Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Selasa, 18 Februari 2014

Negara dan Rumah Tangga

Selasa, Februari 18, 2014 By Unknown No comments

Oleh : Alaiddin Koto


[ArtikelKeren] OPINI - Siapa saja yang punya kepedulian pasti bertanya-tanya, kenapa negara orang bisa maju, dan kenapa rakyat orang bisa sejahtera; kenapa negeri orang bisa aman, dan kenapa bangsa orang bisa nyaman.

Pertanyaan serupa pun kemudiannya berbalik kepada diri sendiri, kenapa negeri saya masih tertinggal, dan kenapa masyarakat saya masih banyak yang menderita; kenapa negeri saya kacau atau bahkan semakin kacau, dan kenapa bangsa saya selalu tertekan?

Banyak sudah pejabat yang studi banding, tetapi rakyat pusing tujuh keliling karena tidak tahu apa yang dihasilkan dari apa yang dinamakan studi banding itu.

Negeri saya masih saja seperti dahulu, atau bahkan labih kacau dari yang dulu.

Tidak bermaksud menghujat yang memang telah lama dihujat, tulisan ini hanya ingin mengajak berdiskusi bahwa bila dilihat secara cermat, pemimpin di negara maju, walau tidak pernah diucapkannya, mengurus negaranya sama seperti mengurus rumah tangga sendiri.

Kepala negara dan kepala-kepala pemerintahan di bawahnya menempatkan diri sebagai kepala rumah tangga. Bagi mereka, ibarat ayah atau orang tua, anak adalah prioritas utama.

Perhatian terhadap kecukupan pangan, kesehatan, dan pendidikan anak-anak adalah tiga hal yang paling utama difikirkan. Hampir semua rezki yang didapat diperuntukkan untuk mencukupi tiga kebutuhan rakyat.

Selama masih belum bekerja atau belum mampu mncukupkan kebutuhannya sendiri, selama itu pulalah anak menjadi tanggungan hidup kepala rumah tangga.

Hampir semua kekayaan rumahtangga diperuntukkan untuk kepentingan anak. Kontribusi anak untuk keluarga (baca: pajak) hanya bila mereka sudah mempunyai penghasilan dan sudah mampu mencukupi kebutuhan sendiri.

Inilah yang nampak di negara-negara maju itu. Kekayaan alam dan hasil usaha negara diperuntukkan untuk sebesar-besar kepentingan rakyat.

Ketika seorang bayi lahir ke dunia, ketika itu juga ada biaya hidup yang sudah tersedia. Begitupun seterusnya, setiap bulan, atau bahkan setiap minggu, warga yang baru lahir itu mendapat biaya hidup dari pemerintahnya.

Bila sakit, berobat tanpa membayar. Bila menganggur, diberi santunan untuk bisa hidup selayaknya. Bila usia sudah senja dan tidak sanggup untuk bekerja, biaya hidup ditanggung oleh negara.

Bila sekolah di mana saja, tinggal belajar tanpa harus membayar apa-apa.

Negara dan pemimpin negara laksana “kepala keluarga” yang masa jabatannya hanya untuk mengurus warga, sebagai pemilik yang sebenarnya dari negara.

Rakyat dinomorsatukan, kepentingan rakyat program yang diutamakan, jalan berlobang ditimbunkan, transportasi dan fasilitas umum diperhatikan, semua rakyat diberi prioritas menikmati hasil-hasil pembangunan, dan bahkan orang cacat pun tetap diberi kehormatan dan kesempatan, di gedung atau di jalan.

Begitulah orang, dan begitulah negeri orang. Para pemimpin dan pejabat negaranya adalah “bayangan Tuhan di muka bumi” yang bertanggung jawab penuh sebagai pemegang amanah, bukan hanya amanah rakyat, tetapi juga amanah dari Tuhannya. Inilah makna kepemimpinan sejati, pemimpin yang berangkat dari kebersihan hati untuk mengabdikan diri.

Lalu, bagaimanakah dengan kita, bangsa dan negara yang didirikan dengan darah dan air mata para syuhada? Sudah lama pertanyaan seperti ini mengemuka.

Sudah lama keprihatinan dan kegelisahan ini menyeruak di dalam dada. Tetapi pertanyaan tetap saja masih dalam pertanyaan.

Bahkan, pertanyaan ini semakin lama semakin membesar dan semakin memekakkan telinga, karena apa yang dilihat di negeri orang hampir-hampir tidak terlihat di negeri sendiri.

Banyak yang sakit tidak tahu mau berobat ke mana karena tidak punya uang untuk biaya.

Banyak yang hidup susah tidak tahu mau mendapatkan uang entah kemana dan dengan cara apa, karena hampir semua lapangan usaha telah dikuasai oleh orang kaya.

Berjalan di jalan raya tidak kalah susahnya karena banyak lobang dan petugas jalan raya pun tidak tahu kemana atau entah sedang mengapa, sehingga rambu-rambu lalu lintas dibiarkan tegak mematung tanpa ada yang “menegakkan” dan memberdayakannya.

Banyak pejabat dan petinggi negara “melayang” studi banding ke negeri sana, tetapi tidak terlihat bekasnya di negeri kita. Habis uang negara, habislah pula perkara.

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, periode berganti periode, negeri ini semakin bak menangguk masalah, terus dan terus bertambah.

Banyak yang bertanya, di manakah “perhentian”, tempat melepas lelah dan susah, tempat menarik nafas dalam-dalam, nafas segar untuk membuat jiwa dan raga kembali bugar, kembali mampu melihat semua kekurangan diri, kekurangan yang harus diperbaiki menapaki hari-hari yang dinanti oleh anak-anak penerus generasi ?

Tidak ada jawaban yang lebih pas untuk pertanyaan itu, kecuali jawaban yang diajarkan oleh Zat Yang Maha Mengajar, yaitu Allahu Akbar.

Ia tunjuk Rasul-Nya untuk dicontoh diteladani. Ia pilih Muhammad untuk menjadi “ayah” bagi umat-Nya, laksana ayah di dalam rumah tangga.

Ia angkat Muhammad menjadi contoh bagi manusia, laksana ayah menjadi contoh di dalam rumah tangga.

Ia tugasi Muhammad melindungi manusia seperti ayah melindungi segenap keluarganya.

Inilah hakikat kepemimpinan, pemimpin yang menempatkan diri sebagai ayah bagi rakyat, pemimpin yang mau mengurus negeri yang dipimpinnya laksana kepala rumah tangga memimpin seisi rumahnya.***(ak27)


Alaiddin Koto
Guru Besar Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Suska Riau


http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN