Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Sabtu, 18 Januari 2014

Geng Motor dan ”Masa Peka” Anak

Sabtu, Januari 18, 2014 By Unknown No comments

Oleh : Nurhayati


[ArtikelKeren] OPINI - Tak banyak yang menyangka kalau berita geng motor yang pernah bikin heboh di di media massa tahun lalu, akan terus beraksi sampai kini.

Ketika penulis membaca berita itu tahun lalu, penulis kira semuanya akan terhenti hanya sampai pada kasus Klewang yang menjadi sesepuh geng motor, tapi ternyata malah semakin menjadi.

Belakangan ini polisi menangkap kelompok geng motor Romusa yang bikin aksi kriminal. Berikutnya mungkin saja akan muncul geng motor lainnya.

Seharusnya ini menjadi perhatian semua kalangan, bukan hanya guru di sekolah tetapi orang tua di rumah dan lingkungan.

Hasil penelitian yang dilakukan dosen UIN Suska Riau, ternyata anggota geng motor ini bukan hanya anak-anak yang tidak diurus oleh orangtuanya, atau mereka yang orangtuanya broken home, tetapi ada juga anak yang berasal dari keluarga baik, bahkan anak itu tamatan pesantren, dan di rumah dikenal baik oleh orang tua bahkan lingkungan sekitar rumahnya juga mengenal dirinya sangat baik.

Kasus ini seharusnya menjadi catatan bagi orang tua di rumah, bahwa anak yang baik pun bisa terbawa arus pergaulan geng motor.

Nah, di sinilah perlunya jalinan komunikasi antara anak dan orangtua. Komunikasi antar anak dan orang tua bukan sekadar saling menyapa, tetapi orangtua memperhatikan bagaimana perubahan perilaku anak.

Anak sebagai manusia yang terus mengalami perubahan menuju dewasa tidak boleh dikekang, tetapi tidak boleh pulah dilepas tanpa kendali.

Anak terus mencari identitas dirinya, dia ingin diakui sebagai manusia yang berbeda dengan lainnya.

Nah, di sinilah, masuk peran orang tua bagaimana potensi anak itu, ingin menjadi pribadi yang berbeda, yakni diarahkan menjadi kepribadian yang baik. Menurut teori pendidikan Montessory, anak itu akan menemukam ”masa peka”, jika saat masa pekan itu anak diarahkan kepada yang baik, maka potensi yang dimiliki anak akan muncul dan berkembang pesat.

Nah, kasus geng motor yang umumnya pada usia remaja, sebagaimana teori Montessory merupakan bagian dari masa peka anak. Masa peka ini seharusnya mendapat perhatian orangtua dan guru. Jangan biarkan masa peka itu lewat dan tak mendapat respon dari orangtua dengan alasan sibuk bekerja dan lainnya.

Dalam pendidikan Islam, teori pendidikan yang paling terkenal adalah teori pendidikan Imam Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad (Wahai Anakku).

Bahwa anak itu terbentuk disebabkan oleh kebiasaan (Ta’widh), jika orantuanya usai Salat Magrib membaca Alquran di rumah, maka anak akan menirunya.

Pada awalnya anak akan malas, tetapi begitu orangtuanya membaca Alquran usai salat, maka anak akan ikut menirunya.

Begitu juga akhlak anak dalam bentuk lainnya, orangtua perlu membiasakan anak dengan akhlak yang mulia, mulai dari adab makan, orangtua memberi contoh dan membiasakan anak dengan perilaku yang baik.

Prilaku anak tak jauh dari kebiasaan orangtuanya, makanya di sinilah peluang bagi orangtua menularkan perilaku yang baik sehari-hari. Menurut Imam Ghazali, ta’widh itu sangat penting, dan ini cara mendidik anak yang paling efektif.

Imam Ghazali mengingatkan orangtua agar selalu mengucapkan kata-kata yang baik (Mauizah Hasanah). Kata-kata yang baik akan mudah tertular pada lidah anak.

Jika di dalam keluarga anak terbiasa mendengar kata-kata yang senonoh, maka dia akan terbiasa mengucapkan saat bergaul dengan rekan-rekannya.

Tetapi jika anak dibiasakan dengan kata-kata yang baik, telinganya terasa sakit ketika mendengarkan kata-kata yang tak layak didengar, bahkan lidahnya pun takut mengucapkan kata-kata yang tak patut.

Kembali kepada kasus kenakalan remaja yang terseret geng motor, agaknya nasihat Imam Ghazali ini tepat. Di mana anak itu memang sedang mencari identitas yang akan ditiru, ketika dia melihat anak-anak geng motor itu menarik, dia akan menirunya. Di sini pentingnya bagi orangtua dan guru menangkap ”masa peka” anak, yakni diarahkan kepada yang positif.

Dari penelitian dosen UIN Suska ini, ternyata bukan hanya anak yang punya sepeda motor yang bergabung dengan geng motor, banyak anak yang tidak punya sepeda motor pun bergabung dengan geng motor.

Logikanya aneh memang, bagaimana anak yang tidak punya sepeda motor bisa ikut bergabung geng motor. ternyata mereka memfasilitasi anak-anak yang tidak punya sepeda motor, bisa saja sepeda motor yang mereka berikan itu hasil dari curian atau iuaran anggota geng motor.

Geng motor makin mengancam, bukan hanya orangtua tetapi masyarakat pun jadi resah. Jadi geng motor ini bukan hanya tugas polisi, tetapi orangtua, guru dan warga di lingkungan kita.***(ak27)



Nurhayati
Guru SMKN 1 Dumai


http://ak27protect.blogspot.com

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN