Seperti disampaikan tokoh masyarakat Bantan, Hanafi (40), Selasa (1/10/2013). Proyek jalan tersebut katanya, hanya berjarak beberapa kilo meter saja dari ibukota Bengkalis, sejatinya kwalitas proyek harus lebih baik dari proyek yang berada di ceruk kampung, karena selalu diawasi oleh pihak terkait.
''Tapi apa lacur, semula memang semua orang suka, jalan di daerah Kucing Gilo licin dan mulus. Sialnya, setelah beberapa bulan, sedikit demi sedikit jalan mulai terkelupas dan jalan yang rusak semakin banyak. Kalau proyek di bibir kota saja seperti ini, bagaimana pula proyek diceruk kampung, pasti lebih parah,'' kesal Nafi.
Saat ini masyarakat maupun pemerintah sudah tidak bisa lagi meminta rekanan untuk memperbaiki jalan yang rusak tersebut, karena masa pemeliharan sudah habis. Untuk itu kata Nafi, dinas PU harus bertanggungjawab atas rusaknya jalan tersebut.
''Kalau jalan ini baru pertama kali dibangun, mungkin bisa saja rusak, karena konstruksi tanah di pulau Bengkalis ini memang agak labil. Tapi jalan Bengkalis-Bantan ini sudah berkali-kali dicor, sudah berlapis-lapis, jadi kontruksi tanahnya sudah cukup kuat,'' katanya lagi.
Sebelum ini perbaikan sudah pernah dilakukan oleh rekanan, ketika kerusakan yang terjadi masih dalam masa pemeliharaan. Namun setelah kerusakan yang lama ditambal, kini muncul lagi kerusakan baru di beberapa tempat.
Kekesalan yang sama juga disampaikan Wakil Ketua DPRD Bengkalis, Indra Gunawan beberapa waktu lalu. Kalau saja pengawasan dilakukan dengan baik, dan proyek tidak dikerjakan di ujung tahun, maka kwalitas jalan Bengkalis-Bantan akan jauh lebih baik.
''Saya melihat ini dampak dari pekerjaan yang dimulai akhir tahun. Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tinggal sedikit, perusahaan mau tak mau harus menyelesaikan 100 persen, jika tidak akan diblacklist. Ya seperti inilah hasilnya, selesai dengan kwalitas seadanya,'' ujar Ketua DPD II Golkar Bengkalis ini kesal.
Sumber : halloriau
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.