Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Rabu, 09 Oktober 2013

Korupsi Meningkat, Ada Apa dengan Pendidikan Kita?

Rabu, Oktober 09, 2013 By Unknown No comments

Oleh : 




[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Hati nurani kita kembali disentakkan kasus korupsi, yakni kasus Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, bahkan beliau diduga juga terlihat kasus Narkoba. Entah betul entah tidak, tapi yang jelas biasanya kalau KPK yang menangkap itu mendekati benar.

Kasus korupsi di negeri ini semakin panjang dan melebar. Sebelumnya kita masih ingat kasus korupsi SKK Migas yang menyeret Prof Dr Rudi Rubiandini. Begitu juga kasus korupsi di Korlantas yang menyeret sosok Irjen (Pol) Djoko Susilo.

Tiga sosok ini layak menjadi perhatian kita, sebab mereka melalui pendidikan yang berbeda. Akil Mochtar alumni perguruan tinggi bidan hukum, Rudi Rubiandini alumni peguruan tinggi teknik ternama dan Djoko Susilo alumni pendidikan militer terbaik di negeri ini.

Yang menjadi pertanyaan, ada apa dengan lembaga pendidikan kita? Bukankah tujuan pendidikan di negeri ini menciptakan manusia yang kamil (paripurna). Tapi mengapa kenyataannya bertolak belakang dari tujuan pendidikan.

Apakah yang salah dalam hal kurikulum, guru, dosen, alat peraga yang tak mencukupi atau masalah lainnya dalam pendidikan.

Agaknya kita perlu berhenti sejenak memikirkan faktor apa yang menyebabkan produk pendidikan di negeri ini tidak tahan godaan sogokan uang setumpuk.

Pendidikan hanya sekadar mengisi otak saja, belum membentuk karakter pribadi yang kamil (sempurna).

Selama ini agaknya muatan pendidikan kita lebih banyak mencekoki otak dengan teori-teori, bagi yang kuliah di ilmu hukum maka ilmu teori hukum saja yang dipelajari tetapi jauh dari bagaimana nilai-nilai hukum itu menjadi karekter pribadi yang mulia.

Begitu juga yang kuliah di bidang teknologi, mereka mendapatkan ilmu itu dari sang guru atau dosen sebatas ilmu, belum menjadikan ilmu itu sebagai ibadah yang diajarkan Tuhan kepadanya.

Begitu juga yang belajar ilmu kemiliteran, ilmu militernya belum menyatu dalam jiwa sebagai pengabdian pada nusa dan bangsa. Maka jadilah ilmu sekadar ilmu, tapi kering dari nilai.

Kita masih ingat bagaimana sistem pendidikan masa penjajahan Belanda dan awal kemerdekaan negeri ini, walau dengan keterbatasan perangkat pendidikan namun mereka berhasil menelurkan jiwa-jiwa yang patriotisme yang tinggi.

Artinya pembentuk karakter itu lebih diutamakan dibanding sekadar ilmu.

Guru bukan hanya sekadar mengajar (mengajarkan ilmu) tetapi mendidik (membentuk pribadi). Yang terjadi selama ini adalah sang guru hanya menjadi pengajar, belum menjadi pendidik.

Bagaimana pun kita harus berhenti sejenak memikirkan model pendidikan apa yang kurang di negeri ini. Baik orangtua, guru, dosen dan seluruh komponen bangsa ini, mari kira pikirkan bersama, apa solusinya?***

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN