Oleh :
[ArtikelKeren] NEWS - Hari ini, 9 Zulhijah 1434 H, pelaksanaan ibadah haji mencapai puncaknya, Wukuf di Arafah. Al hajju Arafah, haji adalah Arafah.
Jutaan jamaah dari penjuru dunia sejak kemarin sudah bergerak ke sana.
Di Padang Arafah ini pula, semua pakaian sebagai identitas sosial, kultural, politik, ekonomi, ideologi, aliran, suku bangsa, ras, jenis kelamin, warna kulit dan bahasa, ditinggalkan. Berganti dua lembar kain berwarna sama yaitu putih, sebagai tanda kesamaan.
Berhimpun saat wukuf juga kerap ditamsilkan sebagai miniatur padang mahsyar, tempat pengadilan tertinggi bagi manusia kelak. Hari ini, air mata jamaah haji tak akan terbendung, mengucur membasahi tandusnya Padang Arafah. Mengintrospeksi diri atas dosa dan salah selama ini.
Menyadari bahwa harta, kekayaan, diri dan anak cucu yang hebat serta kedudukan mentereng tak dapat memberi bantuan kelak, kecuali tabungan amal ibadah.
Ibadah haji yang berpuncak hari ini, adalah pengukuhan tauhid dan refleksi kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya, komitmen menegakkan kebenaran, menyebar kasih sayang dan membina persaudaraan. Juga merekonstruksi manusia untuk kembali ke fitrahnya, bertauhid dan berakhlakul karimah
Sebuah refleksi yang juga patut kita renungkan, apalagi bila melihat ragam gejolak yang kerap terjadi di masyarakat, seperti sengketa tanah, tawuran antarkampung, kisruh pemilihan kepala daerah. Termasuk dekadensi moral, penyelewengan, kebocoran anggaran dan yang kini sangat meluas, korupsi!
Sungguh, kita tidak menginginkan segala keburukan itu terjadi berketerusan, apalagi jika itu sampai melibatkan mereka yang sudah berkesempatan beribadah ke Tanah Suci.
Sebab, kemabruran haji seseorang terefleksi pada kesalehannya dalam beribadah. Juga dalam sikap, tingkah laku dan tutur katanya yang senantiasa memberi dan menularkan kebaikan, untuk dirinya dan ke sesama.
Karenanya, kita titip pesan kepada jamaah yang hari ini melaksanakan Wukuf, bahwa kesucian hati, zikir yang baik di Padang Arafah, disertai niat tulus dengan berbekal takwa kepada Allah, sangat penting untuk mendapatkan hikmah dan kebaikan yang banyak dari ibadah haji, termasuk haji mabrur.
Kepada merekalah kita berharap, setelah kembali berinteraksi sepulang berhaji, dapat memberikan kontribusi positif terhadap umat di lingkungannya, bangsa dan negara.***
[ArtikelKeren] NEWS - Hari ini, 9 Zulhijah 1434 H, pelaksanaan ibadah haji mencapai puncaknya, Wukuf di Arafah. Al hajju Arafah, haji adalah Arafah.
Jutaan jamaah dari penjuru dunia sejak kemarin sudah bergerak ke sana.
Di Padang Arafah ini pula, semua pakaian sebagai identitas sosial, kultural, politik, ekonomi, ideologi, aliran, suku bangsa, ras, jenis kelamin, warna kulit dan bahasa, ditinggalkan. Berganti dua lembar kain berwarna sama yaitu putih, sebagai tanda kesamaan.
Berhimpun saat wukuf juga kerap ditamsilkan sebagai miniatur padang mahsyar, tempat pengadilan tertinggi bagi manusia kelak. Hari ini, air mata jamaah haji tak akan terbendung, mengucur membasahi tandusnya Padang Arafah. Mengintrospeksi diri atas dosa dan salah selama ini.
Menyadari bahwa harta, kekayaan, diri dan anak cucu yang hebat serta kedudukan mentereng tak dapat memberi bantuan kelak, kecuali tabungan amal ibadah.
Ibadah haji yang berpuncak hari ini, adalah pengukuhan tauhid dan refleksi kepatuhan kepada Allah dan Rasul-Nya, komitmen menegakkan kebenaran, menyebar kasih sayang dan membina persaudaraan. Juga merekonstruksi manusia untuk kembali ke fitrahnya, bertauhid dan berakhlakul karimah
Sebuah refleksi yang juga patut kita renungkan, apalagi bila melihat ragam gejolak yang kerap terjadi di masyarakat, seperti sengketa tanah, tawuran antarkampung, kisruh pemilihan kepala daerah. Termasuk dekadensi moral, penyelewengan, kebocoran anggaran dan yang kini sangat meluas, korupsi!
Sungguh, kita tidak menginginkan segala keburukan itu terjadi berketerusan, apalagi jika itu sampai melibatkan mereka yang sudah berkesempatan beribadah ke Tanah Suci.
Sebab, kemabruran haji seseorang terefleksi pada kesalehannya dalam beribadah. Juga dalam sikap, tingkah laku dan tutur katanya yang senantiasa memberi dan menularkan kebaikan, untuk dirinya dan ke sesama.
Karenanya, kita titip pesan kepada jamaah yang hari ini melaksanakan Wukuf, bahwa kesucian hati, zikir yang baik di Padang Arafah, disertai niat tulus dengan berbekal takwa kepada Allah, sangat penting untuk mendapatkan hikmah dan kebaikan yang banyak dari ibadah haji, termasuk haji mabrur.
Kepada merekalah kita berharap, setelah kembali berinteraksi sepulang berhaji, dapat memberikan kontribusi positif terhadap umat di lingkungannya, bangsa dan negara.***
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.