Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Pemilihan Gubernur Riau 2013-2018 putaran kedua akan dilaksanakan Rabu (27/11/2013) besok. Hanya tersisa sehari, sungguh waktu yang sangat singkat untuk mempersiapkan satu helat besar.
Seperti halnya turnamen, pencoblosan putaran kedua ini menjadi partai final bagi dua pasangan yang maju setelah berhasil melalui babak semifinal di putaran pertama, 4 September lalu.
Sebagai panitia penyelenggara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau menjadi pihak yang paling bertanggung jawab suksesnya pencoblosan putaran kedua.
Peran KPU menggugah masyarakat Riau yang sudah mengantungi tiket untuk hadir kembali ke bilik suara menggunakan hak pilihnya terhadap dua pasangan finalis menjadi penentu. Berhasil atau gagalnya sosialisasi yang dilaksanakan selama ini, jawabannya bisa terlihat besok.
Yang jelas, gaung babak final sampai hari ini masih terdengar sayup. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya Pilgubri putaran kedua, termasuk tanggal pencoblosan. Hal ini diperparah pula sikap apatis masyarakat pemilih terhadap Pilgubri.
Sebagian besar dari kelompok apatis ini beranggapan tidak akan ada pengaruh bagi mereka siapa pun yang akan terpilih sebagai Gubernur Riau.
Kondisi ini jelas mengkhawatirkan dan mengancam partai final Pemilihan Gubernur Riau 2013-2018 akan ”sepi penonton”. Kecemasan lain, tingkat partisipasi masyarakat terjun bebas sehingga hasil pilkada terasa kurang bermarwah walaupun tetap sah.
Untuk menjawab rasa cemas itu, semua kita pemilik suara harus ke TPS yang ditentukan untuk kembali menggunakan hak pilih. Ini helat milik kita, maka tugas kita pula menyukseskan helat ini guna mengantarkan calon pemimpin pilihan rakyat. Jangan sampai helat final ini sepi penonton.
Semua kita pemegang tiket harus menjadi saksi partai final ini. Gunakan hak pilih sesuai nurani dan itu tidak sulit karena hanya ada dua pasangan.
Dalam partai final putaran kedua ini, KPU diharapkan berfungsi ganda. Selain sebagai penyelenggara yang baik, KPU juga sebagai wasit.
Lazimnya, kepemimpinan wasit yang netral, tegas dan penuh pengalaman menjadi jawaban suksesnya pertandingan.
Sebaliknya, wasit yang tidak berpengalaman dan punya kepentingan, akan memancing kerusuhan di lapangan dan juga antar-suporter.
Sikap tegas, netral dan profesionalisme KPU juga menjadi jawaban pencoblosan putaran kedua ini menjadi penentu. Sehingga tak lagi berujung gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru saja menghebohkan negeri ini.
Setelah menggunakan hak pilih, mari kita berdoa untuk negeri bernama Riau ini, agar diberikan pemimpin yang benar, pemimpin yang hanya takut kepada Allah. Semoga Riau menjadi negeri maju, Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur. Amin.***(ak27/rp)
Seperti halnya turnamen, pencoblosan putaran kedua ini menjadi partai final bagi dua pasangan yang maju setelah berhasil melalui babak semifinal di putaran pertama, 4 September lalu.
Sebagai panitia penyelenggara, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau menjadi pihak yang paling bertanggung jawab suksesnya pencoblosan putaran kedua.
Peran KPU menggugah masyarakat Riau yang sudah mengantungi tiket untuk hadir kembali ke bilik suara menggunakan hak pilihnya terhadap dua pasangan finalis menjadi penentu. Berhasil atau gagalnya sosialisasi yang dilaksanakan selama ini, jawabannya bisa terlihat besok.
Yang jelas, gaung babak final sampai hari ini masih terdengar sayup. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya Pilgubri putaran kedua, termasuk tanggal pencoblosan. Hal ini diperparah pula sikap apatis masyarakat pemilih terhadap Pilgubri.
Sebagian besar dari kelompok apatis ini beranggapan tidak akan ada pengaruh bagi mereka siapa pun yang akan terpilih sebagai Gubernur Riau.
Kondisi ini jelas mengkhawatirkan dan mengancam partai final Pemilihan Gubernur Riau 2013-2018 akan ”sepi penonton”. Kecemasan lain, tingkat partisipasi masyarakat terjun bebas sehingga hasil pilkada terasa kurang bermarwah walaupun tetap sah.
Untuk menjawab rasa cemas itu, semua kita pemilik suara harus ke TPS yang ditentukan untuk kembali menggunakan hak pilih. Ini helat milik kita, maka tugas kita pula menyukseskan helat ini guna mengantarkan calon pemimpin pilihan rakyat. Jangan sampai helat final ini sepi penonton.
Semua kita pemegang tiket harus menjadi saksi partai final ini. Gunakan hak pilih sesuai nurani dan itu tidak sulit karena hanya ada dua pasangan.
Dalam partai final putaran kedua ini, KPU diharapkan berfungsi ganda. Selain sebagai penyelenggara yang baik, KPU juga sebagai wasit.
Lazimnya, kepemimpinan wasit yang netral, tegas dan penuh pengalaman menjadi jawaban suksesnya pertandingan.
Sebaliknya, wasit yang tidak berpengalaman dan punya kepentingan, akan memancing kerusuhan di lapangan dan juga antar-suporter.
Sikap tegas, netral dan profesionalisme KPU juga menjadi jawaban pencoblosan putaran kedua ini menjadi penentu. Sehingga tak lagi berujung gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru saja menghebohkan negeri ini.
Setelah menggunakan hak pilih, mari kita berdoa untuk negeri bernama Riau ini, agar diberikan pemimpin yang benar, pemimpin yang hanya takut kepada Allah. Semoga Riau menjadi negeri maju, Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur. Amin.***(ak27/rp)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.