Oleh : Yuli Isnadi
[ArtikelKeren] OPINI - Semua yang diperlukan untuk menang pada Konvensi Capres Partai Demokrat (15/9) sudah dimiliki Dahlan Iskan.
Terpilihnya Dahlan Iskan sebagai Calon Presiden 2014-2019 dari Partai Demokrat seolah sebuah keniscayaan, hanya menunggu waktu saja.
Sejak jauh hari Partai Demokrat menyatakan bahwa para petinggi partai belambang Mercy tersebut tidak akan banyak mencampuri urusan konvensi, dan itu terbukti ketika pendiri sekaligus tokoh paling berpengaruh di partai tersebut, Presiden SBY, tidak hadir dalam pembacaan visi peserta konvensi guna memberi keleluasaan bagi peserta konvensi.
Indikator yang digunakan Partai Demokrat dalam memilih Capres hanya dua, yakni popularitas atau biasa dikenal elektabilitas, dan prestasi.
Secara hitung-hitungan politis, kedua indikator ini sangat logis digunakan. Karena apa gunanya memilih Capres sesuai dengan penilaian internal Partai Demokrat semata jika ternyata elektabilitas tokoh tersebut rendah alias rakyat tidak menginginkan.
Dan apa jadinya jika Capres yang dipilih betul memiliki elektabilitas tinggi alias diinginkan rakyat, namun setelah menjadi presiden, jangankan prestasi, justru menambah masalah di negara ini.
Elektabilitas dan prestasi oleh karenanya adalah dua hal yang harus dimiliki oleh seorang Capres dari Partai Demokrat.
Sejauh ini, elektabilitas dan prestasi yang dimiliki oleh Dahlan Iskan tertinggi, dan hampir mustahil bisa disaingi oleh kandidat Capres Konvensi Partai Demokrat manapun. Selain itu, Dahlan Iskan juga memiliki nilai ‘plus’, yaitu gaya komunikasi cerdas sehingga nyaman di hati rakyat.
Pada 12 September 2013, sebuah lembaga riset independen, Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), merilis hasil survei terkait elektabilitas kandidat Capres Partai Demokrat.
Dengan menggunakan metode penelitian cukup baik, diketahui bahwa elektabilitas Dahlan Iskan jauh di atas kandidat lainnya. Dahlan Iskan memiliki elektabilitas 31,6 persen, sedangkan tempat kedua dan ketiga masing-masing ditempati oleh Anies Baswedan dan Pramono Edhi Wibowo dengan angka 5,6 persen dan 2,6 persen.
Hasil survei ini menegaskan bahwa restu internal Partai Demokrat telah diberikan kepada Dahlan Iskan.
Di mata rakyat, Dahlan Iskan juga memiliki popularitas yang tinggi. Hasil survei Capres Nasional terbaru yang dirilis oleh Lembaga Klimatologi Politik (16/9) menyebutkan bahwa Dahlan Iskan merupakan satu-satunya peserta Konvensi Capres Partai Demokrat yang turut diperhitungkan di antara tokoh besar nasional lainnya, seperti Jokowi, Megawati, ARB (Abu Rizal Bakrie) dan Prabowo. Elektabilitas Dahlan Iskan tercatat 4,3 persen.
Barangkali ada yang beranggapan bahwa lembaga survei tidak netral, maka dari itu penulis melakukan survei mandiri dengan menggunakan instrumen ‘Google’ (16/9).
Nama ‘Dahlan Iskan’ dapat ditemukan google sebanyak 4.260.000 jenis laman. Angka ini jauh meninggalkan posisi kedua dan ketiga yang ditempati Gita Wirjayan dan Dino Patti Jalal dengan perolehan masing-masing 2.160.000 dan 884.000 jenis laman. Tingginya jumlah jenis laman berkode ‘Dahlan Iskan’ ini disebabkan oleh tingginya keingintahuan rakyat terhadap informasi mengenai Dahlan Iskan. Dengan kata lain, Dahlan Iskan merupakan tokoh paling populer di mata rakyat.
Ketika restu internal Partai Demokrat dan rakyat telah dimiliki, maka syarat terakhir yang akan mampu membuat Dahlan Iskan memenangkan Konvensi Capres Partai Demokrat adalah prestasi kerja, dan fakta memihak Dahlan Iskan.
Hasil survei Lembaga Survey Negara menyebutkan bahwa 20,4 persen rakyat merasa puas dengan kinerja Dahlan Iskan.
Prestasi ini kemudian diperlengkap dengan suksesnya sejumlah BUMN di bawah kendali Dahlan Iskan menembus tingkat dunia. Pertamina sebagai misal, berhasil menduduki peringkat ke-122 versi Fortune Globe 500, sebuah majalah bisnis prestisius dunia.
Popularitas dan prestasi kerja yang dimiliki Dahlan Iskan memang membuat angka popularitas Dahlan Iskan paling tinggi, namun keunikan gaya komunikasi Dahlan Iskan akan membuat angka popularitas yang sudah ada lebih melenjit.
Dahlan Iskan memiliki gaya komunikasi polos dan sederhana namun informasi tetap tersampaikan dengan baik kepada rakyat. Misalnya, Riaupos.com (16/9) mengutip pernyataan Dahlan Iskan terkait Konvensi Capres Partai Demokrat, “… Saya tidak akan kampanye secara khusus… Nggak apa-apa tidak terpilih (Capres Demokrat). Saya akan utamakan pekerjaan saya…”, atau “… terlambat (menghadiri Konvensi Capres) karena harus melaksanakan tugas pokok sebagai menteri…”.
Informasi yang disampaikan Dahlan Iskan ke benak publik sederhana. Dirinya memiliki integritas tinggi terhadap jabatan yang sedang diamanahkan terhadapnya, yaitu Menteri BUMN.
Benak rakyat dengan sendirinya akan menyimpulkan, “apa pun jabatan yang diberikan kepada Dahlan Iskan, maka ia akan melaksanakannya secara totalitas”, implikasinya, “jika amanah yang diberikan itu adalah presiden, maka Dahlan Iskan pun akan melaksanakannya secara totalitas”, maka, “kenapa tidak diberikan saja amanah itu kepadanya”.
Ada banyak contoh lainnya yang menggambarkan bagaimana kuatnya gaya komunikasi Dahlan Iskan. Namun dalam pada itu, gaya komunikasi Dahlan Iskan ini bukanlah pencitraan, karena berdasar fakta.
Hanya saja, pilihan cara penyampaiannya menghindarkan dirinya dari citra angkuh sehingga nyaman di hati rakyat. Kekuatan inilah yang akan membuat Dahlan Iskan semakin tidak terkejar oleh kandidat Capres Partai Demokrat lainnya.
Kesimpulan akhirnya, menurut penulis, memikirkan strategi pemenangan konvensi Capres Partai Demokrat memang penting, namun yang jauh lebih penting untuk diperhitungkan oleh seorang Dahlan Iskan adalah bagaimana menghadapi lawan seberat Jokowi dan Prabowo.
Karena walaubagaimanapun, kemenangan Dahlan Iskan pada Konvensi Capres Partai Demokrat hanya menunggu waktu.***
Yuli Isnadi, Asisten Peneliti MAP FISIPOL UGM
[ArtikelKeren] OPINI - Semua yang diperlukan untuk menang pada Konvensi Capres Partai Demokrat (15/9) sudah dimiliki Dahlan Iskan.
Terpilihnya Dahlan Iskan sebagai Calon Presiden 2014-2019 dari Partai Demokrat seolah sebuah keniscayaan, hanya menunggu waktu saja.
Sejak jauh hari Partai Demokrat menyatakan bahwa para petinggi partai belambang Mercy tersebut tidak akan banyak mencampuri urusan konvensi, dan itu terbukti ketika pendiri sekaligus tokoh paling berpengaruh di partai tersebut, Presiden SBY, tidak hadir dalam pembacaan visi peserta konvensi guna memberi keleluasaan bagi peserta konvensi.
Indikator yang digunakan Partai Demokrat dalam memilih Capres hanya dua, yakni popularitas atau biasa dikenal elektabilitas, dan prestasi.
Secara hitung-hitungan politis, kedua indikator ini sangat logis digunakan. Karena apa gunanya memilih Capres sesuai dengan penilaian internal Partai Demokrat semata jika ternyata elektabilitas tokoh tersebut rendah alias rakyat tidak menginginkan.
Dan apa jadinya jika Capres yang dipilih betul memiliki elektabilitas tinggi alias diinginkan rakyat, namun setelah menjadi presiden, jangankan prestasi, justru menambah masalah di negara ini.
Elektabilitas dan prestasi oleh karenanya adalah dua hal yang harus dimiliki oleh seorang Capres dari Partai Demokrat.
Sejauh ini, elektabilitas dan prestasi yang dimiliki oleh Dahlan Iskan tertinggi, dan hampir mustahil bisa disaingi oleh kandidat Capres Konvensi Partai Demokrat manapun. Selain itu, Dahlan Iskan juga memiliki nilai ‘plus’, yaitu gaya komunikasi cerdas sehingga nyaman di hati rakyat.
Pada 12 September 2013, sebuah lembaga riset independen, Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG), merilis hasil survei terkait elektabilitas kandidat Capres Partai Demokrat.
Dengan menggunakan metode penelitian cukup baik, diketahui bahwa elektabilitas Dahlan Iskan jauh di atas kandidat lainnya. Dahlan Iskan memiliki elektabilitas 31,6 persen, sedangkan tempat kedua dan ketiga masing-masing ditempati oleh Anies Baswedan dan Pramono Edhi Wibowo dengan angka 5,6 persen dan 2,6 persen.
Hasil survei ini menegaskan bahwa restu internal Partai Demokrat telah diberikan kepada Dahlan Iskan.
Di mata rakyat, Dahlan Iskan juga memiliki popularitas yang tinggi. Hasil survei Capres Nasional terbaru yang dirilis oleh Lembaga Klimatologi Politik (16/9) menyebutkan bahwa Dahlan Iskan merupakan satu-satunya peserta Konvensi Capres Partai Demokrat yang turut diperhitungkan di antara tokoh besar nasional lainnya, seperti Jokowi, Megawati, ARB (Abu Rizal Bakrie) dan Prabowo. Elektabilitas Dahlan Iskan tercatat 4,3 persen.
Barangkali ada yang beranggapan bahwa lembaga survei tidak netral, maka dari itu penulis melakukan survei mandiri dengan menggunakan instrumen ‘Google’ (16/9).
Nama ‘Dahlan Iskan’ dapat ditemukan google sebanyak 4.260.000 jenis laman. Angka ini jauh meninggalkan posisi kedua dan ketiga yang ditempati Gita Wirjayan dan Dino Patti Jalal dengan perolehan masing-masing 2.160.000 dan 884.000 jenis laman. Tingginya jumlah jenis laman berkode ‘Dahlan Iskan’ ini disebabkan oleh tingginya keingintahuan rakyat terhadap informasi mengenai Dahlan Iskan. Dengan kata lain, Dahlan Iskan merupakan tokoh paling populer di mata rakyat.
Ketika restu internal Partai Demokrat dan rakyat telah dimiliki, maka syarat terakhir yang akan mampu membuat Dahlan Iskan memenangkan Konvensi Capres Partai Demokrat adalah prestasi kerja, dan fakta memihak Dahlan Iskan.
Hasil survei Lembaga Survey Negara menyebutkan bahwa 20,4 persen rakyat merasa puas dengan kinerja Dahlan Iskan.
Prestasi ini kemudian diperlengkap dengan suksesnya sejumlah BUMN di bawah kendali Dahlan Iskan menembus tingkat dunia. Pertamina sebagai misal, berhasil menduduki peringkat ke-122 versi Fortune Globe 500, sebuah majalah bisnis prestisius dunia.
Popularitas dan prestasi kerja yang dimiliki Dahlan Iskan memang membuat angka popularitas Dahlan Iskan paling tinggi, namun keunikan gaya komunikasi Dahlan Iskan akan membuat angka popularitas yang sudah ada lebih melenjit.
Dahlan Iskan memiliki gaya komunikasi polos dan sederhana namun informasi tetap tersampaikan dengan baik kepada rakyat. Misalnya, Riaupos.com (16/9) mengutip pernyataan Dahlan Iskan terkait Konvensi Capres Partai Demokrat, “… Saya tidak akan kampanye secara khusus… Nggak apa-apa tidak terpilih (Capres Demokrat). Saya akan utamakan pekerjaan saya…”, atau “… terlambat (menghadiri Konvensi Capres) karena harus melaksanakan tugas pokok sebagai menteri…”.
Informasi yang disampaikan Dahlan Iskan ke benak publik sederhana. Dirinya memiliki integritas tinggi terhadap jabatan yang sedang diamanahkan terhadapnya, yaitu Menteri BUMN.
Benak rakyat dengan sendirinya akan menyimpulkan, “apa pun jabatan yang diberikan kepada Dahlan Iskan, maka ia akan melaksanakannya secara totalitas”, implikasinya, “jika amanah yang diberikan itu adalah presiden, maka Dahlan Iskan pun akan melaksanakannya secara totalitas”, maka, “kenapa tidak diberikan saja amanah itu kepadanya”.
Ada banyak contoh lainnya yang menggambarkan bagaimana kuatnya gaya komunikasi Dahlan Iskan. Namun dalam pada itu, gaya komunikasi Dahlan Iskan ini bukanlah pencitraan, karena berdasar fakta.
Hanya saja, pilihan cara penyampaiannya menghindarkan dirinya dari citra angkuh sehingga nyaman di hati rakyat. Kekuatan inilah yang akan membuat Dahlan Iskan semakin tidak terkejar oleh kandidat Capres Partai Demokrat lainnya.
Kesimpulan akhirnya, menurut penulis, memikirkan strategi pemenangan konvensi Capres Partai Demokrat memang penting, namun yang jauh lebih penting untuk diperhitungkan oleh seorang Dahlan Iskan adalah bagaimana menghadapi lawan seberat Jokowi dan Prabowo.
Karena walaubagaimanapun, kemenangan Dahlan Iskan pada Konvensi Capres Partai Demokrat hanya menunggu waktu.***
Yuli Isnadi, Asisten Peneliti MAP FISIPOL UGM
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.