Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Alam mengalami ketidakseimbangan. Hujan deras menyebabkan Jakarta dan wilayah sekitarnya dikepung banjir.
Jokowi yang biasanya suka blusukan pun dikurangi, karena warga Jakarta tak peduli lagi dengan istilah blusukan, yang mereka inginkan adalah aman dari banjir.
Bukan hanya di Jakarta, di belahan dunia lain, juga terjadi ketidakseimbangan alam.
Di Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, beberapa kota nyaris lumpuh, sungai membeku, salju di mana-mana, bahkan air terjun Niagara pun membeku.
Begitu juga di Kanada, yang lebih dekat dengan Kutub Utara, beruang salju kedinginan, padahal yang namanya beruang salju seharusnya suka salju, tapi kalau suhu sudah mencapai - 20 celciun lebih, maka binatang pun tak tahan.
Kalangan ilmuan pun menemukan ribuan ikan membeku di Norwegia, posisi Norwegia yang dekat dengan Kutub Utara, menyebabkan musim salju tahun lebih dingin dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Jika ikan saja membeku bagaimana dengan manusia, tentunya tidak mampu menahan suhu dingin itu.
Di belahan dunia lainnya, yakni di Mesir, wilayah Iskandaria mengalami hujan salju, padahal di wilayah ini tidak pernah hujan salju.
Begitu juga di Vietnam, nagara Asia Tenggara ini yang biasanya bersuhu tropis, kini mengalami hujan salju, sampai-sampai jalan raya dipenuhi salju.
Kejadian kontradiksi di belahan dunia Australia, yang dekat dengan Kutub Selatan, di sini telah terjadi suhu tinggi, sehingga ribuan hektare hutan terbakar.
Melihat fenomena di beberapa belahan dunia yang aneh tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa dunia ini mengalami ketidakseimbangan. Pemanasan global (global warming) sudah nyata, bahwa alam ini mengalami perubahan besar.
Indonesia sebagai daerah tropis yang memiliki hamparan hutan yang luas diharapkan memberikan keseimbangan alam bagi belahan dunia lainnya.
Hutan Indonesia nilainya sangat mahal, bukan hanya untuk Indonesia, tetapi untuk belahan dunia lainnya.
Maka jangan heran jika perhatian dunia (Eropa dan Amerika) kepada Indonesia yang memiliki hutan tropis agar menjaga keseimbangan alamnya.
Terkait dengan itu, budayawan Riau UU Hamidy mengingatkan akan pentingnya menjaga hutan Riau.
Menurutnya, hutan Riau saat ini sudah habis diluluhlantahkan oleh pemerintah dan swasta, padahal nilainya sangat tinggi, bukan hanya bagi masyarakat sekitarnya tetapi bagi manusia yang hidup di belahan dunia lain.
Agaknya, kita patut mempertimbangkan kembali tentang hutan Riau, jika abai, siap-siap akan datang bencana lebih besar di tahun-tahun berikutnya.***(ak27)
Jokowi yang biasanya suka blusukan pun dikurangi, karena warga Jakarta tak peduli lagi dengan istilah blusukan, yang mereka inginkan adalah aman dari banjir.
Bukan hanya di Jakarta, di belahan dunia lain, juga terjadi ketidakseimbangan alam.
Di Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, beberapa kota nyaris lumpuh, sungai membeku, salju di mana-mana, bahkan air terjun Niagara pun membeku.
Begitu juga di Kanada, yang lebih dekat dengan Kutub Utara, beruang salju kedinginan, padahal yang namanya beruang salju seharusnya suka salju, tapi kalau suhu sudah mencapai - 20 celciun lebih, maka binatang pun tak tahan.
Kalangan ilmuan pun menemukan ribuan ikan membeku di Norwegia, posisi Norwegia yang dekat dengan Kutub Utara, menyebabkan musim salju tahun lebih dingin dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Jika ikan saja membeku bagaimana dengan manusia, tentunya tidak mampu menahan suhu dingin itu.
Di belahan dunia lainnya, yakni di Mesir, wilayah Iskandaria mengalami hujan salju, padahal di wilayah ini tidak pernah hujan salju.
Begitu juga di Vietnam, nagara Asia Tenggara ini yang biasanya bersuhu tropis, kini mengalami hujan salju, sampai-sampai jalan raya dipenuhi salju.
Kejadian kontradiksi di belahan dunia Australia, yang dekat dengan Kutub Selatan, di sini telah terjadi suhu tinggi, sehingga ribuan hektare hutan terbakar.
Melihat fenomena di beberapa belahan dunia yang aneh tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa dunia ini mengalami ketidakseimbangan. Pemanasan global (global warming) sudah nyata, bahwa alam ini mengalami perubahan besar.
Indonesia sebagai daerah tropis yang memiliki hamparan hutan yang luas diharapkan memberikan keseimbangan alam bagi belahan dunia lainnya.
Hutan Indonesia nilainya sangat mahal, bukan hanya untuk Indonesia, tetapi untuk belahan dunia lainnya.
Maka jangan heran jika perhatian dunia (Eropa dan Amerika) kepada Indonesia yang memiliki hutan tropis agar menjaga keseimbangan alamnya.
Terkait dengan itu, budayawan Riau UU Hamidy mengingatkan akan pentingnya menjaga hutan Riau.
Menurutnya, hutan Riau saat ini sudah habis diluluhlantahkan oleh pemerintah dan swasta, padahal nilainya sangat tinggi, bukan hanya bagi masyarakat sekitarnya tetapi bagi manusia yang hidup di belahan dunia lain.
Agaknya, kita patut mempertimbangkan kembali tentang hutan Riau, jika abai, siap-siap akan datang bencana lebih besar di tahun-tahun berikutnya.***(ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.