Oleh : Yusuf Rahman
Setelah keempat anaknya mencapai usia remaja, Adam AS menginginkan agar keempat anaknya menikah secara bersilangan —Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.
Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik daripada Labuda. Adam AS kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah SWT dan Tuhan memerintahkan Adam AS agar kedua anaknya berkurban.
Siapa yang kurbannya diterima, dialah yang berhak memilih jodohnya. Untuk kurban itu Habil, sebagai peternak, mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sementara Qabil, seorang pekebun, mengambil sekarung gandum yang jelek kualitasnya dari kebunnya (tampaknya ia kurang ikhlas ketimbang adiknya)
Adam AS beserta kedua putranya meletakkan kurban tersebut diatas sebuah bukit lalu mereka turun menyaksikan kehendak Allah.
Tampak api bersinar terang di lamgit lalu turun dan membakar kambing Habil, suatu petanda Allah SWT menerima kurban Habil dan menolak kurban Qabil.
Dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihan dan tentu saja ia akan memilih Iqlima.
Dalam diri Qabil timbul perasaan putus asa yang mendalam. Asa atau harapan untuk mepersunting Iqlima yang cantik itu habislah sudah.
Dengan hati galau ia menemui sang adik dan sesampai di peternakan Habil, ia mendiskusikan kurbannya yang ditolak Tuhan.
Dialog terjadi cukup lama sampai Habil akhirnya tertidur. Timbul niatnya membunuh Habil tapi tidak tahu caranya. Maka datanglah iblis mengajarnya.
Atas saran iblis ia menghempaskan sebuah batu besar di atas tengkuk Habil berkali-kali sampai akhirnya adiknya itu meninggal dunia.
Pada mulanya ia bingung hendak diapakan si mayat itu akan tetapi Tuhan memperlihatan kepadanya seekor burung gagak yang menggali tanah lalu memasukkan gagak lain yang telah dibunuhnya ke dalam galiannya dan menimbunnya. Qabil lalu menggali tanah dan mengubur sang adik (lihat QS Al-Maidah 34 )
Bunuh Diri
Ketika dilanda putus asa Qabil menjadi pembunuh, tapi kedua tokoh terkenal berikut ini ketika didera keputus asaan mereka bunuh diri.
Pertama, Brutus Marcus Junius (85 – 42 SM) anak mas Julius Caesar, kaisar Romawi. Karena berbeda pandangan dengan sang kaisar ia memihak pada Cassius, lawan politik Caesar.
Dalam peperangan antara kedua pihak itu Caesar terbunuh. Lalu sesudah itu timbul perang saudara antara Cassius dan Brutus dan yang disebut terakhir kalah. Karena putus asa Brutus bunuh diri dengan pedangnya sendiri.
Tokoh terkenal kedua adalah Adolf Hitler, Kanselir Jerman. Ia menganggap bangsanya keturunan Arya, bibit unggul dunia yang tak bisa dikalahkan.
Dengan target menjadi pemimpin dunia dan dengan penuh keyakinan akan kekuatann tentaranya ia dalam Perang Dunia II melawan pihak Sekutu (allied forces). Pada awalnya ia memang berhasil merebut beberapa negara di sebelah Barat dan Timur negaranya.
Namum ketika Jendral Dwight Eisenhower dari Amerika Serikat menjadi lawannya, pasukan Sekutu berhasil mendarat dipantai Normandy Prancis.
Tentara Hitler terdesak dan akhirnya ibukota Berlin jatuh. Sang fuhrer putus asa berat dan memilih bunuh diri bersama istrinya Eva Braun. Kasus bunuh diri tejadi dimana-mana di belahan dunia termasuk di Indonesia.
Kasus Indonesia
Sudah tentu banyak kasus diantaranya seorang duda yang bunuh diri setelah lebih dulu membunuh putrinya berusia tiga tahun. Sebelumnya sang duda datang kerumah jandanya dengan maksud meminta rujuk.
Mantan isterinya itu menolak lalu ia pulang kerumahnya dengan permitaan agar putri mereka diizinkan ikut bersamanya dan dibolehkan.
Kesal pada sikap jandanya ia membunuh putrinya dan sesudah itu bunuh diri. Kasus lain, seorang pedagang tidak membunuh tapi menzalimi pedagang saingannya dengan cara membacoknya.
Soalnya dagangannya kurang laku dan dagangan saingannya laku keras
Pada Pemilu 2009 kasus bunuh diri dilakukan caleg-caleg yang gagal. Seorang caleg ditemukan gantung diri di Provinsi Jabar, seorang caleg di Provinsi Sumut bunuh diri dengan menenggak obat pembasmi serangga dan seorang caleg di Prov Kalbar meninggal dunia hanya beberapa jam sesudah penghitungan suara.
Tidak jelas apakah ia meninggal, misalnya, karena serangan janmtung
Solusi
Kasus-kasus diatas memperlihatkan bahwa orang yang dilanda keputus asaan bisa menjadi pembunuh (Qabil misalnya) atau memilih bunuh diri (kasus ketiga caleg gagal itu).
Membunuh atau bunuh diri adalah dosa besar yang amat dilarang agama Islam. Oleh karena itulah Tuhan dalam firman-Nya melarang hamba-Nya berputus asa dalam memperoleh rahmat-Nya (lihat QS Al-Zumar 53).
Disamping itu Allah SWT menegaskan pula bahwa buminya luas dan orang dituntut berhijrah untuk berdiam disitu (lihat QS An-Nisa‘ 97). Apa korelasi kedua bagian ayat ini dengan kasus-kasus yang diutarakan tadi.
Si pedagang yang putus asa dan hampir saja menewaskan saingannya seharusnya mencari ”bumi Tuhan” (baca: lapak) yang lain dan ‘hijrah’ ke situ Mungkin rahmat Tuhan menunggunya disana.
Sang duda mengapa pula tidak mencari ‘bumi Tuhan yang lain’ alias perempuan lain dan mengapa terpaku pada si janda. Para caleg yang bunuh diri itu sudah tentu mempunyai target menjadi anggota DPR.
Dan ketika gagal mereka seharusnya ‘hijrah ke bumi Tuhan yang lain”, yang berarti mengubah target dengan ‘hijrah’ ke profesi lain. Hal itu tidak dilakukan sehingga mereka putus asa lalu bunuh diri. Itulah konsekuensi dari tidak mengindahkan perintah Tuhan!***(ak27)
Yusuf Rahman
Pensiunan PNS
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.