Oleh : Amrizal
Karena masyarakat melihat sosok Annas Maamun yang polos, low profile, sederhana, populis dan sudah teruji kepemimpinannya di Kabupaten Rokan Hilir dianggap mampu membangun Riau yang cerdas, sejahtera, sehat, dan agamis di masa mendatang.
Namun seiring perjalanan waktu berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah-sudah harapan besar rakyat kepada pemimpinnya tersebut sering pupus tatkala roda pemerintahan baru sudah berjalan.
Sang pemimpin kembali terjebak pada pola-pola kepemimpinan konservatif seperti pada masa-masa sebelumnya; akhirnya hilanglah kebijaksanaan, kurangnya keberpihakan, rendahnya kepeduliaan dan semakin berjaraknya dengan rakyat akibat sekatan-sekatan birokrasi yang legal-formalistik.
Keadaan inilah yang menyebalkan dan menyebabkan kepercayaan masyarakat semakin hilang terhadap para pemimpin mereka karena mereka beranggapan para pemimpin sepertinya sulit sekali dipegang kata-katanya (the leader of words).
Perasaan kekecewaan masyarakat yang hampir meluas di semua kawasan ini semoga dipahami dengan baik dan cerdas oleh Gubernur Riau saat ini.
Masyarakat sudah muak dengan gaya dan pola kepemimpinan formalistik dan terlalu birokratis. Mereka merindukan sosok pemimpin yang bersahaja, dekat dan peduli dengan rakyat, berani membela kepentingan masyarakat dan setiap saat mau menemui dan menyapa mereka.
Bukan pemimpin yang hanya selalu ingin duduk manis dan bersemayam di puncak mahligai kekuasaan; tidak mau turun gunung menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi rakyat sesungguhnya.
Bila karakter pemimpin seperti ini mampu diperankan dengan baik oleh Gubernur Riau terpilih nantinya, kekecewaan masyarakat yang sudah menumpuk di dada mereka selama ini terhadap pemimpin mereka akan bisa terobati.
Sebaliknya, jika Annas tidak mampu merealisasikannya, maka perasaan masyarakat kembali akan terlukai untuk kesekian kalinya.
Kalau ini sampai terjadi, jangan salahkan masyarakat bila partisipasi mereka dalam pemilihan pemimpin ke depan cenderung semakin berkurang.
Karena mereka boleh jadi berasumsi tidak ada lagi pemimpin yang bisa dipercayai di negeri ini. Ada atau tidak adanya pemimpin sama saja bagi mereka karena keberadaan pemimpin tidak mampu membawa perubahan-perubahan signifikan bagi kehidupan ril mereka.
Langkah awal yang harus ditempuh untuk meyakinkan masyarakat sebenarnya sederhana saja, yaitu dengan merealisasikan janji-janji politik yang pernah diutarakan.
Setidaknya ada beberapa program strategis yang ditawarkan Annas Maamun dalam kampanyenya terdahulu, yaitu membangun pendidikan dengan prioritas membangun fasilitas pendidikan yang representatif, peningkatan kualitas dan kedisiplinan tenaga pengajar.
Membangun kesehatan dengan membangun puskesmas-puskesmas dan merekrut tenaga dokter spesialis. Dan kesejahteraan masyarakat dengan membangun rumah layak huni dengan harga yang pantas di setiap desa.
Pemberdayaan ekonomi kerakyatan sederhana dengan konsep membangun usaha-usaha kecil produktif di lingkungan rumah-rumah penduduk.
Pembinaan mental spiritual masyarakat melalui pembangunan sarana-sarana ibadah. Di samping itu juga pengembangan infrastruktur yang sudah ada serta membangun infrastruktur baru yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Riau.
Salah satunya yang paling spektakuler janji Annas Maamun yang menarik perhatian sebagian besar masyarakat Kabupaten Bengkalis adalah pembangunan jembatan penyeberangan Bengkalis-Sungai Pakning.
Janji-janji kampanye itu sedapat mungkin tidak hanya sebatas pemanis bibir belaka (lip service), tidak hanya sebatas rayuan gombal untuk memikat simpati publik saja.
Tapi betul-betul harus direalisasikan secara nyata selama masa kepemimpinannya. Minimal pada tahun pertama pemerintahan sudah harus tampak tanda-tanda keseriusan untuk mewujudkannya.
Tidak ada lagi hambatan-hambatan yang bersifat legal-formalistik yang selama ini selalu menjadi alasan apologetik untuk menunda atau membatalkan pelaksanaannya.
Sebab ketika program itu ditawarkan kepada publik tentu sudah dikaji secara matang terlebih dahulu dari berbagai persfektif termasuk aspek yuridis-fromalnya tentang sejaumana kemungkinan bisa diterapkan.
Selanjutnya yang tak kalah pentingnya adalah mengubah budaya dan tren kepemimpinan dengan cara mengedepankan pelayanan publik yang cepat, mudah dan tidak terlalu birokratis, merancang pembangunan dengan kesediaan penuh untuk menyerap aspirasi arus bawah (bottom up), mengedepankan prinsip kesederhanaan dalam penggunaan fasilitas negara, lebih banyak meluangkan waktu untuk menyapa dan bekomunikasi dengan publik.
Mendudukkan orang-orang profesional dan berkualitas di jajaran birokrasi pemerintahan dan menghilangkan prinsip primordialisme dan sentimen kedaerahan dalam merumuskan kebijakan dan pelaksanaan pemerintahan.
Bila iklim atau atmosfir ini bisa terbangun dengan baik dalam kepemimpinan baru di Provinsi Riau ke depan, maka pasangan Annas dan Andi akan bisa menjadi ikon dan model kepemimpinan yang membanggakan bagi masyarakat Riau pada umumnya.
Sejarah akan mencatat bahwa propinsi Riau pernah memiliki sosok pemimpin yang hebat dan pantas diacungi jempol atas keberhasilannya.
Selamat dan Tahniah atas pelantikannya. Semoga Riau menjadi provinsi maju dan terdepan di bawah kepemimpinannya.***(ak27)
Amrizal
Ketua Nahdlatul Ulama Kabupaten Bengkalis
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.