SIAK [ArtikelKeren] NEWS - Pelestarian seni dan budaya Melayu merupakan pembentukan identitas dan jati diri sebagai daerah yang benar-benar mewarisi budaya itu.
Kabupaten Siak sebagai warisan peninggalan kebudayaan Melayu, memahami betul betapa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat relefan dan selaras dengan ajaran agama Islam.
“Dari sini kami ingin menyuarakan bahwa Siak the trully Malay (Melayu sebenarnya) pada nasional dan internasional ada di Siak,” kata Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi di sela-sela pembukaan Festival Siak Bermadah XI, Jumat (4/10) malam di lapangan Siak Bermadah. Turut hadir Wakil Bupati Drs H Alfedri MSi, Sekda Drs H Amzar, Ketua DPRD Zulfi Murshal SH, Ketua Pengadilan Negeri Irfanuddin SH MH, dan para peserta festival dan tamu jemputan.
Pelaksanaan iven ini sebut bupati, merupakan wujud dari melestarikan budaya Melayu yang dikenal tak lekang di panas, dan lapuk di hujan. Di samping itu, sebagai pembinaan edukasi kebudayaan bagi generasi muda, agar mereka tahu dan mengenal kebudayaannya.
Festival ini diselenggarakan, 4-10 Oktober, dengan peserta dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Kepri, Kota Batam, Bengkalis, Kampar, Kepulauan Meranti, Kota Pekanbaru, Dumai, dan Siak. Sementara dari tim jemputan dari Malaysia dan Brunai Darussalam.
Dalam festival ini dilombakan, tari kreasi Melayu, zapin tradisional Siak, lagu Melayu, syair berpasangan, berbalas pantun, pantun antar belanja, bujang dan dara Siak, senandung menidurkan anak, istiadat mengarak dan bersanding pengantin Siak, kuliner khas Siak dan bazar.
Kabupaten Siak sebagai warisan peninggalan kebudayaan Melayu, memahami betul betapa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat relefan dan selaras dengan ajaran agama Islam.
“Dari sini kami ingin menyuarakan bahwa Siak the trully Malay (Melayu sebenarnya) pada nasional dan internasional ada di Siak,” kata Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi di sela-sela pembukaan Festival Siak Bermadah XI, Jumat (4/10) malam di lapangan Siak Bermadah. Turut hadir Wakil Bupati Drs H Alfedri MSi, Sekda Drs H Amzar, Ketua DPRD Zulfi Murshal SH, Ketua Pengadilan Negeri Irfanuddin SH MH, dan para peserta festival dan tamu jemputan.
Pelaksanaan iven ini sebut bupati, merupakan wujud dari melestarikan budaya Melayu yang dikenal tak lekang di panas, dan lapuk di hujan. Di samping itu, sebagai pembinaan edukasi kebudayaan bagi generasi muda, agar mereka tahu dan mengenal kebudayaannya.
Festival ini diselenggarakan, 4-10 Oktober, dengan peserta dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Kepri, Kota Batam, Bengkalis, Kampar, Kepulauan Meranti, Kota Pekanbaru, Dumai, dan Siak. Sementara dari tim jemputan dari Malaysia dan Brunai Darussalam.
Dalam festival ini dilombakan, tari kreasi Melayu, zapin tradisional Siak, lagu Melayu, syair berpasangan, berbalas pantun, pantun antar belanja, bujang dan dara Siak, senandung menidurkan anak, istiadat mengarak dan bersanding pengantin Siak, kuliner khas Siak dan bazar.
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.