''Saya menilai pekerjaan pengaspalan hotmix yang dilakukan rekanan di dalam kota Bengkalis pada tahun anggaran 2013 ini, diduga mengabaikan design mix formula. Dimana aspal resap pelekat yang disemprotkan pada lapisan awal sebelum hotmix dihamparkan minimal 0,6 L/m2 yang dibersihkan dengan distributor atau penyemprot yang memiliki tekanan,''ungkap Reza Alfian, pengamat konstruksi di Bengkalis, Kamis (26/12/2013) terkait proyek hotmix jalan dalam kota Bengkalis.
Kemudian kata sarjana tekhnik sipil tamatan Jogjakarta itu, terkait pekerjaan yang sedang dilaksanakan, umur konstruksi jalan yang di-hotmix tersebut tidak memiliki kemiringan yang tidak sesuai dengan persyaratan drainase. Dimana pada permukaan jalan tertentu ketika hujan ditemui adanya genangan air, dimana hal itu akibat peralatan yang dipergunakan di lapangan sudah tidak layak dioperasikan.
Selanjutnya ujar Reza, spesifikasi kalibrasi pengukuran peralatan seharusnya diminta kepada kontraktor pelaksana sebelum pekerjaan dimulai oleh KPA dan PPTK kegiatan hotmix yang diperkirakan menelan anggaran belasan miliar rupiah. Hal itu perlu dilakukan guna mengetahui kelayakan peralatan tersebut dari sisi umur ekonomis yang berkait erat dengan biaya pekerjaan.
''Lantas, perbandingan gradasi agregat untuk agregat kasar 5-15 mm dan agregat halus 5 mm, seen/filer serta aspal dari komposisi yang digunakan rekanan dapat kita asumsikan bahwa permukaan jalan yang di-hotmix tidak sesuai kelayakan. Hal itu terbukti dari butiran agergat yang tidak halus, pada peningkatan jalan lingkungan dalam kota Bengkalis,''kata Reza.
Ditambahnya, asphal mixing plan (AMP) berupa pencampuran dan pemanasan bahan material jalan diduga tidak sesuai kualitas. Lemahnya pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum, menyebabkan AMP yang dilakukan rekanan tidak mengacu kepada spesifikasi tekhnis yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI.
Terpisah, salah seorang rekanan di Bengkalis Narno SE juga berpendapat bahwa ktebaan serta butiran aspal yang tidak halus bisa mengindikasikan pekerjaan tesebut tidak sesuai spesifikasi tekhnis. Pihak Dinas PU diminta untuk melakukan cross ceck terhadap kualitas dan mutu, mulai dari AMP, kemiringan dan peralatan yang dipergunakan.
''KPA dan PPTK kegiatan pengaspalan hotmix jalan dalam lingkungan kota Bengkalis ini sudah menuai protes dari berbagai kalangan. Harus ada tindaklanjut dari KPA dan PPTK, terutama dari sisi mutu pekerjaan yang diduga menyimpang dari spesifikasi tekhnis. Bila memang ada penimpangan sebaiknya diproses secara hukum saja,''sambung Narno.
Dalam beberapa kesempatan, Dinas PU Bengkalis melalui Sekretaris Dinas membantah kalau proyek aspal hotmix dalam kota Bengkalis tersebut bermasalah dari sisi tekhnis. ''Nilai proyeknya dibawah Rp 10 milyar, dan sekarang rekanan masih bekerja. Setelah itu ada masa pemeliharaan jalan, dimana setakat ini kualitasnya tidak ada masalah,''ujar Tarmizi, Sekretaris Dinas PU baru-baru ini. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.