KUANSING [ArtikelKeren] NEWS - Bupati H Sukarmis mengaku prihatin melihat perilaku para remaja yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi. Pasalnya, mayoritas remaja yang menikah itu sudah hamil sebelum menikah.
‘’Kondisi perilaku remaja seperti sangat memperihatinkan. Sebenarnya kita malu, tapi itu kenyataannya,’’ kata Bupati Sukarmis saat menyampaikan sambutan pada acara memperingati hari jadi Sentajo Raya yang pertama, baru-baru ini.
Dijelaskan Sukarmis, dari laporan yang diterimanya dari Kementerian Agama (Kemenag) Kuansing, bahwa 75 persen pemuda dan pemudi yang menikah berada dalam keadaan mengandung.
Hal ini menurutnya, dikarenakan orang tua tidak mengawasi anaknya, sehingga menimbulkan persoalan terhadap diri anak.
‘’Kondisi ini tentunya membuat kita malu. Ini kenapa? Ini karena kurangnya kontrol kita terhadap anak-anak kita. Saya minta supaya anak itu diawasi, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang memalukan bagi kita selaku orang tua,’’ ujar Sukarmis.
Selain orang tua yang tidak mengawasi anak-anaknya, seorang anak dinilai Sukarmis juga tidak ada kesadaran untuk menjaga dirinya.
Misalkan pada saat sekolah, sangat banyak mereka yang tidak belajar dengan hati. Akibat perbuatan anak itu, seorang anak secara tidak langsung telah ikut merusak ekonomi orang tua.
‘’Kondisi ini juga banyak terjadi dengan anak kita. Misalkan untuk sekolah, ada diantara mereka memang belajar dari hati dan ada yang pura-pura mau sekolah. Inilah yang merusak ekonomi orang tua. Baik buruk anak kita juga tergantung dengan mereka,’’ ujarnya lagi.
Bupati tidak ingin perilaku buruk remaja di Kuansing terus terjadi. Maka, Sukarmis menghimbau para orang tua untuk peduli dan senantiasa mengontrol kehidupan anaknya.
Sehingga apa yang dikhawatirkan terjadi terhadap anak, seperti melakukan tindakan anarkis dan hamil sebelum nikah, tidak terjadi.
‘’Kondisi perilaku remaja seperti sangat memperihatinkan. Sebenarnya kita malu, tapi itu kenyataannya,’’ kata Bupati Sukarmis saat menyampaikan sambutan pada acara memperingati hari jadi Sentajo Raya yang pertama, baru-baru ini.
Dijelaskan Sukarmis, dari laporan yang diterimanya dari Kementerian Agama (Kemenag) Kuansing, bahwa 75 persen pemuda dan pemudi yang menikah berada dalam keadaan mengandung.
Hal ini menurutnya, dikarenakan orang tua tidak mengawasi anaknya, sehingga menimbulkan persoalan terhadap diri anak.
‘’Kondisi ini tentunya membuat kita malu. Ini kenapa? Ini karena kurangnya kontrol kita terhadap anak-anak kita. Saya minta supaya anak itu diawasi, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang memalukan bagi kita selaku orang tua,’’ ujar Sukarmis.
Selain orang tua yang tidak mengawasi anak-anaknya, seorang anak dinilai Sukarmis juga tidak ada kesadaran untuk menjaga dirinya.
Misalkan pada saat sekolah, sangat banyak mereka yang tidak belajar dengan hati. Akibat perbuatan anak itu, seorang anak secara tidak langsung telah ikut merusak ekonomi orang tua.
‘’Kondisi ini juga banyak terjadi dengan anak kita. Misalkan untuk sekolah, ada diantara mereka memang belajar dari hati dan ada yang pura-pura mau sekolah. Inilah yang merusak ekonomi orang tua. Baik buruk anak kita juga tergantung dengan mereka,’’ ujarnya lagi.
Bupati tidak ingin perilaku buruk remaja di Kuansing terus terjadi. Maka, Sukarmis menghimbau para orang tua untuk peduli dan senantiasa mengontrol kehidupan anaknya.
Sehingga apa yang dikhawatirkan terjadi terhadap anak, seperti melakukan tindakan anarkis dan hamil sebelum nikah, tidak terjadi.
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.