern yang dikandung gagasan pemecahan teorema bantu yang digunakan oleh Archimedes dalam proposisi keempat buku kedua dari risalah tentang bola dan silinder aljabar.
Umar Kayyam lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra.
Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Al-Hajjaj bin Yusuf bin Matar adalah seorang matematikawan Arab yang pertama kali menerjemahkan Elemen Euclid dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.
Selain dari tokoh-tokoh yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi tokok Islam lainnya. Kita harap umat Islam menggali khazanah ilmuwan musim tersebut, agar tidak terlalu mengangungkan ke Barat, padahal Barat sumbernya dari Islam.***
Mashadi
Guru besar Matematika FMIPA Universitas Riau
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.