[ArtikelKeren] HEALTH CONCERNS - Dalam kondisi terkena serangan hipotermia stadium sedang, yaitu saat si pendaki dalam kondisi "sadar tapi sebetulnya masih hidup", kerap dianggap seperti kerasukan mahluk halus atau kesurupan.
Lantaran ini, penanganan bahaya hipotermia malah terlambat, bahkan salah kaprah. Ini yang bahaya! Untuk itulah, sangat penting menentukan langkah pertama pertolongan terhadap korban dalam situasi darurat di tengah gunung.
Ada dua langkah utama penanganan kasus hipotermia perlu dipahami berikut ini:
1. Proses pelepasan panas tubuh
Menghentikan proses pelepasan panas tubuh dapat dilakukan dengan mengetahui proses pelepasan yang terjadi. Contohnya, pelepasan panas yang terjadi akibat embusan udara dingin (radiasi) jika pelepasan panas terjadi hanya karena hal tersebut.
Untuk menanganinya, cara yang bisa dilakukan adalah memutus paparan udara dingin tersebut terhadap kulit. Pada kasus penurunan panas yang disebabkan korban menggunakan baju basah (konduksi), hal pertama harus dilakukan adalah menghentikan paparan dengan cara melepas baju basah tersebut dan menggantinya dengan pakaian kering.
2. Tingkatkan suhu panas tubuh
Setelah menghentikan paparan tubuh terhadap sumber dingin, peningkatan suhu tubuh bisa dilakukan dengan memberikan sumber panas eksternal pada tempat-tempat strategis. Sumber panas eksternal itu dapat berupa bungkusan air hangat. Selama proses pemberian panas eksternal tersebut dilakukan, proses penghentian pelepasan panas tubuh harus terus dilakukan.
Cara lain bisa dilakukan adalah dengan memasukkan tubuh korban hipotermia ke dalam sleeping bag atau kantung tidur. Hanya, sebelum hal itu dilakukan, rekan korban harus menghangatkan kantung tidur tersebut dengan panas tubuhnya.
Untuk memaksimalkan proses penghangatan, kondisi rekan korban tidak boleh basah atau masuk ke dalam kantung tidur tersebut dalam kondisi kering. Bila perlu, tanpa menggunakan pakaian lengkap, agar suhu tubuh benar-benar maksimal berpindah ke dalam kantung tidur. Selamat mendaki dengan aman dan nyaman! (ak27)
Lantaran ini, penanganan bahaya hipotermia malah terlambat, bahkan salah kaprah. Ini yang bahaya! Untuk itulah, sangat penting menentukan langkah pertama pertolongan terhadap korban dalam situasi darurat di tengah gunung.
Ada dua langkah utama penanganan kasus hipotermia perlu dipahami berikut ini:
1. Proses pelepasan panas tubuh
Menghentikan proses pelepasan panas tubuh dapat dilakukan dengan mengetahui proses pelepasan yang terjadi. Contohnya, pelepasan panas yang terjadi akibat embusan udara dingin (radiasi) jika pelepasan panas terjadi hanya karena hal tersebut.
Untuk menanganinya, cara yang bisa dilakukan adalah memutus paparan udara dingin tersebut terhadap kulit. Pada kasus penurunan panas yang disebabkan korban menggunakan baju basah (konduksi), hal pertama harus dilakukan adalah menghentikan paparan dengan cara melepas baju basah tersebut dan menggantinya dengan pakaian kering.
2. Tingkatkan suhu panas tubuh
Setelah menghentikan paparan tubuh terhadap sumber dingin, peningkatan suhu tubuh bisa dilakukan dengan memberikan sumber panas eksternal pada tempat-tempat strategis. Sumber panas eksternal itu dapat berupa bungkusan air hangat. Selama proses pemberian panas eksternal tersebut dilakukan, proses penghentian pelepasan panas tubuh harus terus dilakukan.
Cara lain bisa dilakukan adalah dengan memasukkan tubuh korban hipotermia ke dalam sleeping bag atau kantung tidur. Hanya, sebelum hal itu dilakukan, rekan korban harus menghangatkan kantung tidur tersebut dengan panas tubuhnya.
Untuk memaksimalkan proses penghangatan, kondisi rekan korban tidak boleh basah atau masuk ke dalam kantung tidur tersebut dalam kondisi kering. Bila perlu, tanpa menggunakan pakaian lengkap, agar suhu tubuh benar-benar maksimal berpindah ke dalam kantung tidur. Selamat mendaki dengan aman dan nyaman! (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.