Ini dikarenakan belum ada kebijakan tegas diambil Kepala Dinas Pendidikan Dumai terkait dugaan kata kasar yang diduga disampaikan kepala sekolah ke salah seorang guru pengajar.
"Kami akan tetap lanjutkan aksi mogok belajar ini sampai adanya kebijakan tegas dari Kadisdik terhadap sikap kepala sekolah tersebut," ungkap Guru Agama Haswar didampingi guru ekonomi Manda Mahdalena dan guru olahraga Yusra, Kamis (9/1).
''Sejak kejadian ini mencuat, Kadisdik sudah turun langsung memantau dan mengumpulkan data tapi apa, solusi dan kebijakan tegas dari Kadisdik belum kelihatan. Jadi kami para guru harus mengadu nasib sama siapa.
Apakah 37 guru PNS SMAN2 harus menerima perlakuan kasar dari kepala sekolah yang semena-mena menginjak harga diri dan menghina dengan kata kasar yang berujung SARA,'' katanya.
Perlakuan ini bukan satu kali terjadi tapi sudah sering terjadi semenjak para guru SMAN 2 mendatangi Kantor Dewan minta kejelasan sertivikasi pada September 2013 lalu.
Sejak kejadian itu, Kasek menunjukkan sikap arogansi kepada beberapa guru yang telah berani menentang aturan dibuatnya.
''Bahkan Kasek pernah mengancam siapa yang berani menentang peraturan yang dibuatnya guru akan dipindahkan,'' sebut Manda.
Tidak hanya itu, apabila mengikuti rapat sapaan dan masukkan pendapat yang diberikan tidak pernah didengarkan Kasek sehingga apapun bentuk kegiatan sekolah para guru tidak pernah mengetahui. Selain itu, SMAN 2 kini terbentuk unsur pengelompokan guru pengajar istilah guru itu diblok atau dibedakan.
"Bagi guru yang mengikuti aturannya maka menerima perlakuan baik, sementara yang menentang aturannya akan menerima perlakuan tidak nyaman," jelasnya.
Apakah harus disuatu sekolah ternama di Kota Dumai adanya pembentukan kelompok-kelompok guru seperti itu sehingga berdampak keperselisihan.
Sebagian suru PNS yang mengajar sudah merasa tidak nyaman dengan sikap Kepsek seperti ini seolah -olah menjadi penguasa di sekolah itu.
''Kami bukan digaji oleh Kasek tapi kami digaji oleh pemerintah. Jadi kami tidak terima sikap seperti ini untuk mohon kebijakan tegas dari Kadisdik apabila juga adamaka kami akan berupaya menyampaikan ini ke Wali Kota Dumai menyampaikan keluhan guru,'' sebutnya.
"Para guru masih menunggu kebijakan tegas Kadisdik," terangnya.
Sebelumnya Kepala SMAN 2 Dumai Dra Hj Heppi Syuryani memilih enggan memberikan komentar. Dia mengatakan masalah tersebut sepenuhnya diserahkan kepada Disdik. Kadisdik Drs H Sya’ari MP tidak menampik adanya aksi mogok para guru SMAN 2.
Dia mengatakan berdasarkan informasi yang diperolehnya, aksi mogok sejumlah guru diduga karena kata-kata yang tidak mengenakan. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.