Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Rabu, 02 Oktober 2013

Olahraga Menunjukkan Bangsa

Rabu, Oktober 02, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Agusyanto Bakar


 
[ArtikelKeren] OPINI - Tulisan ini terinspirasi dari Tajuk Rencana Harian Pagi Riau Pos, Selasa 24 September 2013 lalu, yang memaparkan tentang keberhasilan Tim Nasional (Timnas) Garuda U-19 menjadi Champion pada piala AFF 2013.

Keberhasilan Timnas Garuda U-19 itu sekaligus menjadi salah satu bukti nyata bahwa Indonesia adalah bangsa yang hebat, setidaknya di bidang sepakbola untuk kawasan Asia Tenggara.

Indonesia melalui cabang olahraga sepak bola, tak pelak lagi telah membuktikan kepada mata dunia, bahwa negara ini adalah negara yang besar dan patut dibanggakan.

Dalam rumusan lain, Tajuk Rencana tersebut sepertinya hendak mengatakan kepada kita, bahwa melalui olah raga sejatinya dapat menunjukkan bangsa.

Di Eropa Timur orang sangat percaya pada rumusan ini. Batapa tidak, di Eropa Timur orang percaya bahwa kualitas sebuah bangsa sesungguhnya tak beda jauh dari prestasi dan kualitas atletnya di arena laga.

Mungkin atas dasar ini pula semangat para atlet di Eropa Timur menjadi termotivasi untuk bertanding habis-habisan di arena laga demi nama baik bangsanya.

Bahkan pada zaman Yunani kuno jauh sebelum masehi dalam sejarah peradaban umat manusia, olahraga kerap dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dan melekat laksana jalinan ikatan mata rantai dengan harga diri suatu bangsa.

Dalam konteks ini, tak berlebihan kalau sastrawan terkemuka berkebangsaan Prancis, Albert Camus berujar, bahwa olahraga bukan hanya bidang yang sarat dengan aneka prestasi, namun lebih dari pada itu, olahraga merupakan bidang yang sarat dan berkorelasi positif dengan masalah mentalitas dan moralitas bangsa.

Sebagai seorang sastrawan terkemuka, tentu saja pernyataan Albert Camus ini lahir dari sebuah perenungan dan kontemplasi yang mendalam atas fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Albert Camus seperti ingin mengatakan, bahwa mentalitas para olahragawan di medan laga merupakan miniatur dari mentalitas suatu masyarakat dan bangsa, persis seperti yang diungkapkan oleh Mutohir (2004: 25) bahwa olahraga pada hakikatnya adalah ‘miniatur’ kehidupan yang mengandung maksud bahwa esensi dasar dari kehidupan manusia dapat dijumpai dalam olahraga.

Sebab, filosofi olahraga mengajarkan tentang kedisiplinan hidup, jiwa sportif, tidak mudah menyerah, jiwa kompetitif dan semangat bekerja sama serta mengerti tentang aturan.

Maka tak salah kalau Albert Camus ketika ditanya dari mana Ia belajar tentang masalah moralitas, kegigihan dan ketangguhan, dengan mantab Ia menjawab dari sport! Dalam konteks inilah, maka olahraga tak semata berhubungan dengan kesehatan semata.

Karena hubungan olahraga dengan kesehatan sudah merupakan hubungan yang semestinya: Otomatis! Namun, lebih luas dari itu olahraga menjadi bagian penting tak terpisahkan, sebagai sebuah instrumen dalam pembentukan nilai dan karakter bangsa.

Hal ini paling tidak cukup relevan dengan pemikiran Baron Pierre de Coubertin, Bapak Olimpiade Modern yang mengatakan bahwa tujuan olahraga terletak pada fungsinya: Sebagai media edukatif menuju kesempurnaan moral, pembentukan kepribadian/karakter yang kuat, akhlak dan sentiment mulia dengan kebajikan moral agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna, persis motto atau semboyan Olympic Movement: Citius, altius, dan fortius.

Betapa tidak, citius, tidak hanya dimaknai sebagai lebih cepat, tercepat dan sebuah soliditas seperti yang ditunjukkan oleh seorang atlet lari atau tim sepakbola misalnya.

Sejatinya, citius menunjukkan kualitas mental seseorang yang mampu mengambil keputusan dengan lebih cepat, lebih cerdas dan akurat.

Makna altius, bukan hanya lebih tinggi atau tertinggi mencapai prestasi, misalnya lompat tinggi atau lompat galah dalam atletik, namun menunjuk pada moral yang lebih luhur dan mulia.

Fortius, sejatinya tidak hanya berarti lebih kuat atau terkuat dalam prestasi angkat besi atau angkat berat misalnya, tetapi menunjukkan pada kualitas pribadi yang lebih ulet dan tangguh (Mutohir: 2004:28).

Berangkat dari paparan di atas terang saja dalam setiap kompetisi olahraga yang bertarung di arena sejatinya bukan lagi sekadar sebuah “permainan”, melainkan sudah menjadi sebuah “pertarungan” prestise dan gengsi : Karena di sana nama baik bangsa turut dipertaruhkan! Dalam konteks ini, tak berlebihan kalau kemenangan Timnas Garuda U-19 menjadi Champion pada piala AFF 2013 lalu disambut suka cita oleh seluruh bangsa Indonesia. Bahkan Presiden SBY menyempatkan waktu menyaksikan pertandingan final seusai pembukaan Islamic Solidarity Games 2013 di Palembang.

“Saya bangga. Terima kasih para pahlawan sepak bola U-19. Anda semua telah mengharumkan nama bangsa,” kata Presiden melalui akun twitter-nya.

Namun bagi saya keharuman nama bangsa dengan prestasi olahraga dalam sebuah kompetisi tak terletak ketika kita meraih kemenangan semata, karena menang atau kalah itu biasa: Urusan akhir saja.

Yang terpenting adalah bagaimana proses sebuah kemenangan itu dapat diraih.

Dalam konteks inilah menyuguhkan permainan yang bermutu dengan moralitas kejujuran dan sportivitas tinggi kerap menjadi kata kunci yang digunakan untuk menilai kualitas dan kaliber atlet di lapangan laga.

Tak pelak lagi, para pecinta sepak bola termasuk saya, menaruh harapan besar pada Timnas Garuda U-19 dan bangga atas prestasi yang torehnya.

Namun penulis hanya ingin mengatakan agar kita hendaknya tidak larut dalam kemenangan itu. Sebab, kedepan, Evan Dimas CS akan berlaga pada kualifikasi Piala Asia 2014.

Bahkan Oktober nanti Indonesia tergabung di grup G bersama Korea Selatan, Filipina, Laos dan Garuda Jaya bakal mengawali perjuangannya melawan Laos di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada 8 Oktober 2013 serta pada 2017 target Timnas Garuda U-19 adalah pesta olahraga SEA Games di Malaysia, Kuala Lumpur.

Oleh karenanya, maka spirit untuk Timnas Garuda U-19 yang merupakan masa depan sepak bola Indonesia haruslah terus kita hembuskan, agar permainan mereka nantinya kembali dapat berbuah prestasi terbaik dan memukau negara lain.

Hal ini tentu harus diikuti dengan intensitas pembinaan dan latihan terhadap talenta-telanta muda Indonesia ini terus ditingkatkankan dalam persiapan untuk tampil pada sejumlah iven olahraga penting dan bergengsi bertaraf internasional.

Sebagaimana Homerus yang populer di jagat Yunani mengatakan, dengan latihan kemahiran seorang atlet akan tetap terjaga. Bahkan Homerus menyejajarkan peran serdadu perang pilihannya yang setiap saat dilatih agar kemahirannya terjaga dengan posisi para atlet kebanggaannya.

Kepada keduanya (serdadu perang pilihannya dan para atlet kebanggaannya) Homerus berucap: “Selalu yang terbaik dan lebih unggul dari yang lainnya”.***



Agusyanto Bakar
Kabag Perekonomian Pemkab Kepulauan Meranti

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN