''Kepiting soka ini awalnya sama saja dengan kepiting biasa yang umum terdapat di bakau-bakau. Dengan sentuhan sedikit teknologi maka kepiting biasa akan melakukan moulting (pergantian kulit). Jadilah ia kepiting soka yang mempunyai nilai jual luar biasa,'' ujar Kepala Balitbang Sopyan Hadi SPI MT kepada media ini, Minggu (10/11/2013).
Dikatakan dengan kondisi sebagian besar pulau Bengkalis yang berbakau maka sangat mudah untuk membudidayakan kepiting soka. Sejauh ada kemauan dari masyarakat, maka dirinya yakin siapapun akan bisa mengembangkan kepiting soka ini untuk kemudian dijual di pasar. Apalagi saat pameran di Batam beberapa waktu lalu sudah ada negara yang mau menampung hasil budidaya kepiting soka tersebut.
''Ini hanya faktor kebiasaan saja saya kira, dimana masyarakat selama ini belum terbiasa membudidayakan kepiting. Nah, disinilah peran kita dari Balitbang bagaimana sesuatu yang sulit itu kita buat mudah. Masyarakat nantinya tidak hanya kita ajarkan bagaimana mencari bibit dan memperbanyak benih kepiting. Melainkan juga teknik budidaya kepiting, termasuk penerapan teknologi agar kepiting bisa moulting,'' kata Sopyan.
Dari pilot project yang sekarang dilaksanakan oleh Balitbang, sambung Sopyan, tampak beberapa masyarakat nelayan tertarik untuk membudidayakan kepiting soka. Itu merupakan langkah yang bagus dan dirinya berharap SKPD lain pun segera merespon, terutamna Dinas Kelautan dan Perikanan.
''Kita di Balitbang ini hanya sebatas membuka jalan, perintis. Kalau jalan sudah ada tinggal lagi SKPD terkait yang melanjutkan agar terus berkembang. Balitbang tidak mungkin memegang kendali dari hulu sampai hilir, karena selain diluar tupoksi, anggaran kita juga terbatas,'' ujarnya. (halloriau)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.