Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Selama Desember ini, nilai tukar rupiah terdahadap dolar AS terus mengalami penurunan. Setidaknya, dolar masih bertengger di sekitar angka Rp12.000 per dolar AS.
Sampai kemarin, belum terlihat tanda-tanda rupiah akan kembali menguat. Bahkan, sejumlah saham dalam negeri pun ikut melorot bersama nilai tukar rupiah.
Sungguh kondisi yang mencemaskan. Sebab, pelemahan nilai tukar rupiah akan berpengaruh besar pada sektor ekonomi dalam negeri. Apabila kondisi ini berlangsung lama, sektor-sektor yang menyentuh ekonomi kerakyatan pun akan ikut terseret.
Laporan yang dirilis Bank Dunia dalam laporan triwulan terbaru, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 akan mengalami perlambatan dan hanya mencapai 5,3 persen.
Angka ini menurun dibanding pertumbuhan tahun 2013 yang mencapai 5,6 persen. Walaupun tidak bersentuhan langsung dengan melemahnya rupiah, namun hal ini juga menambah cemas bangsa ini.
Salah satu alasan prediksi Bank Dunia didasarkan adanya penurunan investasi yang hanya tumbuh 4,5 persen di triwulan III-2013, terutama untuk alat berat dan industri mesin.
Dampak langsung pelemahan nilai tukar rupiah, melonjaknya harga keperluan pokok, terutama produk-produk impor dari negara-negara asal.
Ketika ini terjadi, semua sektor akan terkena imbas dan jelas masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang paling menderita. Sebab, pendapatan mereka tidak mampu mengimbangi kenaikan harga barang.
Secara keseluruhan, pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak pada pihak-pihak yang termasuk dalam sirkulasi rantai distribusi produk atau komoditi impor, dan rantai ini juga bermuara ke pengecer dan selanjutnya masyarakat sebagai konsumen.
Sisi lain yang akan terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah ini, sektor tenaga kerja. Sebab, kenaikan harga komoditi menyebabkan banyaknya perusahaan yang mengadakan penghematan.
Salah satu langkah yang diambil dengan melakukan penyusutan karyawan. Ketika ini terjadi, akan berdampak meningkatnya jumlah pengangguran.
Melihat besarnya dampak jangka panjang pelemahan nilai tukar rupiah ini, pemerintah harus mencarikan solusi dengan membuat kebijakan gerak cepat.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan dengan cara mengurangi ketergantungan pada sektor impor dan memperkuat potensi dan sumber ekonomi dalam negeri.
Sedangkan masyarakat sebagai konsumen, harus menyikapi kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah dengan cara melakukan penghematan.***(ak27)
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Selama Desember ini, nilai tukar rupiah terdahadap dolar AS terus mengalami penurunan. Setidaknya, dolar masih bertengger di sekitar angka Rp12.000 per dolar AS.
Sampai kemarin, belum terlihat tanda-tanda rupiah akan kembali menguat. Bahkan, sejumlah saham dalam negeri pun ikut melorot bersama nilai tukar rupiah.
Sungguh kondisi yang mencemaskan. Sebab, pelemahan nilai tukar rupiah akan berpengaruh besar pada sektor ekonomi dalam negeri. Apabila kondisi ini berlangsung lama, sektor-sektor yang menyentuh ekonomi kerakyatan pun akan ikut terseret.
Laporan yang dirilis Bank Dunia dalam laporan triwulan terbaru, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 akan mengalami perlambatan dan hanya mencapai 5,3 persen.
Angka ini menurun dibanding pertumbuhan tahun 2013 yang mencapai 5,6 persen. Walaupun tidak bersentuhan langsung dengan melemahnya rupiah, namun hal ini juga menambah cemas bangsa ini.
Salah satu alasan prediksi Bank Dunia didasarkan adanya penurunan investasi yang hanya tumbuh 4,5 persen di triwulan III-2013, terutama untuk alat berat dan industri mesin.
Dampak langsung pelemahan nilai tukar rupiah, melonjaknya harga keperluan pokok, terutama produk-produk impor dari negara-negara asal.
Ketika ini terjadi, semua sektor akan terkena imbas dan jelas masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang paling menderita. Sebab, pendapatan mereka tidak mampu mengimbangi kenaikan harga barang.
Secara keseluruhan, pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak pada pihak-pihak yang termasuk dalam sirkulasi rantai distribusi produk atau komoditi impor, dan rantai ini juga bermuara ke pengecer dan selanjutnya masyarakat sebagai konsumen.
Sisi lain yang akan terkena dampak pelemahan nilai tukar rupiah ini, sektor tenaga kerja. Sebab, kenaikan harga komoditi menyebabkan banyaknya perusahaan yang mengadakan penghematan.
Salah satu langkah yang diambil dengan melakukan penyusutan karyawan. Ketika ini terjadi, akan berdampak meningkatnya jumlah pengangguran.
Melihat besarnya dampak jangka panjang pelemahan nilai tukar rupiah ini, pemerintah harus mencarikan solusi dengan membuat kebijakan gerak cepat.
Salah satu langkah yang bisa dilakukan dengan cara mengurangi ketergantungan pada sektor impor dan memperkuat potensi dan sumber ekonomi dalam negeri.
Sedangkan masyarakat sebagai konsumen, harus menyikapi kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah dengan cara melakukan penghematan.***(ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.