Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Sabtu, 12 Oktober 2013

Bersama Membangun Kenegerian

Sabtu, Oktober 12, 2013 By Unknown 2 comments

Oleh : Rama Putra


 
(Refleksi 14 Tahun Kabupaten Kuansing)

[ArtikelKeren] OPINI - Hari ini adalah hari yang bersejarah bagi seluruh masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi, betapa tidak, empat belas tahun silam tepatnya hari Selasa tanggal 12 Oktober 1999 Kabupaten Kuantan Singingi resmi dimekarkan dari Kabupaten Indragiri Hulu melalui Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999.

Pada tahun 2001 Kabupaten Kuantan Singingi telah melakukan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati melalui pemilihan oleh anggota DPRD dan memiliki Bupati defenitif yang dipimpin oleh pasangan Drs Rusdi S Abrus dan Drs H Asrul Jaafar.

Akan tetapi takdir tidak dapat dihindari, beberapa hari setelah pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih, masyarakat Kuansing dikejutkan oleh berita duka dengan meninggalnya Bupati Rusdi S Abrus di Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung (sekarang Kabupaten Dharmasraya).

Kemudian kepemimpinan Kabupaten Kuansing dilanjutkan oleh Drs H Asrul Jaafar tanpa didampingi oleh Wakil Bupati.

Prestasi Kuansing di Tingkat Nasional
Prestasi Kabupaten Kuantan Singingi di tingkat nasional tergolong bagus, dari hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia selama sepuluh tahun sejak tahun 1999-2009 Kabupaten Kuantan Singingi berada pada peringkat 12 dari 164 Daerah Otonom Hasil Pemekaran (DOHP) se-Indonesia.

Evaluasi Kementerian Dalam Negeri tersebut kemudian dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 120-277 Tahun 2011 tanggal 21 April 2011. SK Mendagri menyatakan urutan sebagai berikut: 1. Kabupaten Dharmasraya (Sumbar), 2. Kabupaten Bangka Tengah (Babel), 3.

Kabupaten Samosir (Sumut), 4. Kabupaten Boalemo (Gorontalo), 5. Kabupaten Serdang Bedagai (Sumut), 6. Kabupaten Bangka Selatan (Babel), 7. Kabupaten Malinau (Kaltim), 8. Kabupaten Muaro Jambi (Jambi), 9. Kabupaten Bangka Barat (Babel), 10. Kabupaten Sumbawa Barat (NTB), 11. Kabupaten Rote Ndao (NTT) dan 12.

Kabupaten Kuantan Singingi (Riau). Sementara itu, indikator penilaian Kemendagri tersebut terdiri dari kesejahteraan masyarakat, good governance, pelayanan publik dan daya saing, semua indikator itulah kemudian dikumulatifkan.

Dari hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri tersebut¸ terlihat Kabupaten Dharmasraya (Sumatera Barat) berada pada posisi pertama, hal ini tidak terlepas dari indikator kesejahteraan masyarakat yang tergolong tinggi di kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung ini.

Untuk itu sebagai kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Dharmasraya, tidak ada salahnya Kabupaten Kuantan Singingi mengambil pelajaran dari kabupaten tetangganya ini, terutama dari segi indikator dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menggali Nilai-Nilai Lokal
Dalam upaya menggali nilai-nilai lokal, penulis sudah pernah menyampaikan usulan atau pemikiran tentang hal ini di Riau Pos pada edisi 12 April 2011 dengan judul Wacana Pemerintahan Nogori di Kuansing, latar belakang pemikiran itu antara lain. Pertama, dalam logo Kuantan Singingi terdapat kata Basatu Nogori Maju, kata kunci di sini adalah Nogori. Lalu apa makna Nogori dalam hal ini?

Penulis berpendapat terdapat nilai-nilai kearifan lokal dalam logo tesebut, dahulu, sebelum menggunakan kata ”desa/keluarahan” di Kuantan Singingi dikenal dengan istilah Nogori atau Kenegerian.

Sampai saat ini pun masih menggunakan istilah Kenegerian, oleh karena itu penulis berpendapat apa salahnya digali kembali nilai-nilai kearifan lokal tersebut untuk diaktualisasikan dalam sistem pemerintahan daerah, bukankah sejak era otonomi daerah ini dibuka “kran” yang sangat luas bagi pemerintah daerah untuk mengurus daerahnya?

Saatnya semangat otonomi daerah yang telah digendangkan beberapa tahun silam diaktualisasikan dengan menunjukkan jati diri daerah ke dalam produk hukum, sehingga di era otonomi daerah ini budaya Kuansing tidak akan lokang dek pane dan tidak akan lapuak dek ujan.

Curahan Hati Penulis untuk Kuansing
Sejak diterima sebagai salah satu bagian dari Pemerintah Kabupaten Dharmasraya terhitung mulai tanggal 1 Januari 2010, era baru dalam kehidupan penulis dimulai. Dari seorang aktifis mahasiswa, sekarang menjadi birokrat dengan pangkat golongan ruang III/B (Penata Muda Tingkat I).

Bermodalkan pengalaman semasa mahasiswa, dengan membangun jaringan, menggunakan teknik lobi ketika diajarkan pada Latihan Kader (LK) 1 HMI, sampai saat ini saya dipercaya oleh Bupati Dharmasraya menduduki jabatan eselon IV/a pada salah satu instansi di pemerintahan, cukup cepat jika dibandingkan dengan usia dan pengalaman kerja penulis yang baru memasuki tiga tahun (CPNS 2010), dan saat ini telah mendapat pangkat pilihan menjadi Penata (III/c).

Semuanya itu berkat kerja keras dan jaringan yang penulis bangun semenjak merantau ke provinsi tetangga.

Semua jiwa dan raga penulis korbankan untuk kemajuan Dharmasraya, begitu juga untuk tanah kelahiran penulis, tidak lupa penulis sampaikan usulan melalui opini sederhana ini, walaupun tidak sempat pulang pada Hari Ulang Tahun Kuansing ke-14 ini, tapi paling tidak opini ini cukup mewakili raga penulis sampai ke kampung halaman. Kisah perjalanan bekerja di negeri rantau, saya beri moto “Dari bumi Melayu ke bumi Minangkabau; mengejar asa ke negeri seberang”.

Harapan
Berbicara harapan, tentunya tidak lepas dari kesejahteraan masyarakat, good governance, pelayanan publik dan daya saing Kabupaten Kuantan Singingi harus bisa jadi lebih baik dari sekarang.

Pembangunan Kabupaten Kuantan Singingi ke depan harus merata dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya kemakmuran tapi harus memperhatikan aspek budaya dan kearifan lokal harus tetap dipertahankan sebagai landasan pengambilan kebijakan.

Penulis sangat mengapresiasi kepemimpinan Drs H Asrul Ja’afar, tanpa wakil bupati beliau berjuang sekuat tenaga mewujudkan pembangunan di Kuansing, dan karena perjuangan beliau jugalah masyarakat Kuantan Singingi saat ini bisa menikmati pembangaunan yang telah kita rasakan sekarang.

Tiada kata lain selain terimakasih yang tak terhingga kepada almarhum Rusdi S Abrus sebagai bupati pertama dan Drs H Asrul Ja’afar yang telah berjuang tanpa mengenal lelah demi mewujudkan Kuantan Singingi yang lebih sejahtera dan bermartabat.

Walaupun penulis di rantau, namun perjuangan untuk pembangunan Kuansing terus digalang. Begitu juga hendaknya anak jati Kuansing lainnya yang hidup di rantau —Anak jati Kuansing banyak bergelar profesor, hakim, pejabat pusat dan lainnya—, hendaknya mari bersama-sama membangun Kuansing dengan beragam cara, sesuai dengan keahlian masing-masing. Perjuangan tak kenal lelah ini insya Allah berbuah hasil menjadikan Kuansing yang makmur dan bermarwah.***



Rama Putra, Kepala Sub Bagian Hukum Pemkab Dharmasraya, Sumbar

Sumber : riaupos.co

2 komentar :

  1. Mantap Pak Rama, Terima Kasih Artikelnya, semoga tulisan Pak Rama jadi inspirasi Putera Dharmasraya dan semoga Kuansing berbenah dan terus membenah demi kesejahteraan masyarakatnya .. dan semoga terjalin hubungan yang baik dari 2 Kabupaten ini yang punya banyak kemiripan, baik kultur, budaya, suku dsb.

    BalasHapus

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN