Para peneliti di Amerika Serikat, Rabu (2/4/2014), mengumumkan efek bangun pagi tersebut berdasarkan studi yang melibatkan 54 orang. "Semakin awal terpapar cahaya matahari, indeks massa tubuh individu akan semakin rendah," ujar wakil ketua peneliti, Kathryn Reid, seperti dikutip dari AFP.
Research associate professor di Northwestern University untuk ilmu saraf ini pun mengatakan responden yang bangun lebih siang memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi. Hasil riset diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE.
Rata-rata usia responden penelitian ini adalah 30 tahun. Mereka mengenakan alat pemantau di pergelangan tangan untuk mengukur paparan cahaya dan siklus tidur mereka. Para responden ini diminta mempertahankan pola makan mereka selama tujuh hari.
Cahaya matahari pagi ditemukan memiliki pengaruh terhadap massa tubuh seseorang, terlepas dari aktivitas fisik, asupan kalori, waktu tidur, usia, maupun musim. Studi ini mendapatkan cahaya pagi menyumbang sekitar 20 persen indeks massa tubuh seseorang.
"Cahaya adalah agen yang paling ampuh untuk menyinkronkan jam tubuh internal yang mengatur irama sirkadian, yang pada gilirannya juga mengatur keseimbangan energi," kata peneliti senior dalam penelitian ini Phyllis Zee. "Pesannya, Anda harus mendapatkan lebih banyak cahaya antara pukul 08.00 hingga tengah hari," ujar dia.
Tidak ada penjelasan, pukul 08.00 ini apakah berlaku universal ataupun hanya berdasarkan kondisi cahaya matahari di lokasi penelitian. Namun, penelitian tersebut mengatakan setidaknya 20 sampai 30 menit terpapar cahaya matahari sudah cukup untuk mempengaruhi indeks massa tubuh. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.