Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Selasa, 01 April 2014

Dermatitis Stasis Lebih dari Penyakit Kulit

Selasa, April 01, 2014 By Unknown No comments

[ArtikelKeren] HEALTH CONCERNS - Dermatitis stasis bukan sekadar penyakit kulit yang terkait gangguan kosmetik. Tanpa penanganan tepat, penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan dan menurunkan kualitas hidup.

Dermatitis stasis adalah manifestasi chronic venous disease (CVD) atau penyakit pada pembuluh darah yang terlihat lewat peradangan kulit akibat insufisiensi kronik pembuluh darah vena pada bagian bawah tungkai. Normalnya aliran darah dari kaki mengalir ke jantung dengan bantuan katup vena. Katup ini berfungsi menjaga darah tetap mengalir menuju jantung, melawan kekuatan gravitasi.

Pada kasus CVD, fungsi katup tidak berjalan semestinya sehingga darah mengalir kembali ke bawah (reflux). Akibatnya, terjadi penumpukan darah pada vena. Dalam dermatitis stasis, manifestasinya warna kulit menjadi kehitam-hitaman.

”Jika tidak ditangani serius, kondisi itu dapat berkembang diiringi gejala dermatitis seperti gatal-gatal, koreng, dan edema (pembengkakan). CVD dapat menyebabkan kelumpuhan serta mengganggu produktivitas kerja,” kata dokter spesialis bedah vaskular Rumah Sakit Premier Bintaro, Alexander Jayadi Utama, di Jakarta, Sabtu (29/3), dalam seminar ”Gangguan Pembuluh Darah pada Dermatitis Stasis”.

CVD, kata dia, sering tidak ditanggung asuransi kesehatan karena dianggap penyakit kecantikan/gangguan kosmetik belaka, satu kelompok dengan operasi plastik. ”Padahal, ini penyakit dengan prevalensi tinggi. Sekitar 50 persen dari populasi dunia terkena varises,” kata Alexander.

Secara global, CVD tidak tertangani benar, terbatas pada penanganan penyakit kulit. ”Yang tertangani benar hanya seperempat dari keseluruhan populasi penderita CVD. Contoh, dari 100 orang, yang tertangani benar hanya 25 orang,” ujar Alexander.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Vaskuler dan Endovaskuler Indonesia (Pesbevi) R Suhartono mengatakan, kualitas hidup penderita CVD akan menurun seiring waktu. ”Penyakit ini bukan hanya masalah dermatologi atau kulit. Ada masalah kualitas hidup yang terus berlangsung seumur hidup kalau pembuluh darahnya tidak diperbaiki,” ujar Suhartono.

Di Indonesia, lanjut Suhartono, penanganan CVD sering tidak tepat sasaran. Salah satu gejalanya adalah kaki pegal dan terasa berat. Saat pasien pegal, biasanya dipijat. Dengan kondisi pembuluh darah tersumbat seperti CVD, pijatan kencang justru menekan pembuluh darah hingga pecah. ”Penanganan salah menyebabkan pendarahan. Bisa saja berujung kematian,” kata dia.

Penanganan pertama pada CVD dimulai dari diagnostik dengan ultrasonografi (USG). Permasalahan utama ada pada sistem vena. ”Lewat USG dicari tahu bentuk anatomi pembuluh darahnya, di mana penyumbatan dan reflux. Setelah diketahui, disusul terapi yang tepat, misalnya kompresi,” kata dia. (ak27)

http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN