Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Senin, 03 Februari 2014

Kebun Sagu Habis Terbakar

Senin, Februari 03, 2014 By Unknown No comments

KEPULAUAN MERANTI [ArtikelKeren] NEWS - Kebakaran lahan di wilayah Kepulauan Meranti terus meluas. Bahkan api sudah melalap lahan perkebunan sagu di Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Tebingtinggi Timur.

Kebakaran di daerah itu tidak hanya terjadi di lahan masyarakat, akan tetapi api juga membakar lahan milik perusahaan.

Total lahan yang terbakar di Kepulauan Meranti mencapai 885 hektare, masing-masing seluas 750 hektare terjadi di Kecamatan Tebing Tinggi Timur dan di Kecamatan Rangsang lahan terbakar seluas 135 hektare.

Sementara jumlah titik api di dua kecamatan itu tersebut hanya tujuh titik api.

Sampai saat ini penanganan kebakaran di tujuh titik api itu terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Dinas Kehutanan, Pemadam Kebakaran (Damkar), Satpol PP, Pemerintah Kecamatan, pihak perusahaan, kepolisian, TNI dan lainnya.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Kepulauan Meranti, Ir Mamun Murod MM MH Ahad (2/2) mengatakan, kebakaran yang terjadi di Desa Kepaubaru di atas lahan masyarakat seluas lebih kurang 250 hektare, di lokasi berbeda di Desa Kepau Baru yang berbatasan dengan Desa Teluk Buntal Kebakaran terjadi seluas lebih kurang 300 hektare dan masih di Desa Kepaubaru yang masuk ke wilayah konsesi PT Nasional Sago Prima (NSP) seluas lebih kurang 200 hektare.

"Total luas kebakaran di Kecamatan Tebing Tinggi Timur saja mencapai 750 hektare dengan tiga titik api,’’ katanya usai membantu proses pemadaman di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Ahad.

Menurut dia, di Kecamatan Rangsang ada tujuh titik api di lokasi dan wilayah berbeda. Tujuh titik api itu di antaranya 2 titik di Desa Gayung Kiri dengan total lahan terbakar lebih kurang 50 hektare, satu titik di Desa Citra Damai 4-5 hektare, Desa Tanjung Kedabu seluas lebih kurang 10 hektare dan Desa Gemala Sari lebih kurang 30 hektare serta satu titik lagi terjadi di Desa Wonosari lebih kurang 40 hektare.

"Kita bersama tim kesulitan memadamkan api karena lahan gambut. Meski begitu kita tetap berusaha dengan seluruh tim,’’ katanya.

Dikatakan Murod, total kerugian dari kebakaran lahan di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur mencapai Rp33 miliar lebih.

"Karena di Tebing Tinggi Timur hampir seluruh lahan yang terbakar adalah lahan perkebunan sagu, dengan perincian setiap hektare sagu lebih kurang Rp45 juta,’’ katanya.

Sementara di wilayah Kecamatan Rangsang, kerugian belum bisa ditaksir. Pasalnya lahan yang terbakar adalah lahan hutan. Hingga kini, Kadishutbun Kepulauan Meranti itu belum bisa mengatakan penyebab terjadi kebakaran lahan.

Baik yang terjadi di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur yang membakar lahan perkebunan sagu, maupun lahan di Kecamatan Rangsang yang merupakan lahan hutan.

‘’Dari informasi diduga kebakaran akibat puntung rokok dan membakar sampah di dalam hutan. Kebakaran sangat mudah meluas akibat musim kemarau,’’ katanya.

Dia juga mengakui kebakaran yang terjadi di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur telah terjadi sejak sepekan lalu. Namun untuk Kecamatan Rangsang terjadi sejak sebulan lalu. ‘’Puncak kebakaran yang membuat meluas terjadi Jumat (31/1) lalu,’’ tambahnya.

Menurutnya, dalam kasus karhutla di Kepulauan Meranti, minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh kepala desa menjadi kendala tersendiri, sehingga kesadaran masyarakat menjadi sangat kurang.

Kebakaran di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur diakui Camat setempat, Helfandi SE MSi. Ia mengatakan sejak Sabtu (1/2) dirinya bersama jajaran Pemerintah Kecamatan turut membantu memadamkan api.

Memadamkan titik api Kecamatan Tebing Tinggi Timur, ada sebanyak 25 unit alat pemadam kebakaran yang terdiri dari 10 unit alat pemadam milik PT NSP dan 15 unit peralatan pemadam dari pemilik kebun sagu yang lahannya turut terbakar.

"Malam tadi (Sabtu) kami sampai pukul 24.00 WIB memadamkan api di Kepau Baru. Bahkan lahan sampai terbakar di belakang rumah warga. Beruntung tidak ada korban jiwa dan rumah yang terbakar,’’ sebutnya.

Saat ini, kata Camat yang akrab disapa Iin itu upaya pemadaman dari tim yang terdiri dari berbagai institusi itu masih terus bekerja di lapangan.

"Kita sudah menyurati pihak perusahaan untuk menambah peralatan kebakaran, sehingga upaya pemadaman bisa diselesaikan,’’ katanya.

Sementara itu, Humas PT NSP, Setio Budi Utomo hingga kini belum berhasil dihubungi. Bahkan pesan singkat yang dikirimkan belum kunjung dibalas.

Dikabarkan bahwa pihak perusahaan saat ini masih melakukan upaya pemadaman di lokasi lahan perkebunan sagu milik perusahaan.

"Orang NSP semuanya di lapangan. Jadi memang tak bisa dihubungi,’’ kata Camat Helfandi yang sempat berkoordinasi dengan jajaran PT NSP di lokasi kebakaran, Sabtu (1/2) lalu.

Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi melalui Kasat Reskrim, AKP Antoni L Gaol SH MH menegaskan saat dikonfirmasi, Ahad (2/2) bahwa pihaknya baru saja pulang dari lokasi kebakaran lahan di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Hingga kini ia belum menetapkan tersangka dalam peristiwa kebakaran lahan di wilayah Kepulauan meranti.

"Belum ada tersangka. Sebab belum ada indikasi lahan yang terbakar sengaja dibakar oleh orang. Namun kita akan tetap melakukan penyelidikan sambil berjalan,’’ kata Antoni L Gaol.

Disebutkan Kasat, kebakaran terjadi sudah sejak lama. Bahkan ada yang terjadi sejak sebulan lalu. Namun karena dianggap tidak membahayakan, makanya tidak dilakukan antisipasi dengan pemadaman.

Salah satu petugas pemadam kebakaran, Ozi Wirman yang turut serta diberangkatkan sejak Sabtu (1/2) lalu ke wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur mengaku sampai saat ini masih berada di lokasi untuk memadamkan api.

Meski sulit, namun dengan peralatan yang ada pemadaman dilakukan secara bersama-sama dengan pihak lainnya yakni Satpol PP, Dishutbun, Pemerintah Kecamatan, pihak perusahaan, TNI, Polri dan pihak lainnya.

"Sangat luas kebakaran yang terjadi. Memang tidak ada api yang membesar lagi, namun tetap saja kami harus waspada dan menjaga agar kebakaran tidak makin meluas,’’ kata Ozi.

Kepala Desa Wono Sari Kecamatan Rangsang, Pawit mengakui khusus kebakaran yang terjadi di wilayah Desanya membakar seluas lebih kurang 40 hektare. Api muncul dipicu oleh puntung rokok yang dibuang tanpa sengaja oleh masyarakatnya.

"Hingga kini api sudah tidak muncul lagi, namun tetap saja ada asap-asap yang diduga dari bara api yang berada di dalam lahan gambut. Kami bersama masyarakat, Babinsa dan pihak lainnya yang turut membantu masih terus berusaha menuntaskan pemadaman api secara berjalan,’’ katanya.

Masuk Musim Kering

Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui staf analisa, Ibnu menyebutkan bahwa bisa jadi kabut asap ini dari kebakaran hutan dan lahan. Namun secara kewenangan BMKG sifatnya hanya memantau saja dimana terdapat titik panas (hot spot).

"Kondisi kabut asapnya belum begitu mengganggu,’’ singkatnya.

Disebutkannya, dari pantauan satelit Terra dan Aqua di akhir Januari sampai akhir Februari mendatang kondisi cuaca di Riau mengalami musim kering, artinya curah hujan minim. Namun bukan berarti tidak ada hujan.

Disebutkannya, kondisi saat ini juga di Provinsi Riau mengalami tingkat kebakaran yang tinggi, sehingga mengakibatkan lahan mudah terbakar ditambah lagi dengan dukungan temperatur suhu.

"Dua hari belakangan ini mengalami jumlah yang cukup lumayan banyak, terhitung 31 Januari saja tecatat ada sekitar 93 titik,’’ ujarnya.

Bengkalis mendominasi dengan 51 titik, dan untuk 1 Februari kemarin jumlahnya menurun menjadi 89. Sampai Ahad (2/2) sore ini di Riau itu terpantau 8 titik, Inhil 2 titik, dan pelalawan 6 titik, dan untuk Sumatera 19 titik.

Diancam 12 Tahun Penjara

Kepala Kepolisian Resort (Polres) Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi menegaskan pelaku pembakar lahan diancam kurungan maksimal 12 tahun penjara dan denda Rp10 miliar. Karenanya diimbau seluruh masyarakat di Kepulauan Meranti khususnya tidak membakar lahan.

"Ancaman bagi pembakar lahan sangat serius dan ditegaskan dalam undang-undang pidana. Makanya jangan asal bakar lahan sembrangan, karena akan merugikan banyak pihak,’’ kata Kapolres, Ahad (2/2).

Dijelaskan Pandra, berdasarkan Pasal 187 KUHP disebutkan larang melakukan pembakaran lahan atau hutan yang mengakibatkan bahaya bagi orang maupun barang dan diancam hukuman penjara selama 12 tahun.

Kemudian, berdasarkan Pasal 26 UU No 8 tahun 2006 tentang Perkebunan, setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka atau mengelola dengan cara membakar, mengakibatkan perusakan fungsi lingkungan hidup, diancam hukuman penjara selama 10 tahun dan denda Rp10 miliar.

Tidak hanya itu, berdasarkan pasal 78 ayat 3 UU No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, dilarang melakukan pembakaran hutan dengan pidana penjara 5 tahun dan denda Rp1,5 miliar.

Karhutla di Bengkalis Meluas

Dalam pada itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sejak dua pekan terakhir di Kabupaten Bengkalis terus meluas.

Sampai Ahad (2/2) setidaknya ditemukan 11 titik api di Kecamatan Bengkalis dan Bantan. Sebelumnya pada Sabtu (1/2) terdapat 8 titik api di Desa Bantan Tua sebanyak dua titik, Desa Wonosari dua titik api, Dusun Kelebuk Desa Penampi, Desa Sungai Alam dan Selatbaru masing-masing satu titik api.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah-Pemadam Kebakaran (BPBD-Damkar) Kabupaten Bengkalis Mohammad Djalal SSos menyebutkan sampai Ahad pagi kemarin ditemukan tiga titik api lagi. Ketiga titik api itu terdapat di desa Bantan Tua.

"Sampai sekarang sudah 11 titik api di Kecamatan Bengkalis dan Bantan. Upaya pemadaman terus kita lakukan, tetapi keterbatasan personil menyebabkan pemadaman berlangsung lama serta tiupan angin kencang membuat api menjalar kemana-mana di lahan gambut tebal,’’ terang Djalal, di lokasi kebakaran Bantan Tua, Ahad (2/2).

Langkah pemadaman api cukup menyulitkan, karena di lokasi yang terbakar sulit didapat sumber air serta angin kencang pada Sabtu membuat api terus membakar lahan warga. Lahan yang terbakar menurut Djalal selain lahan kosong juga kebun karet milik masyarakat.

Untuk membantu pemadaman sambung Djalal, BPBD-Damkar terpaksa meminta bantuan Polres dan Polsek Bengkalis. Pada Sabtu lalu sebanyak 25 personil dari Polres Bengkalis diterjunkan ke lapangan untuk membantu memadamkan api. Sementara itu dari Pemkab Bengkalis sendiri, seperti Satpol PP dan Polhut Bengkalis sampai kemarin tidak terlihat sama sekali di lokasi karthutla.

"Diduga masih ada masyarakat yang melakukan pembakaran lahan untuk membuka kebun di musim panas seperti sekarang. Total lahan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai 200-an hektare di Kecamatan Bengkalis dan Bantan,’’ tambah Djalal.

Kehadiran 25 personel Polres Bengkalis itu dikatakan Djalal sangat membantu tim pemadaman kebakaran BPBD-Damkar. Selain turut memadamkan api, aparat kepolisian juga mengatur lalu lintas, karena lokasi kebakaran di Bantan Tua hanya 50 meter dari jalan Bengkalis-Bantan.

Kebun Ikut Terbakar

Karhutla yang terjadi di Desa Wonosari menimpa puluhan warga, dimana kebun karet mereka ikut musnah terbakar. Seperti diakui Ar Rohman salah seorang warga Wonosari Barat yang menyebutkan setidaknya 1,5 hektare kebun karet milik orangtuanya ludes terbakar jadi abu.

"Kebakaran di Wonosari sudah terjadi sejak sepekan lalu, api terus menjalar kemana-mana. Kebun karet milik bapak saya, yang saya kelola sejak beberapa tahun lalu habis terbakar. Tak ada lagi sebatangpun pohon karet yang tersisa,’’ papar Ar Rohman.

Disebutnya, penanganan Karhutla terkesan lamban oleh pemerintah. Pada saat kebakaran di desanya, upaya pemadaman hanya dilakukan warga dengan menggunakan mesin robin namun tidak berhasil. Bahkan pemadaman dilakukan siang dan malam, karena khwatir kebun mereka terbakar.

"Mau apalagi, kita sudah berusaha semampunya untuk memadankan api. Tapi panas terik ditambah angin kencang membuat api terus menjalar di lahan gambut tebal dan menghanguskan kebun karet saya dan sejumlah warga disini,’’ tambah Ar Rohman lagi.

Kuansing Diselimuti Asap

Dari Kabupaten Kuantan Singingi dilaporkan, kabut asap mulai menyelimuti daerah itu. Walaupun belum dipastikan asal kabut asap tersebut namun dari informasi Badan Lingkungan Hidup (BLH) di daerah itu terdapat dua titik api. Asap tersebut tampak jelas pada pagi hari dan menjelang Maghrib.

Sementara pada siang hari, kabut terlihat hilang karena cahaya mata hari yang cukup terik. Namun demikian, kedatangan kabut asap tersebut cukup mengganggu warga, terutama yang ingin lari pagi maupun pada sore.

Begitu juga pada siang hari kabut juga dapat dilihat dari kejauhan, akibatnya warga yang banyak terserang batuk akibat musim pancaroba semakin bertambah akibat asap.

Mengantisipasi meluasnya kabut asap, warga berharap Pemkab dan Polres memantau aktivitas pembakaran lahan di Kuansing. ‘’Kan lebih baik mencegah daripada telanjur banyak,’’ ujar Waslan, warga Jao Kelurahan Simpang Tiga Teluk Kuantan, Ahad (2/2).

Kepala BLH Kuansing, Indra Suandy ST MSi yang dikonfirmasi, mengakui, kabut asap mulai menyelemuti Kuansing walau dalam kadar yang masih tipis. Indra Suandy belum dapat memastikan asal kabut asap tersebut, apakah kiriman dari daerah lain atau dari Kuansing sendiri.

Namun yang pasti, ujarnya di Kuansing dari data terakhir yang diterima terdapat dua titik api. Namun belum dapat dipastikan lokasi dua hot spot tersebut.

"Karena libur panjang ini, namun akan kita sampaikan ke instansi terkait untuk ditelusuri sesuai kewenangan masing-masing,’’ ujarnya.

Guna mencegah semakin banyaknya kabut asap, kata Indra, BLH Kuansing meminta warga untuk menghindari membakar lahan, karena sudah dilarang karena metode ini berdampak pada lingkungan dan bagi yang terbukti akan diproses hukum sesuai aturan.

Kirim Himbauan ke Daerah

Terkait munculnya kabut asap di sejumlah wilayah di Riau, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengambil langkah tegas dengan mengirim edaran ke seluruh bupati/wali kota se-Riau.

Surat edaran berupa himbauan untuk mencegah Karhutla agar tidak meluas, dikatakan Penjabat Gubri, Djohermansyah Djohan sudah diteken dan hari Senin ini (3/2) dikirimkan.

"Akan kita kirim himbauan kepada seluruh daerah. Karena memang asap sudah mulai muncul akibat Karhutla,’’ kata Pj Gubri yang merasakan asap, Ahad (2/2) pagi di sela kegiatannya bersepeda mengelilingi Kota Pekanbaru.

Apapun alasannya, pria yang menjabat Dirjen Otda Kemendagri tersebut berharap agar permasalahan kabut asap harus ditanggulangi dari awal penyebabnya, yakni karhutla.

Sehingga ia menghimbau kepada seluruh kepala daerah agar tidak memberikan izin pembakaran lahan hingga pada langkah penindakan jika memang diperlukan di lapangan.

"Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam perkebunan dan pertanian juga harus ditindaklanjuti bupati/wako supaya tidak membuka lahan dengan membakar,’’ imbaunya. (ak27)

http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN